"Yang tahu dan bisa mengukur sepenuhnya semua itu kamu. Bukan aku. Aku ini kan cuma ngomong asal saja," kata lelaki itu, terkekeh. Tangannya lantas merangkul hangat bahunya yang tegang dan mulai terasa berat itu.
"Lalu, aku mesti bagaimana dan seperti apa?" tanyanya.
"Tirulah para penikmat kopi. Buanglah sejenak akal-pikirmu, dan nikmatilah suasananya. Sebab sebenarnya kau ini kebanyakan mikir. Seolah-olah pikiranmu itu adalah Tuhanmu yang sangat agung dan digdaya..."
Ia tercenung. Lama. Sebelum kemudian hidungnya mencium aroma yang begitu seksama harumnya.
"Sudahhh. Ayo ngopi sek!" kata lelaki itu. Begitulah. Untuk beberapa waktu keduanya begitu khidmat menikmati suasana