Tak hanya itu, local heroes desa setempat juga sudah mampu untuk melakukan maintenance terhadap PLTS berkat pelatihan yang diberikan oleh mahasiswa dan mentor. Hal ini meningkatkan semangat kami para delegasi UNDIP untuk lebih memajukan DEB SoBI kami, terutama agar warga mampu mandiri.
Setelah puas melakukan crossvisit, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Hendrawisata Mangrove untuk melakukan penanaman mangrove secara simbolis. Masing-masing peserta dan mentor juga diberikan jatah 2 bibit mangrove yang ditanam di hutan mangrove sekitar sebagai legacy baik yang ditinggalkan. Para peserta kemudian menyusuri Sungai Somber menggunakan perahu, menikmati pemandangan dan kekayaan hayati Balikpapan yang luar biasa. Sungai Somber merupakan daerah yang memiliki kekayaan flora, fauna, diantaranya mangrove jenis Avicennia dan Rhizophora, bangau tong-tong, dan puncaknya kami bisa melihat bekantan (Proboscis monkey), hewan endemik Kalimantan yang hampir punah. Susur sungai selama 20 menit ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga ekosistem pesisir dan melestarikan lingkungan untuk masa depan yang berkelanjutan.
Malam harinya, para peserta berkumpul untuk menikmati makan malam di Angkringan Bekantan, singkatan dari Bekal untuk Masa Depan, sebuah kafe dengan konsep go green. Semua barang-barang di kafe ini terbuat dari bahan daur ulang, mulai dari meja, pajangan, merupakan hasil dari kayu sisa/kayu kepelan yang disulap menjadi barang guna. Tidak hanya itu, dekorasi yang digunakan juga merupakan produk recycle, menunjukkan bahwa konsep bisnis ramah lingkungan bisa diterapkan dengan sukses tanpa mengorbankan kenyamanan dan estetika. Hal ini menjadi inspirasi bagi awardee Sobat Bumi untuk juga melakukan hal serupa, mendukung kelestarian lingkungan, sebagai agen perubahan untuk bumi berkelanjutan.
Hari Ketiga: Menapakkan Kaki di Ibu Kota Nusantara serta Melihat Inovasi Energi Terbarukan
Hari ketiga rangkaian cross visit DEB SoBI, kami melanjutkan kunjungan ke dua destinasi yang memberikan wawasan penting mengenai keberlanjutan lingkungan dan pembangunan masa depan Indonesia.
Destinasi pertama dimulai dengan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Wasteco di Manggar, Balikpapan. TPAS ini merupakan salah satu contoh pemanfaatan teknologi dalam mengolah sampah menjadi energi terbarukan, yakni gas metana. Gas ini digunakan untuk mendukung berbagai kegiatan, termasuk operasional kafe dan sauna di kawasan tersebut. Salah satu keunikan sauna di sini adalah uapnya yang dihasilkan dari proses destilasi rempah-rempah seperti serai, alang-alang, jahe, dan lengkuas, daun salam, menciptakan aroma yang menyegarkan dan dipercaya memiliki manfaat kesehatan. Kunjungan ini memberikan pemahaman baru kepada para peserta mengenai potensi pemanfaatan limbah sebagai sumber energi ramah lingkungan. Pengucapan nama TPAS ini adalah 'Wes Te Ko' (wes teko), yang dalam bahasa jawa berarti sudah datang, sudah datang solusi dalam persoalan gunungan sampah yang dapat bermanfaat bagi lingkungan dan juga warga sekitar.