Mohon tunggu...
Tamam irawan
Tamam irawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Teman Menulis

Memulai Perubahan Besar Dari Hal Yang Paling Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

50 Abad Lalu, Tentang Negri yang Lucu

24 Juli 2024   06:35 Diperbarui: 24 Juli 2024   06:35 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Pinterest.Nautil.us

Nenekku bercerita sebelum mataku terpejam sepenuhnya dalam keheningan

Tentang fenomena 50 abad yang lalu, sebelum semua berada dalam kekekalan dan kebahagiaan

"50 abad yang lalu, kisah ketika nenek moyang kita tinggal dalam negeri yang lucu.." begitu ia membuka ceritanya

"Saat itu, negri baru saja terbebas dari penjajahan, berkat perjuangan dan kerja keras yang tertanam dalam hati mereka

Tak lama itu semua terjadi, generasi selanjutnya terus tumbuh di berbagai tanah tercinta.

Sebelumnya, mereka hidup bersama dalam tawa yang terlihat nyata

Namun, ya seperti sejarah umat manusia pada umumnya, tawa itu tak bertahan lama, tumbuh dalam hati mereka sebuah rasa

Yang menjadi awal kembali rusaknya semua yang tercipta

Rasa ingin menguasai, rasa ingin melebihi, rasa iri dan dengki dalam hati, rasa membenci yang terus tumbuh mengiringi.

Kamu tahu apa yang terjadi

Ketika itu, para penguasa sibuk dengan keluarga mereka, alih alih berpikir negara, justru uang negara yang membelikan makan malam mereka.

Kenapa disebut negri yang lucu ?

Karena cocok untuk dijadikan bahan tawa. Ini tidak seperti kepemerintahan negara pada umumnya. Tapi lebih mirip seperti studio komedi di layar televisi

Ketika pejabat membuat aturan, tapi justru mereka melanggarnya. Rakyat menuntut. Tidak masalah, tinggal ubah peraturannya.

Anggaran besar mereka ajukan ke negara, seakan peduli pada rakyatnya. Anggaran cair,  masyarakat terlupa. Mereka malah pergi ke negara tetangga untuk membeli gula.

Itu disebut dengan korupsi. Yang bertahun-tahun tak berhasil dibasmi, tapi justru terus beranak pinak

Sistem birokrasi yang rumit, entah apa tujuannya. bukan mempermudah, justru mempersulit keadaan, ingin mudah dan cepat mengurusnya, tinggal kamu membelinya dengan uang.

Kekacauan politik terjadi, ketika aturan negara benar-benar diubah dan diganti hanya karena kepentingan pribadi

Banyak kasus serius yang terkadang ditangani dengan penanganan yang kurang serius

Lantas apa guna mereka terlepas dari penjajah, merasa negara akan maju, tapi justru orang didalamnya yang kembali merusak dan menjajah tanah kelahirannya"

Nek, apakah negri yang lucu itu benar-benar ada ?

Tentu saja, itu adalah sejarah kelam umat manusia, sebelum mereka semua memahami hakikat hidup yang sebenarnya.

Bahwa harta bukanlah segalanya, itu hanya alat yang membawa pesan permusuhan.

Mereka dibutakan dengan materi dan dunia yang fana.

Baca Juga : Biarlah Semua Terjadi, Melukis Kanvas Dunia dengan Berbagai Cerita

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun