Sebagai orangtua atau pengasuh, tentu saja sering kita temui anak-anak yang susah bergaul dengan orang-orang baru, bahkan cenderung menjauhi atau menarik diri dari pertemuan dengan anak lainnya.Â
Di lain kasus, ada juga anak yang cenderung memiliki sifat pemalu yabng berlebihan, hingga sulit untuk diajak mengikuti beberapa kegiatan tertentu yang bertujuan untuk pengembangan bakatnya, seperti mengikuti lomba seperti fashion show, menari, dan lain sebagainya. Sebagian orangtua mungkin menganggap bahwa sifat pemalu pada anak-anak ini adalah hal yang wajar saja, tapi perlu digarisbawahi bahwa, sifat-sifat yang seperti itu perlu diperhatiakan kembali, apalagi jika telah menjadikan anak cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya.Â
Pertanyaannya adalah, apakah gambaran pada kasus diatas dimana anak memiliki sifat pemalu yang berlebihan dapat menghambat perkembangan sosialnya?
Sebelum mengkaji lebih dalam, perlu kita pahami terlebih dahulu mengenai dasar dan hakikat dari adanya rasa malu pada anak. Menurut Tangney (1999) malu atau shame adalah emosi menyakitkan yang biasanya disertaiperasaan merasa 'keci, tidak berharga, serta tidak berdaya. Yang kemudian berdampak pada perilaku interpersonal. Ditinjau dari ilmu psikologi, istilah malu diartikan sebagai perasaan yang dikaitkan dengan emsoi yang muncul dari ketidaksadaran terhadap sesuatu yang tidak pantas, aib, emosiatas perilaku dan keadaan seseorang, atau pada orang yang memiliki kehormatan.
Jadi secara ringkas, rrasa malu ini merupakan perasaan yangmenyakitkan dan sangat negatif, yang memungkinkan seseorang yangmengalami malu ini memiliki keinginan untuk bersembunyi, menghilang, menarik diri dari semua orang, bahkan pada fase paling parah ingin mati.Â
Rasa malu ini, menyebabkan seseorang merasa terganggu untuk beraktivitas, gamang(binging) dalam brpikir dan bertindak, dan kehilangan kemampuan untuk menyusun kata-kata( berbicara).
Shame atau malu, memberi banyak pengaruh pad aperkembangan anak, utamanya pada kemampuan soail emosionalnya. Contoh kecilnya, jika anak memiliki sifat pemalu yang berlebihan atau tidak pada tempatnya, anak akan menarik diri dari lingkungan sosial karena mengalami kesultan dalam bersosialisasi dengan orang-orang disekitarnya.Â
Hal ini juga tercermin pada sifat anak yang sering menghindari orang lain, merasa takut, dan terlalu berhati-hati pada siapapun yang ditemuinya, yang kemudianmenyebabkan anak tersebut cenderung lebih banyak diam, berbicara dengan sangat pelan, dan menghindari kontak mata dengan lawan bicara.
Selain beberapa contoh-contoh sifat pada anak pemalu yang tersebut diatas, masih banyak lagi sifat lainnya yang perlu orangtua dan pengasuh perhatikan dan usahakan untuk menanganinya agar tidak terbawa sehingga dapat menghambat pengembangan dirinya terutama pada aspek sosial emosionalnya.
Adapun beberapa gejala yang tampak dari anak yang pemalu adalah sebaga berikut, antara lain:
Anak cenderung menghindari hubungan sosialdengan orang lain, yang dalam hal ini anak akan sulit untuk diajak bermain bersama di luar rumah, ang memungkinkan dirinya hamper tidak memiliki teman,yang berdampak pada kurangnya rasa sosial dalam dirinya.
Anak tumbuh menjadi pribadi yang ragu-ragu, mudah segan, dan sulit melibatkan dirinya dengan oranglain dan lingkungannya.
Seiring perkembangannya, anak yang pemalu tumbuh menjadi pribadi yang tidak berani mengambil resik, penakut, dan mudah ragu
Cenderung banyak diam, sulit mengeluarkan argument dan pendapat pribadinya
Anak kurang memiliki rasa percaya diri. Gampang insecure.
Tidak menyukai kegiatan atau perminan yang melibatkan orang lain/ bekerjasama
Peragu, sulit mengemukanakn pendapat atau pilihan bagi dirinya sendiri.
Hal-hal diatas tentu saja menjadi ketakutan tersediri tiap orangtua. Karena pada dasarnya, selain kemampuan kognitif anak, yang tak kalah penting dalam menunjang perkembangan individu anak adalah perkembangan sosialnya. Berikut dampak yang terbawa pada diri anak yang pemalu, jika tidak segera diberi dampingan yang tepat saat dewasa nanti, yakni:
Potensi anak menjadi terkubur karena tidak berkembang secara optimal
Terhambatnya perkembangan individu anak
Karena kemampuan sosial anak yang tidak terasah, menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam penyesuain diri dengan lingkungannya
Anak tumbuh menjadi pribadi yang kurang pergaulan, higga berdampakpada kurangnya informasi yang diterima
Kurang pengalaman,dikarenakan anak yang terbiasamembatasi dirinya, yang kemudian menimbulkan kesulitan belajar pada usia sekolah, bahkan hingga dewasa.
Uraian diatas kiranya dapat menjadi acuan bagi orangtua maupun pengasuh, bahwasanya disamping memperhatikan perkembangan kognitif anak, menaruh perhatian pada perkembangan sosial anak juga tak kalah penting. Hal ini dikarenakan perkembangan sosialdan emosional anak yang tidak optimal dimasa kecilnya, dampat memberi ampak yang tidak kecil di masa sekolah hingga dewasanya nanti. Bahkan hal yang seringkali dianggap sepele seperti rasa malu. Maka perlu diperhatikan, apabila anak telah menampakkan sifatseperti yang diuraikan diatas, orangtua perlu memberi dampingan lagi, bagaimana anak dapat mengelola dan jagna sampai hal tersebut mempengaruhi perkembangannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H