Semburat matahari muncul dari sisi timur Dusun Gesing di setiap paginya. Terpilih sebagai penempatan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata, kesan pertama yang muncul dalam pikiran adalah dusun ini sangat nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Dikelilingi dengan pohon bambu yang tumbuh liar, suhu yang sejuk, serta pemandangan Bukit Kekeb, Gunung Kembang dan Gunung Sindoro yang berbaris indah memanjakan mata siapapun yang berkunjung ke Dusun Gesing.
Salah satu dusun yang berada di Desa Gemblengan, Kabupaten Wonosobo, dan terletak di dataran tinggi, dusun ini berhasil memberikan panorama alam yang mempesona. Ladang-ladang sayuran seperti cabai, kubis, dan tomat membentang sepanjang mata memandang. Akses menuju kesana pun cukup mudah karena dusun ini terbilang sudah maju. Pertanian di dusun ini tidak semata-mata sebagai sumber pencaharian, tetapi juga menambah pesona alam yang indah.
Selain pesona alamnya, satu yang menarik adalah kehangatan warganya. "Monggo pinarak". Begitu kata yang terdengar setiap kali melewati rumah warga disana. Sapaan-sapaan disertai senyuman selalu terdengar sejak menginjakkan kaki pertama kali di Dusun Gesing. Bahkan tidak jarang warga memberikan sesuatu secara cuma-cuma.
Pertemuan dengan Mas Arif, kepala dusun yang merupakan penduduk asli Dusun Gesing, membuka jendela kehidupan di dusun ini. Keramahan menjadi sebuah ciri khas dalam keseharian warga. Bahkan mereka tidak enggan berbagi cerita mengenai kehidupan sembari memberikan jamuan wajib masyarakat Wonosobo -- teh panas.
Setiap harinya, warga Dusun Gesing bangun pagi-pagi sekali untuk memulai aktivitas. Kabut akibat suhu yang sangat dingin dipagi hari, menjadi nilai tambah kenyamanan ketika berada di Dusun Gesing. Terlihat dari berbagai sudut beberapa warga berjalan menuju ladang dengan memakai caping sambil memikul keranjang dan cangkul, ada yang memuat hasil kebun semalam untuk dibawa ke pasar, menjemur opak bunder didepan rumah, memahat bambu untuk dijadikan kerjinan rigen, anak-anak yang berjalan ke sekolah, dan riuh obrolan ibu-ibu membeli sayur segar di warung. Suasana ini hampir setiap hari bisa dilihat di Dusun Gesing.
Menjelang malam, kepulan asap dan aroma kemenyan memenuhi ruang tempat warga mengadakan perkumpulan. Lintingan tembakau yang dijadikan satu dengan kemenyan, seakan menjadi hal yang wajib di Dusun Gesing untuk menghangatkan badan disaat suhu mulai menurun seiring malam menjelang. Perkumpulan seringkali diadakan di sore atau malam hari karena aktivitas warga yang menyita waktu pagi mereka.
Mas Arif sebagai kepala dusun, setiap harinya turut serta dalam pertemuan warga dari tiap-tiap Rukun Tetangga (RT). Kebetulan, di Dusun Gesing terdiri dari 6 RT dan masing-masingnya mengadakan rapat di hari yang berurutan setiap minggunya. RT 1 dihari senin, RT 2 di hari selasa, RT 3 di hari rabu, dan seterusnya hingga RT 6. Selain pertemuan rutin antar warga, warga Dusun Gesing juga terkenal kental akan ajaran agamanya. Seringkali acara-acara keagamaan diadakan rutin salah satunya Manaqiban dan Dasa Wisma. Tujuannya tidak lain untuk mempererat silaturahmi antarwarga dan menjadi sebuah tradisi yang terus digalakkan ditengah masyarakat.
Hampir setiap hari dalam satu minggu, warga Dusun Gesing terlibat dalam pertemuan. Tidak heran jika keakraban dan kekeluargaan sangat terjalin erat. Warga dengan sigap saling bahu membahu untuk meringankan beban jika ada salah satu warga yang berduka.