Mohon tunggu...
Wenseslaus Tama
Wenseslaus Tama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hola! It's me,Tama. Disini aku akan berbagi pengetahuan, pemikiran, dan pengalaman yang jelas sangat terbatas. Kita nggak akan tahu kapan ilmu itu berguna dan terpakai. Semoga konten disini sedikit bermanfaat sekiranya saat lagi dibutuhkan di kolom pencarian.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Extrovert dan Introvert, Siapa Lebih Sukses?

4 Maret 2024   20:11 Diperbarui: 18 Maret 2024   19:59 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang pasti memiliki tipe kepribadian yang berbeda-beda sekaligus unik. Ada yang masuk dalam tipe kepribadian ekstrovert (Seperti; energik, ekspersif, dan mudah bergaul), ada yang memiliki tipe kepribadian introvert (senang menghabiskan waktu dengan diri sendiri), bahkan uniknya ada juga yang masuk dalam kategori tipe kepribadian ambivert (kombinasi dari ekstrovert dan introvert). 

Kita tahu bahwa adanya tipe kepribadian ini adalah suatu bentuk keunikan dari masing-masing individu tanpa memberikan maksud mendiskreditkan kepribadian seseorang. 

Namun, faktanya masih ada banyak stereotip yang beredar dikalangan masyarakat  tentang seorang introvert dan peluang kesuksesannya.

Ada yang beranggapan bahwa kepribadian introvert akan sulit mencapai kesuksesan karena tidak memiliki keterampilan komunikasi sehingga mempersempit jejering sosial. Apakah steriotipe itu benar? 

Meskipun faktanya orang dengan kepribadian introvert cenderung lebih terkesan tenang, namun bukan berarti kepribadian tersebut menghambat kesuksesannya. 

Kita bisa melihat beberapa tokoh dunia yang terkenal seperti Bill Gates (pendiri microsoft) sebagai salah satu orang terkaya di dunia sekaligus seorang introvert dan Elon Musk (pemilik Space X) sebagaimana beberapa sumber mengatakan dia juga seorang dengan kepribadian introvert. Kita dapat melihat dari dua contoh orang terkenal tersebut bahwa orang introvert juga dapat berkarya.

Lantas, apa kelebihan seorang introvert? Tidak sedikit orang mengaitkan introvert dengan perasaan malu. Padahal dua hal tersebut jelas sangat berbeda. Menjadi introvert bukan berarti tidak bisa berbicara di depan umum. 

Bahkan, orang ekstrovert pun juga bisa merasakan malu ketika berbicara di depan umum karena tidak menguasai keterampilan komunikasi. 

Malu adalah perasaan takut terhadap penilaian orang lain, dan itu bukanlah label privilege khusus orang introvert, karena masalah keterampilan public speaking yang utama adalah bergantung dengan skill (ilmu dan pengalaman) bukan tipe kepribadian alamiah. Sebenarnya, introvert punya kepribadian yang juga menyenangkan, hanya saja mereka menyimpan itu dalam diri mereka sendiri. 

Umumnya orang introvert adalah pemikir yang mendalam, mereka tidak suka basa-basi namun juga ingin mendengar percakapan yang bermakna, tertarik pada topik-topik yang mendalam, suka memberi pertanyaan dan masukan, mereka juga biasanya seorang yang suka mengobservasi. 

Tak hanya sampai disitu, orang introvert itu imajinatif dan juga suka menghitung segala sesuatu kemungkinan yang terjadi untuk mencari antisipasi, mereka juga suka menemukan fakta-fakta dan berbagi informasi. 

Tak kalah lagi, orang introvert sudah pasti punya banyak waktu sendiri sehingga banyak dari mereka pandai mengolah emosi dan pandai memahami diri sendiri. 

Setelah melihat beberapa kelebihan yang umumnya dimiliki seorang introvert, kita juga dapat melihat gambaran bahwa menjadi introvert itu tidak seburuk gagal meraih kesuksesan di dunia. 

Namun bila berbicara tentang kepribadian, kita juga dapat melihat bahwa ini adalah sebuah rententan yang luas dan dinamis dalam diri manusia. 

Ciri-ciri yang dipaparkan diatas bukan berarti ingin mengatakan bahwa semua orang introvert sesuai seperti ciri-ciri tersebut. Mungkin hanya beberapa di setiap orang dan intensitasnya berbeda-beda. 

Jadi, tidaklah bijak bila kita mengeneralisasi orang introvert seperti judgement kebanyakkan orang. Tidak menutup kemungkinan orang ekstrovert memiliki beberapa sifat seperti ciri-ciri diatas.

Kesimpulannya, tidak ada yang salah dengan orang introvert maupun ekstrovert. Sebab, ini hanyalah salah satu bentuk tipe kepribadian saja. Baik introvert maupun ekstrovert bukanlah suatu penentu keberhasilah, dan bukanlah suatu penentu kepribadian yang baik dan menarik, apalagi penentu kebahagiaan seseorang. 

Stereotip standar kesuksesan seseorang sesungguhya tidak ditentukan lewat bagaimana cara media menggambarkan manusia dengan pribadi yang ideal. 

Kita dapat meraih kesuksesan dengan versi kita sendiri tanpa perlu validasi orang lain. Apapun tipe kepribadiannya, kita tetap bisa berkembang dengan cara kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun