Pertumbuhan otak yang optimal memerlukan nutrisi yang cukup, terutama dalam periode awal kehidupan. Stunting dapat menyebabkan kerusakan permanen pada struktur otak, yang pada gilirannya dapat memengaruhi fungsi kognitif anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan perkembangan kognitif, termasuk kemampuan berpikir, memori, dan pemecahan masalah.
Penting untuk melihat dampak stunting lebih jauh dari sekadar kurangnya tinggi badan. Keterbatasan asupan nutrisi yang memadai pada tahap pertumbuhan awal dapat memberikan pukulan berat pada perkembangan kognitif anak-anak. Untuk memahami secara kongkrit bagaimana stunting dapat memengaruhi kemampuan kognitif, mari kita telisik beberapa aspek utama yang terlibat.
1. Perkembangan Struktur Otak:
  Stunting dapat merusak perkembangan struktur otak, terutama bagian-bagian yang berkaitan dengan fungsi kognitif. Otak yang kurang mendapatkan nutrisi yang cukup selama fase kritis pertumbuhan mungkin mengalami pembentukan sel-sel saraf yang tidak optimal, serta pengurangan ukuran dan fungsi area otak tertentu. Hal ini dapat menghambat kemampuan anak untuk memproses informasi dengan efisien dan memengaruhi daya ingat serta pemecahan masalah.
2. Gangguan Proses Kognitif
  Stunting juga dapat berdampak pada kemampuan anak untuk belajar dan memahami konsep-konsep kompleks. Proses kognitif seperti pemecahan masalah, pemikiran abstrak, dan kemampuan analitis dapat terhambat karena kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk membentuk jalur-jalur neuron yang efisien dalam otak.
3. Gangguan Fungsi Eksekutif
  Fungsi eksekutif, termasuk kemampuan untuk merencanakan, mengorganisir informasi, dan mengontrol impuls, dapat terpengaruh oleh stunting. Anak-anak yang mengalami stunting mungkin memiliki kesulitan mengelola tugas-tugas kompleks dan menghadapi situasi yang memerlukan pengambilan keputusan cepat.
4. Pengaruh pada Kemampuan Bahasa
  Perkembangan bahasa anak-anak juga dapat dipengaruhi oleh stunting. Kurangnya nutrisi dapat menghambat perkembangan keterampilan berbicara, pemahaman bahasa, dan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Dengan merinci dampak stunting pada perkembangan kognitif ini, kita melihat bahwa stunting bukan sekadar masalah fisik yang terlihat, tetapi juga campur tangan langsung pada dasar-dasar kemampuan belajar dan berpikir anak-anak. Dalam konteks ini, penanganan stunting tidak hanya merupakan tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga memerlukan pendekatan lintas sektor yang melibatkan pendidikan, perencanaan keluarga, dan pemberdayaan komunitas untuk menyediakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak.