[caption id="attachment_333639" align="aligncenter" width="476" caption="manado.tribunnews.com"][/caption]
Jokowi digadang-gadang sebagai Capres potensial masa depan. Tapi menurut saya menjadikan Jokowi sebagai pilihan yang tepat perlu dipertimbangkan ulang. Demikianlah versi saya ...
Dalam halaman demi halaman Kompasiana, ulasan mengenai Jokowi bak mesiu yang meletus. Menyebar ke mana-mana. Bergaung dan menghadirkan puing-puing sudut pandang antara satu dan lainnya. Masing-masing puing memecahkan dan menggulirkan serpihan-serpihan catatan-catatan lain yang berlainan.
Banyak informasi tertebar. Semuanya menghadirkan data-data sulit yang saya cerna. Sebab, masing-masing menyajikan data yang membingungkan. Semakin kabur saja sudut pandang saya mengenai kualitas mantan Walikota Solo satu ini. Akan saya ambil yang mana untuk saya kunyah sehingga menjadi suatu referensi yang kuat untuk saya ambil dalam Pilpres mendatang?
Di bagian lain, Capres lain yang setara letusannya di banyak media adalah Prabowo Subianto. Sama dengan prospek pilihan Jokowi, data yang saya temukan sama rumitnya. Saya membaca banyak informasi yang sama-sama kuatnya untuk saya yakini. Sekaligus, untuk tidak saya yakini kebenarannya. Lantas, sisi yang mana yang mesti saya percaya dari berbagai data tersebut?
Beberapa waktu ini, saya amat malas menulis catatan yang berkaitan dengan dunia politik. Saya memilih untuk menulis fenomena-fenomena lain yang sekiranya menyegarkan pikiran. Kerjaan sudah terlalu menumpuk. Bikin ruwet pikiran. Jika ditambah lagi mikir politik, rambut ini bisa beralih-ralih stlye, dari posisi rambut lurus terurai, menuju keriting merinding, lalu berganti lagi tumbuh menjadi adonan rambut keribo yang kepo. Jagad dewa batara...
Meski sudah bertirakat berikhtiar mencari kelakar dan catatan jenaka, nyatanya susah juga. Mata saya senantiasa terpampang ledakan catatan-catatan politik kawan-kawan Kompasiana. Puyeng juga rasanya. Mengelinding memasuki pikiran serupa asap rokok yang bikin batuk-batuk dan bikin sulit bernapas.
Di dashboard, saya juga jengah. Semuanya hilir mudik yang muncul adalah catatan-catatan politik. Saya mencoba mencari catatan-catatan yang higinis dari catatan politik. Susah nian. Akhirnya, hanya beberapa saja saya singgahi untuk bercengkrama pikiran.
Meski begitu, para Kompasianer yang berjibaku dalam diskusi dan debat kusir dunia politik dengan jagoan masing-masing, bagi saya merupakan geliat yang bagus. Sama seperti catatan saya sebelumnya mengenai politik tanah air yang mengalir bak bah banjir bandang di Kompasiana, fenomena tersebut merupakan fenomena yang positif.
Walaupun para Kompasianer tampak amat bersemangat dan memaparkan teori masing-masing atas jagoan yang mereka jadikan pilihan, hingga terkadang terjerembab membabi buta, saya pikir inilah awal pembentukan kematangan berpikir dan bagaimana menghayati dunia politik. Dalam hal ini, saya setuju dengan Wakil Gubernur, Ahok, bahwasanya generasi muda perlu juga belajar dunia politik!
Bukan Pilihan Tepat
Peta politik di tahun 2014, menurut saya adalah tahun politik paling bikin bingung. Pikiran ini terbelah. Mau dukung siapa kelak, jadi tanda tanya besar yang sukar jawabannya. Karena itu, jalan tengah yang saya pilih adalah dengan memasang pilihan pribadi saya sejak awal, yaitu Mahfud MD.
Tidak masalah, siapa pun Capres-Cawapresnya, jika pasangannya adalah Mahfudh MD maka terang-benderanglah pihak mana yang mesti saya pilih. Politik tahun 2014 akan amat menggairahkan. Ya bagaimana, untuk saat ini, tokoh satu telah kadung menggandrungi jiwa-raga saya ini. Mungkin saya terlalu fanatik, atau bahkan terjerumus dalam fanatik buta. Tidak masalah.
Ya tidak masalah. Yang penting fanatik buta saya cukup untuk diri saya sendiri. Perkara ada sahabat-sahabat lain yang menjagokan pihak lain, ya juga tidak masalah. Tokh setiap pilihan, masing-masing orang mendaratkan pilihan tersebut, pastilah sudah ada kalkulasinya. Maka, jika saja pasangan Jokowi adalah Mahfudh MD, itulah pilihan tepat saya. Jika pasangan Mahfudh MD adalah orang lain, ya itulah yang menjadi pilihan pribadi saya.
[caption id="attachment_333641" align="aligncenter" width="318" caption="samamd.wordpress.com"]
Apakah Jokowi pilihan yang tepat? Dalam konteks catatan ini, maka semua pembaca memiliki dasar masing-masing tentang siapa sosok atau tokoh jagoannya. Saya kira, tepat tidaknya seorang tokoh jagoan, tidak perlu diperdebatkan. Karena, ia selalu bicara mana yang kalah dan menang. Debat-kusir berkepanjangan. Saya sangat hormati siapapun yang mendukung sosok Jokowi, Prabowo, Ical, Dahlan Iskan dan jagoan-jagoan lainnya. Karena, masing-masing pilihan tentunya sudah berdasarkan perenungan yang berhari, berminggu, atau bahkan berbulan-bulan ...
Siapa pun jagoanmu, tetap Bhinneka Tunggal Ika. Jayalah Indonesiaku.
[caption id="attachment_333642" align="aligncenter" width="432" caption="cangkit.blogspot.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H