SAMARINDA, BERITAIAIN,- Sebagaimana masjid lainnya, Masjid Quwah El Diena jalan KH. Abul Hasan No. 3 Samarinda, Jumat (22/7/2016) gelar Salat Jum’at.
Hadir sebagai khatib dalam salat jum’at di kampus 1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN)Samarinda itu, Ust. Agus Setiawan, M.Pd.I.
Dalam pembukaan khutbah singkatnya, Ust Agus Setiawan berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada para jama’ah sekalian, untuk bersama-sama senantiasa meningkatkan kadar ketaqwaan kepada Allah SWT.
“Melalui mimbar khutbah ini, saya berwasiat kepada diri saya sendiri dan kepada para jama‟ah sekalian, marilah kita bersama-sama senantiasa meningkatkan kadar ketaqwaan kepada Allah SWT. Taqwa dalam arti yang sebenarnya. Yaitu dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan semua larangan Nya,” tutur ust yang juga dosen IAIN Samarinda itu.
Disaksikan para jamaah salat Jumat, Ust Agus Setiawan memberikan pencerahan melalui pidatonya untuk terus bersemangat dalam beribadah meskipun Ramadhan 1437 H telah meninggalkan kita.
“Pada saat Ramadhan yang lalu tentu kita sangat semangat untuk beribadah. Namun Fenomena yang terjadi setelah Ramadhan berakhir, semangat beribadah itu terkadang luntur, bahkan hanya beberapa hari setelah takbir Hari Raya dikumandangkan,” jelas Dosen Fakultas Ekonomi Syariah itu.
Menurutnya, sebagai orang muslim yang baik kita semua tidak boleh larut dalam hingar bingar duniawi. Sudah saatnya mengendalikan diri dan terus berada di jalan yang benar.
“Hingar bingar duniawi dan berbagai kemajuan tekhnologinya rupanya tak mampu ditepis sehingga membuat semangat beribadah jadi turun dan berakibat malas bahkan bisa jadi hilang. Tentu solusinya adalah menumbuhkan kembali sikap semangat atau kita ces kembali semangat tersebut dalam diri sehingga yang ada adalah kita terus istiqomah beribadah kepada Allah dalam berbagai aspek dimensi kehidupan,” jelasnya.
Menariknya, Ust. Agus Setiawan mengutip Sebuah kisah inspirasi tentang semangat Rasulullah walaupun menderita sakit yang dikutib dalam buku Golden Stories Islam.
Berikut sebagaimana disampaikan Ust Agus dalam khutbahnya pada kesempatan Jum’at Minggu ke 3.
Diriwayatkan dari Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah, ia mengatakan, “Pada suatu ketika, aku menemui Aisyah seraya mengatakan, “Tidakkah kamu memberitahukan kepadaku tentang sakit yang diderita Rasulullah? Ia menjawab, “Baiklah. Ketika itu orang-orang sudah lama beri’tikaf di masjid sambil menunggu Rasulullah untuk shalat Isya’ bersama.
Pada ketika itu juga, Rasulullah menderita sakit parah, namun tetap semangat untuk
beribadah.
Beliau bertanya, “Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami menjawab, Belum. Mereka menunggumu,” Rasulullah mengatakan, “Ambilkanlah air untukku.”
Aisyah melanjutkan kisahnya, “Kemudian kami memenuhi permintaan beliau. Beliau pun mandi, dan setelah itu beliau bergegas untuk bangkit. Tiba-tiba beliau pingsan, dan kemudian siuman.
Rasulullah bertanya lagi, “Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami menjawab, Belum. Mereka menunggumu, wahai Rasulullah.”
Rasulullah mengatakan, “Ambilkanlah air untukku,” Aisyah mengisahkan lebih lanjut, “Kemudian beliau duduk dan mandi. Setelah itu beliau bergegas untuk bangkit, akan tetapi tiba-tiba pingsan.
Kemudian siuman kembali seraya bertanya, “Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami menjawab, Belum. Mereka menunggumu, wahai Rasulullah.” Rasulullah mengatakan, “Ambilkanlah air untukku.”
Aisyah mengisahkan lebih lanjut, “Kemudian beliau duduk dan mandi. Setelah itu, beliau bergegas untuk bangkit akan tetapi tiba-tiba pingsan lagi untuk kesekian kalinya. Kemudian siuman kembali seraya bertanya, “Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami menjawab, “Belum. Mereka menunggumu, wahai Rasulullah.”
Sudah beberapa kali Rasulullah mencoba semangat untuk berusaha bangkit dari sakit parahnya, namun jatuh pingsan kemudian bangkit lagi dan seterusnya karena sangat ingin memimpin shalat isya‟ dan bertemu dengan para sahabat, namun tidak bisa.
Akhirnya Rasulullah memerintahkan kepada salah seorang sahabatnya untuk menemui Abu Bakar dan memerintahkannya memimpin shalat, dikarenakan kondisi Rasulullah yang tidak bisa bangun lagi. Kemudian utusan itu pun menemui Abu Bakar seraya mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah memerintahkanmu untuk memimpin shalat menggantikan peran Rasulullah,”
Dari kisah itu, Ust Agus Setiawan mengajak para jamaah untuk meniru apa yang dilakukan Rasulullah. Semangat beliau dalam beribadah perlu menjadi suri tauladan kita semua.
Di akhir khutbah Ust yang terkenal murah senyum itu mendoakan jamaah semoga Allah memberikan bimbingan untuk selalu membuat jamaah senang dan semangat beribadah.
“Semoga Allah memberikan bimbingan kepada kita untuk selalu bersemangat dalam meraih keridhoan Nya. Mari kita jadikan momentum ini untuk membangkitkan semangat kita di manapun dan tugas apapun yang kita emban.
Semangat untuk menjadi ahli ibadah yang istiqomah, semangat untuk menjadi pemimpin yang amanah dan tauladan, semangat untuk menjadi pegawai yang disiplin dan bertanggung jawab, semangat untuk menjadi pengajar yang selalu ikhlas memberi ilmunya, dan semangat untuk menjadi mahasiswa yang berkarakter dan berprestasi,” tutupnya.# Tamam/ Muad/ Sulthon/ Cahyo/ Humas dokumentasi pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H