Rifqi Pratama Putra ChanÂ
NIM : 202310230311266
Transformasi Mahasiswa Pasca Pandemi menuju era Society 5.0: Berkembang atau TumbangÂ
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan mendasar dalam banyak aspek kehidupan kita, salah satunya dalam dunia pendidikan, yang dimana dunia pendidikan ini menjadi salah satu hal yang paling mempengaruhi masa depan suatu bangsa. Mahasiswa, sebagai salah satu pihak yang sangat terpengaruh, mengalami perubahan besar dalam metode belajar dan mengakses informasi. Saat kita memasuki era Society 5.0, pertanyaannya adalah: Apakah mahasiswa akan berkembang atau tumbang di tengah perubahan ini?
Society 5.0 didefinisikan sebagai masyarakat yang terintegrasi dengan teknologi, dimana kehidupan sehari-hari didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi canggih. Di era ini, otomasi dan digitalisasi tidak hanya mempengaruhi sektor industri, tetapi juga kehidupan sehari-hari masyarakat (Smith & Tanaka, 2019). Dengan demikian, kesiapan mahasiswa dalam beradaptasi dan memanfaatkan teknologi menjadi kunci kesuksesan mereka untuk memajukan bangsa.
Pasca pandemi, dunia pendidikan dihadapkan pada kenyataan baru: pembelajaran jarak jauh atau online yang mengharuskan para mahasiswa menatap layar monitor disetiap pembelajaran. Sebelumnya, mahasiswa mengandalkan interaksi tatap muka dengan dosen dan teman-teman. Namun, dengan adanya pembatasan sosial, mereka harus beralih ke platform digital (Johnson & Rahman, 2020). Meski tampak menantang, ini juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk memperdalam keterampilan digital mereka dan mempersiapkan diri untuk Society 5.0.
Namun, ada juga tantangan yang dihadapi. Tidak semua mahasiswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi atau koneksi internet yang stabil. Selain itu, belajar dari rumah bisa menyebabkan isolasi sosial dan ketidakseimbangan  kesejahteraan mental dalam mengatur waktu belajar dan waktu beristirahat serta berolahraga. Untuk itu, pendekatan holistik diperlukan dalam mendukung mahasiswa agar dapat berkembang di era baru ini.
Ada beberapa langkah yang dapat diambil:
Pendidikan Digital: Universitas dan institusi pendidikan harus memastikan bahwa kurikulum mereka mencakup pelatihan digital dan literasi teknologi. Ini akan mempersiapkan mahasiswa untuk dunia kerja di era Society 5.0.
Dukungan Infrastruktur: Pemerintah dan lembaga pendidikan harus bekerja sama untuk menyediakan infrastruktur yang memadai, seperti akses internet berkecepatan tinggi dan perangkat keras yang terjangkau.
Kesejahteraan Mental: Aspek sosial dan emosional dari pembelajaran juga harus diperhatikan. Mendukung kesejahteraan mental mahasiswa adalah kunci untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya survive, tetapi juga thrive di era Society 5.0.
Kesimpulannya, transformasi pasca pandemi menuju Society 5.0 menghadirkan peluang yang besar dan juga tantangan yang besar bagi mahasiswa. Dengan dukungan yang tepat dan kesediaan untuk beradaptasi dengan situasi pasca pandemi ini, mahasiswa dapat berkembang dan memaksimalkan potensi mereka di era baru. Namun, tanpa itu, mereka berisiko tumbang di tengah arus perubahan yang memberi mereka kesempatan yang besar dan juga pula sebaliknya.
Daftar Pustaka:
Smith, J. & Tanaka, M. (2019). Understanding Society 5.0: Integrating human and technology. Journal of Future Studies.
Johnson, L. & Rahman, A. (2020). The impact of online learning during COVID-19: Challenges and opportunities. Journal of Educational Transformation.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H