Mohon tunggu...
Tamara oktavia sari
Tamara oktavia sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

reading

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Diri Sendiri Untuk Kepribadian Yang Lebih Baik - Artikel Konseptual

24 Desember 2022   07:00 Diperbarui: 24 Desember 2022   17:46 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Charles Horton Cooley, konsep diri dapat dimunculkan dengan melakukan pembayangan diri sendiri sebagai orang lain, yang disebutnya sebagai looking-glass self (diri-cermin) seakan-akan kita menaruh cermin dihadapan kita sendiri. Prosesnya bisa dimulai dengan membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti dalam cermin. Misalnya, kita merasa wajah kita menarik atau tidak menarik. Proses kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Apakah orang lain menilai kita menarik, cerdas, atau tidak menarik. Proses ketiga, kita kemudian mengalami perasaan bangga atau kecewa atas percampuran penilaian diri kita sendiri dan penilaian orang lain. Jadi jika penilaian kita terhadap diri sendiri positif dan orang lainpun menilai kita positif, maka kemudian kita dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Jika sebaliknya, penilaian orang lain terhadap diri kita negatif, dan kita pun menilai diri kita negatif, maka yang terjadi kemudian kita mengembangkan konsep diri yang negatif.

Konsep diri kita terutama terbentuk dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang-orang terdekat dalam kehidupan kita. Orang-orang terdekat ini dinamakan sebagai significant others seperti ayah, ibu, kakak, adik, saudara, atau teman dekat kita. Jika kebanyakan orang-orang terdekat kita menilai diri kita secara positif, maka kita pun akan mengembangkan konsep diri yang positif pula. Selain orang-orang terdekat kita, kelompok rujukan juga ikut mempengaruhi konsep diri kita. Kelompok rujukan misalnya kelompok organisasi yang kita ikuti. Sebagai contoh, seorang anak yang hidup ditengah-tengah keluarga akan sangat dipengaruhi penilaian-penilaian dari orang-orang terdekatnya. Konsep diri pada akhirnya akan mempengaruhi pembentukan kepribadian anak, sehingga menjadi sangat penting untuk dipahami oleh orang-orang terdekatnya seperti apa yang dikatakan oleh Dorothy Law Nolte sebagai berikut: “Bagaimana jika kita memiliki konsep diri yang negatif”? kita cenderung berperilaku sesuai dengan konsep diri kita yang biasa disebut sebagai self-fullfiling prophecy (ramalan yang dipenuhi sendiri). Sebagai contoh, jika kita mempersepsi dan menganggap diri kita sebagai orang yang malas, maka kita pun akan cenderung memunculkan perilaku malas. Sehingga jelaslah bahwa konsep diri ini sangat menentukan kesuksesan kita di masa depan. Seperti premis berpikir positif yaitu “You don’t think what you are, but you are what you think”. Jadi pada dasarnya anak itu belajar dari kehidupannya yang akan membuatnya memiliki konsep diri yang positif maupun konsep diri yang negatif yang akan membentuk kepribadian dalam diri anak tersebut.

Kebanyakan setiap orang yang diabaikan dan tidak mendapat perhatian dari lingkungan sekitar akan mengalami gangguan penyesuaian diri dan kurang mampu secara optimal mengembangkan bakat dan potensinya untuk mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kepercayaan diri pada diri seseorang yaitu sebagai berikut:

  • Menanamkan keyakinan pada kita mampu melakukan sesuatu.
  • Menanamkan keyakinan bahwa kita mampu mengatasi setiap permasalahan yang ada.

Membangun rasa percaya diri dengan cepat merupakan usaha untuk menetralisasi gangguan mental yang terjadi secara insidental di dalam situasi tertentu dalam bentuk ketegangan, gugup, grogi, salah tingkah, dan sebagainga. Untuk keperluan tersebut, kita bisa melakukan relaksasi dan sugesti secara praktis sebagai berikut:

  • Berdoa

Kita perlu memahami banyak hal diluar kendali manusia, sehingga membutuhkan pertolongan Allah SWT. Tanamkan keimanan dan keyakinan dalam diri kita bahwa Allah SWT akan selalu membantu hambanya yang sabar dan taat. Untuk dapat mencapai rasa percaya diri yang kuat kita memang membutuhkan kecerdasan spiritual agar mampu bertahan dalam kehidupan yang penuh dengan stres, tekanan dan kompetisi yang keras.

  • Napas pembangkit energi dan sugesti percaya diri

Teknik pernapasan pembangkit energi dan sugesti percaya diri akan memberikan manfaat dalam hal mengontrol irama napas. Irama napas yang terkontrol akan membuat detak jantung juga lebih terkontrol. Efek positif yang timbul kemudian adalah ketegangan bisa ditahan, dikurangi, bahkan dihilangkan. Ucapkan di dalam hati kalimat autosugesti seyakin-yakinnya “bangkitlah ketenangan dan kekuatanku, bangkitlah rasa percaya diriku”berusahalah untuk meyakinkan dan merasakan autusugesti yang anda ucapkan sebagai kenyataan yang akan berwujud secara bertahap. Anda bisa mengulangi teknik napas pembangkit energi dan sugesti percaya diri ini sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan di dalam situasi tertentu.

Kesimpulan 

Perkembangan rasa percaya diri seseorang sangat dipengaruhi oleh latar belakang kehidupannya dimasa lalu. Itulah sebabnya tidak semua orang bisa dengan mudah memiliki rasa percaya diri yang kuat. Meskipun demikian, selama seseorang masih memiliki kemauan yang kuat dan stabil, selama itu pula usaha untuk mengatasi rasa tidak percaya diri, terutama yang parah dan usaha untuk membangun rasa percaya diri yang ideal masih tetap bisa dilakukan. Usaha untuk membangun rasa percaya diri secara cepat dalam berbagai situasi bisa lakukan dengan memahami diri sendiri tentang kelemahan-kelemahan yang ada dan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya.

Saran 

Berhentilah membandingkan dirimu dengan orang lain. Lakukan hal-hal yang membahagiakanmu. Carilah atau bergaulah dengan orang-orang positif. Lakukan perubahan yang baik pada dirimu agar kamu merasa nyaman, lalu fokuslah pada dirimu sendiri.

Daftar Pustaka 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun