Mohon tunggu...
Tamara Fitri
Tamara Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Pandemi terhadap Perubahan Sosial

27 Desember 2021   06:40 Diperbarui: 27 Desember 2021   08:03 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tamara Fitri Cahyani (1405620041)

Pendidikan Sosiologi B 2020

Latar Belakang

Pandemi global Corona virus Disease 2019 (Covid-19) yang sudah mendunia saat ini, secara tidak langsung telah memiliki dampak besar bagi kehidupan masyarakat, mulai dari ekonomi, sosial hingga mempengaruhi kondisi alam. Dalam waktu yang singkat virus ini telah mengubah keadaan dan cara hidup masyarakat di dunia. Di Indonesia, pandemi Covid-19 telah berlangsung sejak awal tahun 2020, dan hingga saat ini penyebaran virus korona masih terus mewabah.

Semua Lembaga Pendidikan sudah menerapkan sistem pembelajaran daring dan bekerja dari rumah sesuai instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Pembelajaran secara Daring dan Bekerja dari Rumah dalam rangka pencegahan Penyebaran Corona Virus Desease (Covid-19). Pada surat edaran tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menginstruksikan untuk memberlakukan pembelajaran secara daring dari rumah bagi siswa dan mahasiswa.

Penerapan pembelajaran daring ini memaksa para guru, dosen, dan manajemen sekolah dan manajemen perguruan tinggi untuk mengubah sistem pembelajaran dari yang semula tatap muka menjadi daring. Demikian halnya para orang tua, harus menyediakan fasilitas akses internet untuk anak-anaknya. Pada implementasinya, orang tua dilibatkan secara penuh untuk mengawal pembelajaran di rumah untuk anak didik usia dini, dan sekolah dasar. Di sini peran orang tua menjadi lebih besar dalam pembelajaran di rumah khususnya Anak Usia Dini. Guru dan Dosen menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran.

Secara sosiologis pandemi Covid telah mengakibatkan perubahan sosial yg tidak direncanakan, suatu perubahan sosial yang terjadi secara sporadis dan tidak diinginkan kehadirannya oleh masyarakat (Soekanto dan Sulistyowati, 2012). Bahkan, pada keadaan tertentu dapat memicu masalah kehidupan dan terjadinya kekacauan. Dampak dari tidak siapnya masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19 ini telah menyebabkan disorganisasi sosial di segala kehidupan masyarakat. Meski demikian, masyarakat pada dasarnya memang memiliki sifat dinamis dan akan selalu mengalami perubahan. Masyarakat tidak bisa dibayangkan sebagai keadaan yang tetap atau statis, melainkan proses yang senantiasa berubah dengan derajat kecepatan, intensitas, irama, dan tempo yang berbeda (Sztompka,2017).

Dalam konteks pandemi Covid-19 ini, telaah sosiologi dalam memahami perubahan yang terjadi di ruang pendidikan saat ini tentu akan memberikan kontribusi keilmuan yang lumayan signifikan sebagai alternatif kuatnya kualitas pendidikan, baik saat pandemi maupun pascapandemi. Karena dalam konteks belajar sendiri, semestinya belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu (Santo, Z., Kimbay, M., & Werang, B., 2018:54), lebih-lebih di saat pandemi.

Analisis pembelajaran daring di masa pandemi dalam teori konstruktivisme

Sebagaimana telah disebutkan dalam Pedoman Pelaksanaan Belajar dari Rumah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, metode pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) terbagi menjadi dua, yaitu Pembelajaran jarak jauh dalam jaringan/ online (daring) merupakan pembelajaran dengan menggunakan perangkat smartphone (gadget) maupun laptop melalui beberapa website dan aplikasi pembelajaran daring; dan Pembelajaran jarak jauh luar jaringan/ offline (luring), menggunakan media televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar. Dalam pedoman tersebut juga disebutkan bahwa peran Pendidik adalah memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring, luring maupun kombinasi keduanya sesuai dengan kondisi dan ketersediaan sarana pembelajaran (Kemendikbud, 2020).

Paradigma konstruktivisme adalah paradigma di mana kebenaran suatu realitas sosial dapat dipahami sebagai hasil konstruksi sosial dan kebenaran realitas sosial selalu bersifat relatif. Konsep kontruksionis diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Keduanya merupakan sosiolog interpretatif. Dalam konteks komunikasi, teori konstruksi sosial bisa dikatakan berada di antara teori fakta sosial dan defenisi sosial (Eriyanto: 2004:13).

Dalam pembelajaran, teori konstruktivisme beberapa dekade terakhir menjadi rujukan bagi akademisi dan praktisi pendidikan. Sebagai teori besar yang memiliki posisi filosofis, konstruktivisme sangat berpengaruh dalam bidang pendidikan, karena teori yang ditawarkan telah memunculkan berbagai strategi pembelajaran pendidikan yang baru. Prinsip dasar yang melandasi teori konstruktivisme adalah bahwa semua pengetahuan pada dasarnya dikonstruksikan oleh seseorang itu sendiri, bukan dipahami secara langsung oleh indera manusia (pendengaran, perabaan, penciuman, dan seterusnya).

Walau banyak yang meyakini bahwa teori konstruktivisme tidak lah tunggal, tetapi sebagian besar para konstruktivis setidaknya memiliki dua ide utama yang sama, yaitu: 1). Pembelajar aktif dalam mengkonstruksikan pengetahuan yang dimilikinya sendiri, dan 2). Interaksi sosial merupakan aspek penting bagi pengkonstruksian pengetahuan (Bruning, Scraw, Norby, & Ronning, 2004: 195)

Konstruktivisme memiliki sifat yang kontekstual. Di masa pandemi Covid-19 ini, misalnya, peserta didik dengan sendirinya akan membentuk situasi dan konteks tertentu yang baru dan dimasukkan ke dalam 'ruang pengetahuannya'. Mereka akan terbiasa dengan kenormalan baru (New Normal) yang harus dijalankannya dalam kehidupan seharihari ke depannya. Peserta didik dalam konteks ini seharusnya diberikan tugas-tugas yang kompleks (sesuai kondisi sosial di masa pandemi) dan realistis, kemudian diberikan bantuan secukupnya, baik berupa diskusi maupun masukan-masukan konstruktif, dari tugas tersebut (Suparno, 1997:43). Hal ini agar peserta didik mampu menyelesaikan tugas dengan baik dari hasil konstruksi individualnya.

Konstruktivisme sosial memandang bahwa individu adalah pembelajar yang unik dengan kebutuhan dan latar belakang kehidupan masing-masing yang unik pula. Teori ini mendorong individu untuk belajar sampai pada versi kebenarannya dari hasil latar belakang dan budaya yang telah mengakar. Di saat pandemi melanda manusia, perkembangan historis dan sistem simbol (seperti logika berpikir ketika belajar online), diwariskan oleh peserta didik sebagai bagian budaya baru dan itu harus dihadapi dan dipelajari sepanjang kehidupan peserta didik.

Ketika pembelajaran jarak jauh diterapkan di daerah perkotaan, batas-batas pertumbuhan pengetahuan anak dalam menerima pengetahuan dapat dikatakan cukup baik, karena didukung dan dimudahkan oleh fasilitas yang lengkap serta jangkauan sinyal internet yang kuat. Lain halnya di pedesaan yang terpencil, anak-anak tidak hanya disulitkan oleh adanya fasilitas alat komunikasi, tetapi juga kekuatan sinyal internet untuk tujuan pembelajaran daring sangat lemah.

Penutup

Pandemi Covid-19 menekan perubahan sosial di setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan mau tidak mau harus beradaptasi dan berinovasi dalam kenormalan yang baru (New Normal) sesuai kebijakan yang ada. Teori konstruktivisme memandang adanya dua gagasan besar, bahwa peserta didik mengkonstruksi pengetahuan (proses pembelajaran daring) melalui potensi diri yang dimilikinya (konstruktivisme individual) dan adanya interaksi sosial (konstruktivisme sosial dan dialektika). Para pengajar, sebaiknya mengoptimalkan kualitas pendidikan dengan mengembalikan keharmonisan dalam pendidikan.

Referensi

Andina Prasetya, dkk. 2021. Perubahan Sosial Masyarakat Dalam Perspektif Sosiologi Talcott Parsons di Era New Normal. Sosietas Jurnal Pendidikan Sosiologi, no. 1 Issue 1, Juli 2021 Hal 929-39

Dhega dan Joko. 2021. KAJIAN FILOSOFIS PEMBELAJARAN DARING PENDIDIKAN VOKASI DI ERA PANDEMI COVID-19: ANALISIS FUNGSIONAL SARANA PEMBELAJARAN DARING TERHADAP ESENSI PEMBELAJARAN. Joined Journal 4(1)

Ichsan, A.S. (2020). Pandemi Covid-19 dalam Telaah Kritis Sosiologi Pendidikan. Magistra; Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 7(2), 98-114.

Ravik Karsidi. (2005). SOSIOLOGI PENDIDIKAN. Surakarta: UNS Press dan LPP UNS

Sari, Dian Rinanta & Achmad Siswanto. (2021). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Labpendsos UNJ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun