"Bu guru ... kalau aku bahagianya jika main sama teman-teman di sekolah. Kalau di rumah malah aku gak bahagia. Soalnya, Mama ga bolehin aku main handphone," ucap Rania yang sedari tadi ikutan nimbrung.Â
"Justru itu bagus, Rania. Artinya orang tua kamu tidak ingin kamu menjadi korban kecanduan gadget. Karena itu sangat merusak mental anak-anak seusia kalian," Bu Zahra melirik Rafa yang sedang asyik bermain game online.Â
***
Bel pulang sudah berbunyi. Anak-anak sudah boleh diizinkan pulang oleh Bu Zahra. Hanya tinggal Rafa sendri. Sebelum pulang Bu Zahra memang berpesan kepada Rafa agar jangan pulang dulu, karena Bu Zahra ingin berbincang-bincang.Â
"Rafa ... Bu Zahra sudah tahu masalah kamu sekarang. Kenapa kamu akhir-akhir ini tampak murung di sekolah. Kamu di rumah sering main game?"
"Iya, Bu," jawab Rafa, menganggukkan kepala.Â
"Sampai jam berapa biasanya?"
"Setelah pulang sekolah sampai malam hari," jawab Rafa.Â
"Ya Allah ... itu berlebihan, Sayang. Kalau seperti ini terus, kamu bisa kecanduan dan kesehatan mental kamu terganggu. Buktinya, tak ada satu pun yang bisa mengobati kegalauanmu kecuali ibu suguhkan handphone," sesal Bu Zahra.Â
Tapi beberapa Minggu ini, handphone saya rusak. Jadi saya tidak bisa main game online lagi," keluh Rafa. Wajahnya tertunduk, kembali murung seperti sedia kala.Â
"Pantes saja. Baiklah, ibu akan konsultasikan kepada guru BK. Setelah itu pihak sekolah mungkn akan memanggil orang tuamu, agar masalah kamu cepat terselesaikan," tegas Bu Zahra.Â