Mohon tunggu...
Tamara oktavia sari
Tamara oktavia sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

reading

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Diri Sendiri Untuk Kepribadian Yang Lebih Baik - Artikel Konseptual

24 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 24 Desember 2022   17:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MEMAHAMI DIRI SENDIRI UNTUK KEPRIBADIAN YANG LEBIH BAIK

Tamara Oktavia Sari

Vera Sardila

Abstrak 

Percaya diri adalah suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri, sehingga dalam melakukan tindakan tidak merasa cemas dan bisa merasa bebas untuk melakukan hal-hal sesuai dengan keinginan diri sendiri. Orang yang percaya diri mampu mendorong dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi setiap harinya. Namun, tampil percaya diri dalam segala situasi dan kondisi ternyata masih banyak orang yang sulit untuk melakukannya. Dengan adanya pemahaman diri secara kuat maka seseorang bisa membangun rasa percaya dirinya secara cepat.

Pendahuluan 

Kondisi kepribadian yang penuh percaya diri atau sebaliknya merupakan suatu kondisi yang sudah tersimpan dan terprogram di dalam batin bawah sadar. Segala sesuatu yang sudah terprogram di dalam batin bawah sadar, baik positif maupun negatif, akan menjadi suatu kecenderungan yang kuat dan otomatis mempengaruhi seseorang. Pengalaman manis atau pengalaman yang direspon secara positif akan membuat batin bawah sadar mendominasi kepribadian seseorang dengan dorongan tingkah laku secara positif. Sedangkan pengalaman pahit atau pengalaman yang direspon secara negatif akan membuat batin bawah sadar mendominasi seseorang dengan tingkah laku yang negatif dalam berbagai macam bentuk gangguan mental. Misalnya, pengalaman hidup seseorang yang di didik terlalu keras akan membuat batin bawah sadar mendominasi kepribadian dengan kecenderungan untuk mudah cemas, takut berbicara, gugup, dan tidak percaya diri. Oleh karena itu, rasa tidak percaya diri yang sudah mendominasi kepribadian seseorang, biasanya akan membuat kegagalan yang sangat fatal karena ia merasa tidak mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam kehidupannya.

Konsep Diri dan Kepercayaan Diri 

Setiap orang pasti menginginkan kepribadian yang lebih baik. Kita semua memang dilahirkan dengan rangkaian kekuatan dan kelemahan. Kita semua dilahirkan dengan ciri khas watak kita sendiri, bahan mentah kita sendiri, jenis batu kita sendiri. Kita mulai dengan rangkaian ciri khas bawaan kita masing-masing. Beberapa kualitas kita indah bertatahkan emas, sedangkan beberapa lainnya bercacat dengan garis-garis kelabu. Keadaan kita, IQ kita, ekonomi kita, lingkungan kita, dan pengaruh orang tua yang bisa mencetak kepribadian kita, tetapi batu dibawahnya masih tetap sama.

Barbara De Angelis, Ph.D seorang penulis terkenal Amerika, menceritakan bahwa selama hidupnya dia merasa tidak percaya diri. Baru ketika usianya beranjak 30 tahun dia mulai mampu mengembangkan kepercayaan dirinya. Bagaimana dengan Bill Gates pada masa mudanya cenderung minder, tetapi dimasa dewasa mampu menemukan bakat dan potensinya sehingga berhasil menjadi konglomerat dunia dalam bisnis IT dan komputer.

Jadi percaya diri itu sangat penting dalam kehidupan manusia dan akan  mengantarkan seseorang dalam mencapai kesuksesan. Kepercayaan diri tumbuh berawal dari penerimaan diri. Hakikat kepercayaan diri bersumber dari prinsip-prinsip dan nilai-nilai luhur yang diyakini oleh individu, bukan merupakan kelebihan fisik, materi, atau prestasi semata. Orang yang percaya diri merasa bahwa dia telah melakukan yang terbaik dengan usahanya dan berusaha mengaktualkan nilai-nilai luhur dalam hidupnya.

Menurut Charles Horton Cooley, konsep diri dapat dimunculkan dengan melakukan pembayangan diri sendiri sebagai orang lain, yang disebutnya sebagai looking-glass self (diri-cermin) seakan-akan kita menaruh cermin dihadapan kita sendiri. Prosesnya bisa dimulai dengan membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita menarik atau tidak menarik. Proses kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Apakah orang lain menilai kita menarik, cerdas, atau tidak menarik. Proses ketiga, kita kemudian mengalami perasaan bangga atau kecewa atas percampuran penilaian diri kita sendiri dan penilaian orang lain. Jadi jika penilaian kita terhadap diri sendiri positif dan orang lainpun menilai kita positif, maka kemudian kita dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Jika sebaliknya, penilaian orang lain terhadap diri kita negatif, dan kita pun menilai diri kita negatif, maka yang terjadi kemudian kita mengembangkan konsep diri yang negatif.

Konsep diri kita terutama terbentuk dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang-orang terdekat dalam kehidupan kita. Orang-orang terdekat ini dinamakan sebagai significant others seperti ayah, ibu, kakak, adik, saudara, atau teman dekat kita. Jika kebanyakan orang-orang terdekat kita menilai diri kita secara positif, maka kita pun akan mengembangkan konsep diri yang positif pula. Selain orang-orang terdekat kita, kelompok rujukan juga ikut mempengaruhi konsep diri kita. Kelompok rujukan misalnya kelompok organisasi yang kita ikuti. Sebagai contoh, seorang anak yang hidup ditengah-tengah keluarga akan sangat dipengaruhi penilaian-penilaian dari orang-orang terdekatnya. Konsep diri pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak, sehingga menjadi sangat penting untuk dipahami oleh orang-orang terdekatnya seperti apa yang dikatakan oleh Dorothy Law Nolte sebagai berikut: “Bagaimana jika kita memiliki konsep diri yang negatif”? kita cenderung berperilaku sesuai dengan konsep diri kita yang biasa disebut sebagai self-fullfiling prophecy (ramalan yang dipenuhi sendiri). Sebagai contoh, jika kita mempersepsi dan menganggap diri kita sebagai orang yang malas, maka kita pun akan cenderung memunculkan perilaku malas. Sehingga jelaslah bahwa konsep diri ini sangat menentukan kesuksesan kita di masa depan. Seperti premis berpikir positif yaitu “You don’t think what you are, but you are what you think”. Jadi pada dasarnya anak itu belajar dari kehidupannya yang akan membuatnya memiliki konsep diri yang positif maupun konsep diri yang negatif yang akan membentuk kepribadian dalam diri anak tersebut.

Kebanyakan setiap orang yang diabaikan dan tidak mendapat perhatian dari lingkungan sekitar akan mengalami gangguan penyesuaian diri dan kurang mampu secara optimal mengembangkan bakat dan potensinya untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kepercayaan diri pada diri seseorang yaitu sebagai berikut:

  • Menanamkan keyakinan pada kita mampu melakukan sesuatu.
  • Menanamkan keyakinan bahwa kita mampu mengatasi setiap permasalahan yang ada.

Membangun rasa percaya diri dengan cepat merupakan usaha untuk menetralisasi gangguan mental yang terjadi secara insidental di dalam situasi tertentu dalam bentuk ketegangan, gugup, grogi, salah tingkah, dan sebagainga. Untuk keperluan tersebut, kita bisa melakukan relaksasi dan sugesti secara praktis sebagai berikut:

  • Berdoa

Kita perlu memahami banyak hal diluar kendali manusia, sehingga membutuhkan pertolongan Allah SWT. Tanamkan keimanan dan keyakinan dalam diri kita bahwa Allah SWT akan selalu membantu hambanya yang sabar dan taat. Untuk dapat mencapai rasa percaya diri yang kuat kita memang membutuhkan kecerdasan spiritual agar mampu bertahan dalam kehidupan yang penuh dengan stres, tekanan dan kompetisi yang keras.

  • Napas pembangkit energi dan sugesti percaya diri

Teknik pernapasan pembangkit energi dan sugesti percaya diri akan memberikan manfaat dalam hal mengontrol irama napas. Irama napas yang terkontrol akan membuat detak jantung juga lebih terkontrol. Efek positif yang timbul kemudian adalah ketegangan bisa ditahan, dikurangi, bahkan dihilangkan. Ucapkan di dalam hati kalimat autosugesti seyakin-yakinnya “bangkitlah ketenangan dan kekuatanku, bangkitlah rasa percaya diriku”berusahalah untuk meyakinkan dan merasakan autusugesti yang anda ucapkan sebagai kenyataan yang akan berwujud secara bertahap. Anda bisa mengulangi teknik napas pembangkit energi dan sugesti percaya diri ini sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan di dalam situasi tertentu.

Kesimpulan 

Perkembangan rasa percaya diri seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupannya dimasa lalu. Itulah sebabnya tidak semua orang bisa dengan mudah memiliki rasa percaya diri yang kuat. Meskipun demikian, selama seseorang masih memiliki kemauan yang kuat dan stabil, selama itu pula usaha untuk mengatasi rasa tidak percaya diri, terutama yang parah dan usaha untuk membangun rasa percaya diri yang ideal masih tetap bisa dilakukan. Usaha untuk membangun rasa percaya diri secara cepat dalam berbagai situasi bisa lakukan dengan memahami diri sendiri tentang kelemahan-kelemahan yang ada dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.

Saran 

Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Lakukan hal-hal yang membahagiakanmu. Carilah atau bergaulah dengan orang-orang positif. Lakukan perubahan yang baik pada dirimu agar kamu merasa nyaman, lalu fokuslah pada dirimu sendiri.

Daftar Pustaka 

Farozin, Muh dan Fathiyah, Kartika Nur. Pemahaman Tingkah Laku Individu. 2004. Jakarta: Rineka Cipta

Hakim,Thursan. 2005. Mengatasi Rasa Tidak percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara.

Littauer, Florence. 2002. Personality Plus (Bagaimana Memahami Orang Lain Dengan Memahami Diri Sendiri). Jakarta: Binarupa Aksara.

Ramadhani, Savitri. 2006. Positive Communication (Mengembangkan EQ dan Kepribadian Positif). Jogjakarta: Diglossia Media.

Supratiknya. 1995. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius

https://www.qubisa.com/article/pengertian-kepercayaan-diri-cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun