Mohon tunggu...
talithasyahda
talithasyahda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya sangat menyukai musik dengan musik hidup lebih berwarna xixi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Di Balik Bantahan, Mencari Akar Perkembangan Moral

7 Desember 2024   09:46 Diperbarui: 7 Desember 2024   09:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di Balik Bantahan, Mencari Akar Perkembangan Moral

Anak usia dini merupakan masa penting dalam pembentukan karakter, moral, dan nilai-nilai agama. Pada masa ini, anak mulai membentuk kepekaan terhadap nilai-nilai spiritual. Namun, ada beberapa anak yang mengalami perkembangan masalah moral dan agama.

Perkembangan moral dan agama pada anak usia dini merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Pada tahap ini, anak berada dalam fase perkembangan yang sangat peka terhadap pengaruh lingkungan, termasuk keluarga, sekolah, dan komunitas tempat mereka berada. 

Pada era sekarang, meskipun sudah mendapatkan pendidikan moral dan agama yang baik, masih banyak anak-anak yang kesulitan untuk mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh dari observasi yang saya lakukan ada pada kasusnya seorang anak yang berusia 6 tahun bernama hurin yang selalu membantah ketika di ajak berbicara.. Dalam kasus ini, dapat terlihat bagaimana nilai moral dan agama perlu diajarkan secara lebih intensif untuk membantu anak dalam mengembangkan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.

Hurin adalah seorang anak perempuan berusia 6 tahun. Ia dikenal sebagai anak yang cerdas dan kritis, tetapi ada satu hal yang membuat orang di sekitarnya sering merasa kesal. Hurin selalu membantah ketika diajak berbicara, baik oleh orang tua, guru, maupun teman-temannya.

Ketika ibunya meminta Hurin untuk membereskan mainan di ruang tamu, jawabannya selalu, "Gamau, ibu aja yang membereskan!" Jika gurunya di sekolah memintanya menjawab soal sederhana, ia berkata, "Tapi itu mudah, kenapa harus aku yang jawab?" Bahkan ketika temannya mencoba membujuknya untuk bermain bersama, ia sering kali menjawab dengan ketus, "Aku nggak mau main seperti itu, itu membosankan"

Sikap Hurin yang gemar membantah mencerminkan tantangan komunikasi antara anak dan lingkungan sosialnya. Anak seperti Hurin sering kali dianggap sebagai anak yang keras kepala atau sulit diatur, padahal ada kemungkinan bahwa ia merasa kurang didengar atau dihargai.

Hurin, seorang anak berusia 6 tahun yang sering membantah ketika diajak berbicara, menunjukkan perilaku yang dapat dianalisis melalui berbagai teori perkembangan moral dan agama. Perilaku ini mencerminkan dinamika internal anak dalam memahami aturan, nilai, dan hubungan sosial. 

Jean Piaget membagi perkembangan moral anak menjadi dua tahap utama: moralitas heteronom (4-7 tahun) dan moralitas otonom (di atas 7 tahun). Dalam tahap moralitas heteronom, anak-anak cenderung melihat aturan sebagai sesuatu yang tidak terbatas, seperti orang tua atau guru.

 Namun, Hurin tampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda peralihan menuju Tindakan yang bebas, di mana ia mulai mempertanyakan aturan dan merasa memiliki pandangan sendiri. Sikap membantah Hurin bisa dipahami sebagai upaya untuk menegaskan pandangannya terhadap situasi tertentu.

Ia mungkin merasa bahwa aturan atau permintaan orang dewasa tidak selalu relevan dengan kebutuhannya. Dalam konteks ini, orang dewasa perlu memberikan penjelasan yang logis dan mengundang dialog untuk membantu Hurin memahami alasan di balik aturan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun