Mohon tunggu...
Tamara Nikita
Tamara Nikita Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Alam adalah Guru dengan Segala Praktik bagi Manusia

2 Mei 2017   09:53 Diperbarui: 2 Mei 2017   17:03 2337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hakikatnya alam tak pernah bisa dipisahkan dari manusia, sebagai mana kita lihat dalam keseharian kita. Kita membutuhkan pepohonan untuk memberikan oksigen,mencegah banjir,mencegah longsor dan sebagainya. Dalam hal lain kita membutuhkan alam sebagai tempat rekreasi, dimana saat ini telah banyak tempat  tersembunyi seperti di tengah hutan atau di pinggiran tebing, kini menjadi wahana bagi manusia-manusia yang telah penat dalam likuk kehidupan di perkotaan seperti air terjun , telaga, goa dan lainnya. Saat ini gunungpun menjadi salah satu tempat yang sangat diminati para penduduk bumi dihari hari libur. Tidak heran jika sekarang banyak gunung yang dulunya tak pernah dijamah manusia awam kini menjadi ramai mengimbangi mal-mal diperkotaan.

Indonesia memiliki banyak gunung yang menyimpan keunikan tersendiri mulai dari hutannya, track, sungai yang mengalir, mata air, pemandangan serta hal hal mistis yang tentu pasti ada di setiap gunung itu sendiri.  Kita meyadari bahwa gunung adalah habitat yang sulit ditempati  manusia karena berbagai satwa liar dan tumbuhan beranekaragam telah berkembang biak di sana jauh sebelum kita mengenal olahraga mendaki gunung.

Mungkinkah mendaki gunung adalah sebuah olah raga? Mungkin bisa dibilang demikian. Namun bukan olahraga ringan yang hanya berlari atau jalan di tengah hutan. Mendaki gunung adalah olahraga berat yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang tinggi. Karena banyaknya orang yang beranggapan bahwa mendaki gunung bukanlah olahraga yang berat, atau hanya sekedar berekreasi, lalu mereka sering melupakan hal hal terpenting dalam pendakian. Hal inilah yang sering menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan ringan seperti jatuh terluka,terkilir atau kecapean, bahkan bisa juga menyebabkan seseorang kehilangan nyawa. Maka dari itu untuk melakukan olah raga yang satu ini ada baik nya kita mengenali dulu apa itu pendakian, hal apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mendaki  seperti perlengkapan pribadi yang bisa melindungi kita dari berbagai resiko selama pendakian, tak lupa pula makanan yang harus kita sesuaikan dengan berapa lama waktu yang akan kita habiskan di gunung, karna kekurangan makanan bisa menjadi faktor utama yang bisa membahaykan diri kita dan mungkin juga tim kita. Kita juga tak  bisa meremehkan persiapan fisik dan mental. Segala kemungkinan perubahan hidup dari yang normal ke kondisi yang tidak normal bisa terjadi selama kita dialam bebas, ketika seseorang merasa kecapean ia akan mudah terserang rasa dingin hinga berhalusinasi, faktor  iamerasa kecapean karna menyepelekan latihan fisik yang seharusnya ia manejemen sebelum pendakian dimulai. Mungkin juga di pertengahan jalan kita bisa dihadapkan dengan hal-hal diluar dugaan kita seperti binatang buas atau makhluk yang sejatinya adalah penghuni tetap gunung tersebut, jikalau kita tidak memiliki mental yang tinggi itu akan menjadi pemicu rasa khawatir kita yang berlebihan hingga akhirnya kita menjadi orang yang tak terkendali.

Mendaki gunung berarti kita berpetualang di alam bebas yang merupakan wujud dari dalam diri, yang menggunakan mental, fikiran, yang awalnya tentu didasari oleh rasa penasaran dan tanda tanya besar dalam diri, hingga akhirnya melakukan sebuah perjalan dan  mengakhirinya dengan rasa syukur yang teramat setelah kita berhasil dalam pendakian tersebut. Setiap orang pasti merasakan was was, merasa takut akan bahaya yang bisa saja kita hadapi baik secara fisik dan psikologis, tetapi dengan adanya rasa itulah yang menjadikan kita orang yang berfikir untuk menggunakan mental, fisik serta psikologis kita sebaik mungkin dalam menghadapi tantangan. Bahkan mungkin kita juga dituntut untuk memiliki bakat khusus yang mungkin diperlukan dalam sebuah pendakian. Selain itu perlu kita ketahui juga, setelah kita mengerti pentingnya fisik, mental serta psikologis dalam pendakian.

Biaya merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pendakian, tanpa adanya biaya yang mencukupi pendakian itu bisa terhambat atau bahkan mungkin bisa saja gagal, oleh karna itu memanajemen perjalan itu wajib kita kuasai agar kita mengetahui berapa banyak biaya yang kita perlukan. Namun setelah kita memanajemen perjalanan itu, kita akan merasa betapa mewahnya sebuah perjalanan hanya untuk mengunjungi sebuah gunung, seperti contoh biaya transport apa yang harus kita gunakan, pesawatkah,kapal,mobil atau motorkah? Fasilitas juga harus kita masukkan kedalam manajemen itu, serta memanajemen waktu juga mempengaruhi seberapa banyak uang yang harus kita keluarkan. Jika semua sudah terencana dengan baik dan matang, segala sesuatu yang kita butuhkan sudah tersusun dengan rapi serta uang menyesuaikan maka pertualangan kita bukan hanya sekedar olahraga biasa, kita akan mendapatkan hal-hal baru yang mungkin tidak akan pernah kita dapatkan dalam kehidupan kita dalam keseharian di hiruk pikuk perkotaan.

Banyak orang yang bertanya, kenapa mau mendaki gunung? Kenapa harus gunung? Kenapa bukan pantai, sungai atau lainnya? Kenapa mau menghabiskan banyak uang hanya untuk meletihkan badan? Itu semua merupakan pertanyaan biasa bagi para awam yang belum tau apa manfaat non material yang bisa didapatkan tanpa kita sadari. Hal tersebut yaitu:

  • Membuat fisik dan mental lebih berguna dalam hal positif

1452569658847-5907f025b5937383048b4567.jpg
1452569658847-5907f025b5937383048b4567.jpg
Berjalan digunung tidak sama hal nya berjalan di hutan samping rumah atau menuju sebuah air terjun yang berada di tengah hutan. Berjalan digunung lebih membutuhkan tenaga yang tidak sedikit, karena jalan yang kita hadapi bukan hanya jalan yang di tutupi oleh akar akar pohon besar, namun kita juga menemukan jalan yang menanjak, curam, jalan yang bertepikan jurang dan tebing yang jikalau kita tergelincir hanya membuat kita cacat atau tinggal nama. Seiring dengan itu mental dalam hal ini sangat sejalan dengan fisik kita, jika fisik kita melemah mental kita akan turun, jadi bangunlah fisik yang kuat agar mental kita akan tetap kokoh dalam berhadapan dengan alam yang memaksa kita harus mandiri dalam mempertahankan hidup di alam yang bebas dan liar. Jika kita telah memiliki fisik dan mental yang kokoh itu akan sangat bermanfaat dalam perjalanan kita bersama tim. Bangga rasanya disaat kita bisa menolong diri kita dan teman kita dalam suasana seperti dalam pendakian. Dan tentu saja itu juga dapat kita aplikasikan dalam kehidupan sehari hari kita.
  • Menekan rasa egoism dalam diri

dscf9673-jpg-5907f117eaafbdf737d75ef9.jpg
dscf9673-jpg-5907f117eaafbdf737d75ef9.jpg
Setiap orang pasti memiliki rasa egois, tidak mungkin tidak, ketika seseorang ingin melihatkan kemampuannya didepan banyak orang dan ingin menang sendiri dengan merasa dia lebih mampu untuk melakukan semuanya tanpa bantuan. Gunung sekarang banyak dipenuhi oleh orang orang egoism tinggi, semua merasa harus mencapai puncak pokoknya harus puncak, jika belum puncak mereka belum mendaki, hingga akhirnya mereka melupakan attitude . dengan sikap seperti itulah yang akhirnya menyusahkan orang bahkan banyak orang, jika terjadi sesuatu yang dikarenakan kesombongan,keegoisan dan ketidak tahuan. Namun jika kita mendaki gunung atas dasar kita menghargai kesamaan setiap orang, hak dan peraturan yang berlaku, itu akan menekan keegoisan dalam diri kita. Oleh karna itu jadilah bagian dari orang orang yang mengerti arti sebuah peraturan, tata kerama dan sopan santun. Jika kita mengerti bahwa setiap perjalanan bukan hanya kita sendiri aturlah, tahanlah rasa egois itu untuk keberhasilan bersama. Karna satu saja yang bersikap egois akan mengacaukan semuanya bahkan tanpa terkecuali.
  • Mewujudkan sikap solidaritas yang tinggi dengan sesama

new-5907f232b993731f246e253b.jpg
new-5907f232b993731f246e253b.jpg
Kebanyakan dan pada umumnya mendaki gunung selalu melibatkan beberapa teman bahkan orang yang sebelumnya belum pernah kita kenal sama sekali. Nah dalam hal ini kita dituntut untuk kerjasama dengan kompak. Dengan terciptanya kerja sama yang kompak itu akan mempermudah pendakian bahkan akan meminimalisir resiko kecelakaan sesame anggota tim. Sebagai contohnya, jika dalam sebuah pendakian pasti ada pembagian tugas atau lebih tepatnya inisiatif sendiri dalam mengambil tugas apa yang dia rasa dia perlu melakukannya demi kepentingan bersama, seperti mengambil air, sering kali tempat pengambilan air di gunung memiliki jalan yang terjal, apakah mungkin membiarkan seorang wanita yang mengambil air sedangkan banyak pria dalam sebuah tim pendakian, tentu tidak, bekerja samalah demi menekan resiko kecelakaan bersama.
  • Mencetak jati diri yang tangguh

img-6970537572459-5907f263c5afbda85910d01d.jpeg
img-6970537572459-5907f263c5afbda85910d01d.jpeg
Kecerdasan kita akan terbentuk kerena kegiatan kita di alam bebas. Karena kita membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tertentu, dan itu semua kita dapatkan dari teori teori dan praktek yang di lakukan tidak dengan setengah hati. Karena di gunung kita dihadapkan oleh tekanan tekanan  yang besar, jelas, nyata dan jauh dari peradaban, tidak akan ada penolong selain diri kita sendiri dan teman sesame pendakian. Untuk itulah kita dilatih untuk jadi orang yang tangguh bukan sebagai pribada untuk diri sendiri melainkan juga untuk team dengan bekerjasama dengan baik agar pendakian sukses.
  • Melatih Memanajemen dan mengambil keputus dengan cerdas dan cepat

Mengapa manajemen menjadai salah satu hal yang bisa kita rsakan manfaatnya dalam sebuah petualangan?  Tentunya sebelum perjalanan dimulai kita akan memperhitungkan segala sesuatunya agak semua berjalan sesuai yang kita harapkan, mulai dari perhitungan waktu, perhitungan biaya, perhitungan berapa banyak logistic yang harus kita bawa. Apabila manajemen itu bagus maka insyaallah semua berjalan lancar. Kita juga akan dituntut dalam mengambil keputusan, hal ini akan membentu karakter diri kita yang dewasa. Seperti misalnya di pertengahan jalan ada anggota team yang terserang sakit dan cuaca yang tidak memungkinkan untuk kita melanjutkan perjalanan, karna itu kita akan di tuntut untuk mengambil keputusan yang cepat dan cerdas demi keselamatan kita bersama. Hal ini tentu juga dapat kita aplikasikan bukan hanya di perjalan ke gunung melainkan juga dalam keseharian kita di tempat kerja, kampus, oragnisasi bahkan juga keluarga.

  • Mengintropeksi diri

dscf9845-jpg-5907f2f04723bdb82454a777.jpg
dscf9845-jpg-5907f2f04723bdb82454a777.jpg
Kebayang tidak selama mendaki , itu bisa membuat kita mengintropeksi diri. Siapa diri kita? Seberapa besar diri kita? Setangguh apa diri kita? Apa yang bisa kita sombongi dalam diri kita? Siapa diri kita,kita hanya manusia biasa yang masih memiliki banyak kekurangan, kita tidak lebih besar dari keangkuhan yang mungkin kita perbuat selama ini, untuk ketangguhan, kita tidak pernah kuat sendiri disaat kita dilanda cobaan, pasti saja kita selalu berharap pertolongan dari orang lain. Tidak ada yang pantas kita sombongi dalam hidup kita, semuanya bersifat fana,sementara dan akan hilang pada waktunya. Pernahkan ketika diatas gunung disaat matahari telah terbenam dan lampu lampu didataran rendah telah menyala, melihatlah kearah lampu lampu itu,betapa kecilnya ,betapa redupnya sinaran dari gedung gedung tinggi itu dari atas gunung . Bahkan kita pun tak akan terlihat dari atas gunung sana, itukah yang harus kita sombongi dengan kecilnya kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan? Kita mengintropeksi diri kita, maka kita akan menghargai kehidupan kita.
  • Mensyukuri keagungan Tuhan

1453908720694-5907f307b67e61922bd456bf.jpg
1453908720694-5907f307b67e61922bd456bf.jpg
newww-5907f437ff22bd776bd89a99.jpg
newww-5907f437ff22bd776bd89a99.jpg
20140817-062143-5907f3b44723bd721f54a777.jpg
20140817-062143-5907f3b44723bd721f54a777.jpg
Segala yang ada di alam ini adalah ciptaan Tuhan, Tuhan menciptakan segalanya untuk kepentingan umat manusia. Oleh karena itu wajiblah bagi kita untuk menjaga dan merawatnya sebaik mungkin demi generasi yang akan datang. Ketika kita berada di puncak gunung, kita akan melihat hamparan hijau yang luas, bangunan bangunan tinggi yang berubah menjadi seperti butiran kerikil, lautan luas yang membuat kita terkagum akan keindahannya. Terlepas daripada itu pastilah akan timbul decak kekaguman kita, melihat betapa kuasanya Tuhan akan segala ciptaannya. Mensyukuri kebesaran tuhan meberikan rasa damai kita dalam diri kita disetiap langkah, mendidik kita menjadi manusia yang selalu bersyukur, memebrikan pelajaran penting bagi kita untuk tidak pernah angkuh terhadap sesame manusia dan alam, tentu dengan sendirinya akan mendorong diri juga untuk senantiasa menjaga kebersihan gunung dari perbuatan keji dan sampah sampah yang sering ditinggalkan para pendaki dengan sengaja. Jika kita manusia yang beradab dan berfikir panjang, pastilah kita tidak akan menyepelekan hal ini dengan membawa sampah sampah itu turun kembali, sebagai wujud syukur kita atas nikmat yang telah di berikan Tuhan kepada kita.

Mungkin sedikit dari kita yang dapat merasakan hal-hal tersebut dikarenakan masih adanya rasa ingin menaklukkan, janganlah demikian teman. Berpetualanglah dengan membawa rasa sopan, hormat dan syukur kita di setiap langkah kita. Karna hal itu akan mempengaruhi sikap kita dalam menghadapi rintangan yang penuh dengan resiko tinggi. Jika kita mengikuti aturan alam dan menghargainya demi kepentingan bersama itu akan menjadikan pribadi yang sabar, mandiri dan tak kenal putus asa. Masih ada satu hal lagi yang mengajari kita dari petualangan kita di alam bebas adalah, mengerti dan menghargai sebuah kehidupan. Hal apalagi yang bisa kita lakuin dan rasakan jika kehidupan itu sendiri telah berakhir? Jadi berbuatlah sesuai hakikatnya, lakukan semua yang ingin dilakukan tanpa melanggar aturan, tetap gunakan sopan santun sekalipun itu di tengah hutan, dan senantiasalah hormat kepada hal hal yang dihormati oleh masyarakat sekitar meskipun tidak kita percayai.

Jadi sekali lagi diingatkan, alangkah baiknya mendaki gunung ataupun berkegiatan dialam bebas, kita telah mampu memaksimalkan diri kita dalam berbagai aspek. Agar dalam pendakian ataupun petualangan , kita mendapatkan pengalaman serta moment moment indah yang tak bisa kita rasakan ketika kita berada dalam lingkup kerusuhan hidup dan juga tidak menyia-nyiakan semua biaya yang telah kita keluarkan dan waktu yang kita korbankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun