Hurin berada dalam tahap inisiatif vs rasa bersalah, yang merupakan tahap ketiga dari teori perkembangan psikososial Erik Erikson. Pada tahap ini, anak-anak berusaha mengeksplorasi lingkungan mereka, mengambil inisiatif, dan menguji batas-batas sosial. Jika inisiatif mereka terlalu sering ditekan atau diabaikan, mereka dapat merasa bersalah atau frustrasi. Â
Sikap membantah Hurin mungkin merupakan bentuk inisiatif untuk menyuarakan pendapatnya atau mengekspresikan kebutuhannya. Ketika ia merasa pendapatnya tidak didengar, ia mungkin menjadi defensif. Pendekatan terbaik adalah memberikan ruang bagi Hurin untuk mengungkapkan pikirannya tanpa rasa takut atau tekanan.
Dalam islam sengat menganjurkan umatnya mengajarkan kesabaran dalam menghadapi anak yang membantah. Di dalam surah Al-Asr (103:1-3): "Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran."
Dalam konteks menghadapi anak yang membantah seperti kasus hurin, ayat ini mengajarkan pentingnya kesabaran dan saling menasehati dalam kebenaran. Orang tua perlu bersikap sabar dalam menghadapi tantangan dan memberi nasihat dengan bijak.
Al Qur`an juga mengajarkan pentingnya kasih sayang dan kelembutan dalam mendidik anak di dalam surah Al-Ahqaf (46:15): “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan di dalam perutnya, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah tempat kembali."
Ayat ini menekankan pentingnya kasih sayang antara orang tua dan anak. Dalam mendidik anak yang sering membantah, Orang tua bisa menekankan kelembutan dan kasih sayang sangat dibutuhkan agar anak merasa dihargai dan dipahami.
Membantah sering terjadi pada anak-anak atau remaja sebagai bagian dari proses mencari identitas dan kemandirian. Membantah bisa jadi tanda anak ingin lebih diperhatikan atau merasa kurang dipahami.
Pengaruh dari teman atau media juga dapat memengaruhi perilaku anak. Untuk menangani perkembangan moral dan agama seorang anak bernama Hurin yang sering membantah ketika diajak berbicara, penting untuk memahami situasi ini sebagai bagian dari tahap perkembangan anak yang memerlukan pendekatan yang bijak.Â
Hurin perlu diberikan kesempatan untuk memahami aturan melalui dialog terbuka. orang dewasa harus bisa menjelaskan alasan di balik aturan atau permintaan. Selalu memberikan kebebasan yang terkontrol kepada Hurin untuk mengeksplorasi nilai-nilai moral dan agama dapat membantunya memahami maknanya. Sebagai orang tua harus bisa menghargai pendapatnya, meskipun berbeda.Â
Dan hindari nada tinggi atau kata-kata yang menyalahkan, Kalau bisa ajak anak mencari solusi bersama.
Dalam kasus hurin yang selalu membantah Ketika di ajak mengobrol dapat di artikan sebagai respons terhadap faktor perkembangan individu dan sosial. Proses perkembangan moral dan agama seseorang termasuk hurin, bisa dipengaruhi oleh beberapa hal.Â