Mohon tunggu...
Tamam Malaka
Tamam Malaka Mohon Tunggu... social worker -

pejalan yang menyukai sunyi tetapi pun menyenangi keramaian alam pikir umat manusia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sehat itu Murah, Sakit Itu Mahal!

26 Februari 2014   19:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 3300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_324808" align="alignnone" width="507" caption="brighterlife.co.id"][/caption]

Betapa murahnya biaya hidup sehat. Hanya saja yang sulit itu adalah kemalasan agar senantiasa setia untuk mengatur pola hidup yang memenuhi standar kesehatan. Sakit itu memang mahal, tetapi tak sedikit yang lebih memilih membayar mahal untuk sakit. Tidak percaya?

Hidup sehat yang tanpa biaya misalnya adalah jalan kaki rutin setiap pagi. Dalam buku Geoff Nicholson, Lost Art of Walking, bahkan jalan kaki bukan memiliki manfaat secara kesehatan fisik, tetapi juga secara psikologis, dan hubungan sosial.

Secara kesehatan fisik, dapat mengatur berat badan, tekanan darah sehingga kurangi resiko terkena stroke, kanker payudara, diabetes dan masih banyak lagi. Sedangkan secara psikologis, jalan kaki dapat menjernihkan pikiran dan merdeka dari stress. Pasalnya, jalan kaki mampu menimbul relaksasi diri dan memunculkan kegembiraan (mood).

Secara sosial, jalan-jalan kaki dapat menjadikan seseorang berinteraksi dengan orang lain. Lebih-lebih interaksi sosial dapat membuang jenuh dan kesepian yang dapat menyebabkan seseorang stress dan pikiran mudah bosan. Hal lain adalah dapat menikmati kindahan alam sekitar yang tentu saja dapat menyegarkan pikiran.

Cara lain untuk memperkokoh kesehatan adalah dengan mengosumsi buah-buahan. Jelas, harga buah-buahan tidaklah mahal. Negeri kita sejatinya adalah surganya buah-buahan. Segala jenis pohon buah dapat mudah tumbuh. Misalnya saja adalah buah pepaya.

Pepaya memilih banyak sekali manfaat. Dilansir dari doktersehat.com, mengosumsi pepaya dapat Memperkuat tulang dan gigi. Pada sisi daun, pepaya memiliki kandungan alami yang dapat memperkuat tulang dan gigi. Daun pepaya juga dapat mengatasi tekanan darah tinggi. Dijelaskan situs dokter ini, untuk menurunkan tekanan darah tinggi, dengan cara merebus lima lembar daun pepaya dengan setengah liter air.

Minum air rebusan tersebut dengan menambahkan gula tau madu sebagai pemanis. Penyakit lain yang dapat diluluhkan dengan pepaya adalah demam berdarah dan kanker. Dilansir dari resepminumankesehatan.blogspot.com, biji pepaya memiliki manfaat menjaga kesehatan ginjal.

Berikutnya adalah buah pisang. Dijelaskan di doktercantik.com, pisang dapat melindungi tubuh dari penyakit radang perut. Manfaat lainnya adalah untuk jantung dan saraf. Kandung kalium yang tinggi dari pisang, amat penting untuk memperbaiki kontraksi otot dan memiliki peranan besar dalam memompa jantung normal secara teratur dari pencernaan dan gerakan otot.

Buah lainnya adalah bual tomat. Dilansir dari anneahira.com, mengutip penelitian Dr. Jhon Cook Bennet, tomat berfungsi menyembuhkan penyakit gangguan pencernaan, diare, penyakit empedu, memulihkan fungsi liver, dan mencegah kolera.

[caption id="attachment_324809" align="alignnone" width="487" caption="carapedia.com "]

1393392496206014508
1393392496206014508
[/caption]

Penyakit Ganas Kian Rambah Usia Muda!

Mengutip Bali Post, Kepala Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu RS Sanglah Prof. Dr. dr. I Wayan Wita, Sp.JP.(K), menjelaskan fakta memprihatinkan. Jika umumnya penyakit gagal jantung diderita usia di atas 40 tahun. Namun kemajuan teknologi telah membuat masyarakat kurang bergerak sekaligus pola makan dan gaya hidup tidak sehat, menyebabkan penyakit gagal jantung mulai merambah ke usia lebih muda.

Pola hidup yang buruk juga menyebabkan maraknya penyakit berat hinggap pada banyak kalangan. Dilansir health.kompas.com, penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes melitus, dan stroke, juga banyak diderita oleh masyarakat pedesaan di Kabupaten Magelang. Hal ini diperkirakan terjadi karena kesalahan pola makan akibat kesulitan ekonomi dan krisis keuangan.

Dilansir situs sama, mengutip Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Bambang Sugiyanto mengatakan kesalahan pola makan akibat kesulitan ekonomi diantaranya terlihat dari perilaku masyarakat yang sekarang kerap membeli minyak goreng bekas pakai atau jelantah. "Mereka semata-mata memilih membeli minyak jelantah karena harganya paling murah, dan terjangkau," ujarnya.

Selain itu, menurut Bambang, kesulitan keuangan juga kerap kali menimbulkan stres, yang pada akhirnya juga mempercepat munculnya penyakit-penyakit tidak menular seperti hipertensi dan stroke tersebut.

Gaya hidup modern juga memiliki dampak serius terhadap kondisi kesehatan. Dilansir tempo.co, memaparkan dampak buruk makanan cepat saji. Disebutkan bahwa makanan cepat saji memiliki banyak efek negatif. Misalnya efek buruk memperburuk kesehatan mulut. Pasalnya, makanan cepat saji banyak kandungan gula, terutama dari minuman bersoda.

Selain gula, juga karena tingginya konsumsi lemak dan garam. Hal ini dituturkan oleh Dr Ahmed Rashid dari Department of Public Health and Primary Care, University of Cambridge, “Makanan cepat saji sering mengandung banyak gula. Ini berbahaya buat kesehatan mulut dan meningkatkan bahaya buat jantung,” tegasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun