SUNSERNEWS,- Alumni Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah (TMI) Sunsavista-Sunvalery angkatan 31 menggelar khotmul qur'an dan doa bersama secara virtual dalam rangka memperingati kesyukuran setengah abad almamater tercintanya TMI Al-Amien Prenduan (02/12/2021).
Alumni TMI 31 yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air tersebut secara sukarela dan antusias mengambil peran dalam pembacaan Alqur'an di tiap juznya.
Iwan Kuswandi selaku inisiator khotmul qur'an dan doa bersama virtual Sunser merasa keterkaitan hati para alumni di angkatannya masih sangat kuat dan tidak lekang oleh waktu. Hal itu terbukti dari antusiasme teman-temannya dalam mengkhatam Qur'an.
"Alhamdulillah kita sudah penuhi panggilan dan harapan pondok Al-Amien Prenduan tercinta. Semoga kita semua senantiasa menjadi santri yang senang mendoakan guru dan diyakini bahwa para guru kita di pondok, istikomah mendoakan kita semua," ujar Iwan Kuswandi yang merupakan penulis trilogy buku tentang muqoddam Tijaniyah.
Iwan Kuswandi kepada media ini menuturkan bahwa dua hari terhitung kemarin merupakan agenda khotmil quran yang tawassulnya dipimpin oleh KH. Muzakki dari Jakarta sedang doa khotmil qurannya dipimpin oleh Kiai Hainul Basri yang saat ini berdomisili di Tangerang.
"Semoga khotmul qur'an dan doa bersam aini dapat diterima oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal jariyah dan semoga pondok kita TMI Al Amien Prenduan terus bisa istikomah dalam mengemban amanah sebagai lembaga kaderisasi para mundzirul qoum li izzil Islam wal muslimin," tutur Badrut Tamam salah satu alumni TMI 31 domisili Jember.
Diketahui kesyukuran setengah abad berdirinya TMI Al-Amien Prenduan diperingati pada tanggal 3 Desember 2021. Diusianya yang ke 50 tahun TMI Al-Amien telah melahirkan berbagai alumni yang berkipra di berbagai bidang mulai dari akademisi, politikus, entrepreneur dan berbagai profesi yang berada di tengah-tengah masyarakat.
Menurut sejarahnya, TMI Al Amien Prenduan merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah paling tua di lingkungan Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep Madura. Awal dirintisnya TMI sejak pertengahan tahun 1957 oleh kiai Djauhari Chotib.
Sepeninggal Kiai Djauhari, anaknya, santri dan lain-lain melanjutkan usaha rintisan awal ini dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, pembukaan lahan baru seluas kurang lebih 6 hektar dari Jariyah para donatur, amal santri Kiai Djauhari, terletak di 2 Kilometer sebelah barat dari lokasi lama. Kedua, dibentuk "tim kecil" yang beranggotakan 3 orang (yaitu Kiai Muhammad Tidjani Djauhari, Kiai Muhammad Idris Jauhari dan Kiai Jamaluddin Kafie) untuk mengembangkan muatan kurikulum TMI yang lebih representatif. Ketiga, melakukan studi banding ke Pondok Modern Gontor di Jawa Timur dan pondok pesantren besar lainnya, serta memohon restu kepada kiai sepuh, khususnya Kiai Ahmad Sahal dan Kiai Imam Zarkasyi Gontor, untuk memprakarsai penggunaan sistem baru yang disepakati.
Setelah melalui prosedur pendirian, maka pada hari Jumat, 10 Syawal 1391 atau 3 Desember 1971, TMI (khusus laki-laki) dengan sistem dan bentuk saat ini secara resmi didirikan oleh Kiai Muhammad Idris Jauhari. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai tanggal berdirinya TMI AL-AMIEN PRENDUAN.
Kemudian untuk TMI (khusus muallimat/putri) atau yang lebih dikenal Tarbiyatul Mu'allimaat al-Islamiyah (TMaI) didirikan 14 tahun kemudian, yaitu 10 Syawal 1405 atau 19 Juni 1985 oleh putri Kiai Zarkasyi Nyai Anisah Fatimah Zarkasyi.#
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H