Mohon tunggu...
Talitha Sabina
Talitha Sabina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

saya adalah seorang mahasiswa Universitas Airlangga yang memiliki minat dalam bidang kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Penyakit Mulut dan Kuku pada Peternak Sapi di Indonesia

19 Juni 2022   16:00 Diperbarui: 19 Juni 2022   16:25 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pertenakan merupakan kegiatan untuk mengembangbiakkan dan memelihara hewan ternak guna mendapatkan suatu hasil dan manfaat dari kegiatan ini. Peternakan dijadikan sebuah profesi bagi sebagian orang. Profesi ini bergerak dibidang perhewanan. Di indonesia hewan yang biasa diternak ada sapi, kambing, bebek, dan lain sebagainya. 

Seorang peternak membudidayakan hewan ternak di ladang tergantung hewan yang akan diternak. Adanya profesi ini cukup menghasilkan bagi warga sekitar. Namun saat ini sedang merebaknya penyakit yang menyerang hewan ternak contohnya menyerang sapi. 

Penyebab dan Gejala

PMK (Penyakit mulut dan kuku) atau nama lainnya Foot and Mouth Disease menyebarkan suatu penyakit melalui infeksi virus. Virus yang menyebabkan penyakit PMK ini ialah virus RNA yaitu Apthouvirus yang diketahui berasal dari golongan Picornavirus. PMK ini mudah menular dan cepat menyebar di kalangan hewan ternak. 

Penyakit ini telah diketahui tergolong penyakit akut dan sudah menjadi penyakit yang serius di lingkungan peternakan. Pada umumnya PMK ini menyerang pada hewan yang berkuku seperti sapi, kerbau, domba bahkan gajah juga bisa tertular virus ini. Namun, penyakit ini tidak menularkan virus kepada manusia sehingga pemerintah saat ini hanya fokus kepada penyebaran penyakit kepada antar-ternak saja, dan jangan sampai menyebar ke manusia. 

Penyakit ini tergolong penyakit yang merugikan bagi perekonomian indonesia, terutama bagi para peternak di indonesia yang mencari nafkah di bidang ini. Pasalnya proses penyebaran yang cepat serta tingginya kasus kematian hewan ternak yang disebabkan oleh kasus ini semakin meningkat. Bagi hewan ternak yang telah tertular masa inkubasi dari penyakit ini ialah 1 hingga 14 hari semenjak hewan tertular penyakit hingga timbul gejala penyakit.

Terdapat beberapa gejala pada sapi atau hewan lain yang tertular yaitu yang pertama sapi mengalami gejala demam hingga mencapai 41 0C disertai dengan menggigil, pada umumnya sapi yang tetular dan tidak nafsu makan. Gejala yang dapat kita lihat dengan langsung ialah keluarnya air liur secara berlebihan pada sapi atau bisa disebut dengan hipersativasi. 

Lalu terdapat luka pada kuku sapi sehingga kuku sapi akan lepas, Sapi yang tertular juga akan mengalami penurunan berat badan. 

Pencegahan dan Pengendalian

PMK membuat resah sejumlah peternak, pemerintah maupun di kalangan masyarakat. Perlunya pencegahan serta penanganan yang akan membantu PMK pada hewan ternak agar yang tertular segera diobati dan yang belum terkena lebih baik dicegah sedari dini. 

Penularan PMK terjadi karena adanya kontak langsung terhadap hewan yang rentan terkena penyakit ini dan penyebaran virus yang melalui udara. Sejumlah upaya bisa dilakukan untuk mencegah dan mengobati penulaan PMK terhadap hewan ternak terutama sapi. 

Berbagai pencegahan harus dilakukan, contohnya yang pertama kita bisa melindungi zona bebas pada hewan dan membatasi gerakan serta kontak langsung hewan, dengan begitu kemungkinan tertular akan mengurang. Lalu ada pemotongan pada hewan yang terinfeksi, hal ini digunakan agar membuang penyakit dan segera mengobati hewan yang sudah tertular. 

Kemudian ada memusnahkan berbagai sampah serta berbagai produk hewan yang sudah terjadi, diharapkan agar tidak ada lagi yang tetular dan mencegahnya. Lalu yang terakhir kita dapat melakukan vaksinasi untuk virus aktif yang mengandung sebuah adjuvan. 

Pemberian ini bergantung kepada antigen yang berhubungan dengan penyakit yang sedang mewabah saat ini. Namun, pemberian vaksin ini belum bisa memberikan perlindungan yang maksimal terhadap hewan. 

Sebenarnya pemberian penanganan kepada hewan yang  telah terinfeksi masih diteliti dan akan dibeikan obat yang  paling efektif obat antibiotik yang diberikan hanya dapat mematikan bakteri sekunder dan tidak dapat mematikan virus. Jika hewan belum terinfeksi maka harus segera ditempatkan dilokasi yang cukup kering dan membiarkannya berjalan bebas, hal ini dapat meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh hewan. 

Pemberian makan yang cukup dan sehat juga cara untuk mencegah PMK. Namun, bagi sapi atau hewan ternak lainnya yang sudah terinfeksi bisa diberikan pengobatan dengan cara memberikan vitamin kekebalan tubuh serta terapi symptomatis, dan antibiotik untuk mengatasi infeksi sekunder yang dialami. 

Melakukan  biosekuriti kandang merupakan salah satu pencegahan, caranya ialah dengan melakukan disinfeksi kandang maupun lingkungan di sekitar kandang. Disinfeksi juga diberikan kepada peralatan kandang secara berkala setelah selesai digunakan. 

Seperti mencuci peralatan yang sudah terpakai, serta bahan-bahan yang memungkinkan penularan PMK dengan menggunakan deterjen maupun disinfektan. Saat ini masyarakat menjadi panik dan resah dalam mengonsumsi daging, terutama daging sapi, sehingga membuat masyarakat ragu untuk membeli dan memakan daging yang banyak manfaat nya. 

Pencegahan juga tejadi diluar peternakan yaitu dengan cara membuat suatu kebijakan yang akan diterapkan saat wabah terjadi, yaitu dengan menghantikan jalur masuk nya impor hewan dari berbagai negara. Dikarenakan hal ini membuat potensi penyebaran wabah semakin meningkat. 

Pencegahan yang dilakukan baik di dalam dan di luar lingkungan membantu dalam menurunkan tingkat kenaikan wabah PMK saat ini. Pemberian pengetahuan kepada para peternak juga bisa menjadi solusi pencegahan wabah PMK. Pencegahan yang harus dilakukan sedini mungkin menjadi tanggung jawab bersama dan memikirkan strategi dalam menghadapi wabah yang sedang beredar saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun