Karya : Zahirah ZahraÂ
Terlihat kelopaknya menggugurkan pasrah di antara tapal waktu yang kisruh, sebelum datang semi merenggut paksa anomali rasa. Teramat lemah mengurai tawa, kalap dilahap jubah berparas jemawanya kehidupan. Di manakah rimba kesabaran bersembunyi, selayaknya malam yang kalah menyudahi mimpi-mimpi ketika mata terbelalak menajamkan sepi.Â
Mungkin ini hanya satu di antara kelemahan yang datang sesaat menampar keputusasaan. Sebelum datangnya kuat mengemas dedoa pemahat kesah tak berkesudah yang mampu meneguhkan gigih. Seribu makna terangkum dalam ruang eunoia bertabur gemintang di langit derana. Purnama menghitung lelah, hadirkan gelebah. Hingga yang terngiang hanya syukur dalam setiap perdebatan hati.Â
Swastamita menggenapkan senja, ketika malam bertakhta membawa pergi sejumput gulana di antara semaknya belantara lengkara. Aku terdiam menikmati kesyahduan sajak yang bisu, meredam sedu di beranda kesunyian jiwa, hanya berteman jejak-jejak keterasingan waktu. Aku ingin pulang menamatkan kisah perjalanan yang terasa panjang, tersebab dalam saujana muara tuju hilang arah ditelan kegelapan.Â
Bekasi, 20 Januari 2023