Mohon tunggu...
Talitha Ardelia
Talitha Ardelia Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Food. Videography. Lifestyle

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Urusan Jodoh Memang di Tangan Tuhan, tapi Weton yang Menentukan

25 September 2019   14:23 Diperbarui: 23 Juni 2021   19:05 11195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menikah adat jawa (pexels.com)

Kalau mendengar kata menikah, sepertinya semua orang akan turut merasa bahagia, kecuali mantan yang ditinggal nikah. Tapi apa rencana untuk menuju pernikahan semudah itu? 

Bagi sebagian masyarakat di daerah Jawa, khususnya bagi yang masih menjunjung tinggi budaya Jawa. Syarat menikah itu selain meyakinkan diri kita sendiri, diri pasangan, restu dari kedua orangtua, namun yang paling penting adalah restu weton. Weton menjadi salah satu faktor yang harus dilibatkan dalam urusan pernikahan ini.

Weton sendiri merupakan hari lahir seseorang dalam penanggalan Jawa, seperti selasa pon, kamis legi, atau jum'at kliwon. Weton juga dipercaya dapat menentukan watak dan sikap seseorang, sampai dapat digunakan untuk perhitungan dalam mendapatkan jodoh dan rejeki. 

Untuk urusan jodoh, weton digunakan sebagai perhitungan untuk menentukan hari dan tanggal pernikahan kedua calon mempelai. Hasil dari perhitungan hari tersebut menghasilkan angka yang disebut neptu. 

Bukan hanya urusan menentukan tanggal, bahkan bisa sampai batal menikah karena hasil dari penjumlahan weton keduanya menunjukkan ketidakcocokan.

Baca juga : Dinamika Jodoh Terhalang Weton

Teman saya Joko, mengalami nasib tersebut. Saat ini Joko telah memasuki usia yang pas untuk menikah. Begitupun desakan dari orangtuanya yang berharap Joko untuk segera membina rumah tangga. Namun, tidak semudah itu. 

Joko berasal dari keluarga yang sangat kental akan budaya Jawa. Hal itu sudah terlihat sejak saya mengenal Joko sewaktu SMA, Joko sudah jago nembang atau menyanyikan lagu Jawa dan sering memakai blangkon di sekolah. Katanya itu merupakan budaya, kalau tidak ditunjukkan nanti ya bisa-bisa hilang.

Balik lagi ke background keluarga Joko yang sangat njawani ini. Joko sudah empat kali PDKT, mulai dari yang dicomblangin teman, dikenalkan kakaknya, sampai calon yang dia pilih sendiri. Dari keempat kandidat calon istri Joko itu, lagi-lagi masalahnya selalu balik lagi. Weton lagi dan weton lagi.

Sebenarnya Joko sudah sangat pusing sama weton ini, tapi juga tidak dapat menentang apa yang orangtua Joko yakini. Dulu, orangtua Joko juga menikah atas perhitungan weton. Ibunya lahir selasa pon, bapaknya lahir kamis legi. 

Jika dihitung dengan weton, Selasa pon neptunya 10 dan kamis legi neptunya 13 dan jika dijumlahkan hasilnya 23 yaitu tinari. Tinari sendiri memiliki arti bahwa rumah tangga pasangan tersebut akan selalu mendapatkan kebahagiaan, kemudahan dalam mencari rejeki, dan terhindar dari kesusahan.

Baca juga : Cara Menghitung Hari Baik untuk Menikah Melalui Weton Jawa

Empat kali Joko bertemu dengan kekasih hatinya dan mencoba mendiskusikan hasil weton dengan orangtuanya. Hasil neptunya kalau nggak pegat yang berarti cerai, padu atau berselisih, ya berarti sujanan yang berarti perselingkuhan. Sebenarnya ada banyak hasil perhitungan dari weton ini yang mengandung makna baik.

Pertama, ratu. Ratu sendiri identik sosok yang dihormati dan istimewa. Jika hasilnya adalah ratu, maka pasangan tersebut kedepannya akan dihormati oleh orang lain, mendapat kerukunan dengan tetangga. Bahkan, tidak sedikit orang yang iri dengan keharmonisan rumah tangga ini.

Kedua, jodoh. Ya dari namanya saja sudah jodoh. Pasangan dengan weton jodoh sudah pasti mendapat kebahagiaan sampai maut memisahkan. Sudah pasti dunia milik berdua, tetangga lain ngontrak.

Ketiga, topo. Dalam bahasa Indonesia, topo artinya bertapa. Jika hasilnya adalah topo, rumah tangga pasangan ini akan mengalami sedikit masalah pada awal-awal pernikahan. Namun, makin lama pernikahan akan mendapatkan keharmonisan.

Keempat, pesthi. Pesthi ini menunjukkan bahwa keluarga akan selalu adem ayem, bahagia, dan selalu mendapat keberkahan walaupun ada masalah yang datang. Pokoknya kerikil tajam dan omongan tetangga juga bakalan lewat, namanya juga cinta.

Perhitungan weton sendiri, bagi keluarga Joko sudah seperti harga mati. Dulu, kakak Joko juga berhasil menikah karena perhitungan weton ini. Bedanya, hasilnya jodoh. Ya memang sudah jodohnya untuk menikah.

Baca juga : Weton, Primbon, dan Lampu Merah

Joko sendiri menyadari bahwa jodoh tetap ditangan tuhan, tapi weton yang menentukan. Dari weton ini, Joko lebih selektif sebelum mengenalkan calon pasanganya ke oran tuanya. Joko aktif memberi kabar ke orangtuanya saat sedang dekat dengan perempuan dan memberitahu hari lahir pasanganya agar tidak ada hati yang terluka karena cinta.

Sebenarnya, hal yang dialami Joko ini juga sudah dialami oleh banyak orang. Terakhir yang sempat viral di Twitter beberapa saat yang lalu adalah pasangan yang sudah berpacaran 5 tahun lalu gagal menikah karena perhitungan weton. 

Pihak perempuan pun berkicau lewat Twitter pribadinya karena menyayangkan hal tersebut. Netizen pun berbondong-bondong memberikan komentar, ada yang setuju dengan hasil weton tersebut dan banyak pula yang bersimpati atas kejadian yang dialami perempuan tersebut.

Tidak ada yang salah dengan weton. Weton merupakan budaya, atau mungkin dianggap sebagai sebuah kepercayaan bagi orang Jawa. Namun, di era sekarang ini alangkah lebih baik jika apapun hasil dari perhitungan weton dapat dikompromikan. Karena belum ada pula teori relevan yang dapat membuktikan bahwa rumah tangga akan hancur jika melanggar hasil weton.

Seperti yang dialami oleh Joko, apabila sudah terbentur oleh hasil weton, tipsnya ya ikhlaskan saja dan jangan lupa move on. Atau, kalau memang sudah sangat cinta ya nekat saja tetap menikah. 

Semua hal kan bisa di komunikasikan dengan baik, terutama dengan orangtua. Restu dari kedua orangtua tetap jadi yang nomer satu. Tetap percaya saja bahwa sebagai orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya. Asal jangan sampai kawin lari aja, nanti malah jadi buronan kan bawa kabur anak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun