Mohon tunggu...
Talitha Azalia Nakhwah
Talitha Azalia Nakhwah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Padjadjaran

Seorang mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran yang sedang duduk di semester 4, gemar untuk menulis sedari kecil karena tidak hanya berbuah seni, hasil karya tulis juga dapat menjadi pengetahuan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Thrifting: Tren Beken Pembangkit Fashion

1 Juli 2024   16:21 Diperbarui: 1 Juli 2024   16:41 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini, dunia fashion kerap ramai dengan fenomena thrifting. Memangnya thrifting itu apa? thrifting merupakan kegiatan berbelanja barang bekas di toko barang bekas, pasar tradisional, garage sale, atau pasar loak dengan harga yang murah. Berbagai barang yang dijual di (sebut saja) thrift shop tidak hanya pakaian, tetapi juga barang antik seperti perabotan dan barang elektronik seperti kamera atau jam tangan yang berasal dari impor atau luar negeri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, Indonesia menerima impor pakaian bekas sebesar 26,22 ton dengan nilai impor Rp4,08 miliar selama tahun 2022 lalu. Tentunya hal ini mempengaruhi perekonomian negara yang perlu diatasi secara serius oleh pemerintah Indonesia. Lalu, mengapa bisa angka barang impor di Indonesia sangat tinggi?

Thrifting dan Media Sosial

Dilihat dari perspektif minat thrifting, fenomena berbelanja barang bekas ini ramai dilakukan oleh kalangan anak muda. Hal ini tidak terlepas karena faktor pendukung adanya media sosial sebagai platform promosi. Secara tidak sadar, pengguna dengan pengguna lainnya saling mempengaruhi satu sama lain, termasuk dalam hal gaya hidup dan cara berpakaian. 

Di media sosial, seperti Instagram dan TikTok, banyak orang melakukan aktivitas seperti "haul pakaian" atau "outfit check". Kegiatan di mana orang-orang membuat video menunjukkan pakaian apa yang mereka gunakan dari kepala hingga kaki, kemudian berhasil menarik perhatian orang-orang untuk membeli dan menggunakan pakaian atau aksesoris yang sama. Tidak jarang orang-orang yang membuat video tersebut membeli pakaian dari hasil thrifting, hal ini tentunya membuat orang lain juga berminat untuk memburu pakaian-pakaian bekas. Dengan ini, kegiatan thrifting makin populer di telinga masyarakat.

Berbicara mengenai popularitas thrifting, tentunya istilah "fashion berputar pada siklus yang sama" nampaknya berlaku pada fenomena ini. Artinya, gaya berpakaian yang sempat populer pada zaman dahulu kembali populer setelah beberapa waktu. Dengan adanya media sosial, setiap orang dapat mengetahui apa tren fashion yang sedang populer saat ini atau apa tren fashion yang kembali populer saat ini. Untuk memperoleh pakaian yang diinginkan, orang berbondong-bondong mengunjungi thrift shop baik secara online maupun offline.

Naiknya permintaan thrifting tentunya juga dimanfaatkan oleh toko-toko barang bekas yang semulanya hanya membuka toko secara offline, kemudian melebarkan sayapnya dengan melakukan penjualan online melalui media sosial. Dengan harga yang sama, penjual nampaknya lebih mendapatkan untung berjualan melalui Instagram atau TikTok. Pada kedua platform tersebut, penjualan barang bekas dapat dilakukan dengan salah satu cara yang sedang populer saat ini, yaitu Live. Live mempermudah penjual dan pembeli untuk berinteraksi secara bebas melalui kolom komentar tanpa harus bertatap muka. Selain itu, biasanya penjual juga akan menurunkan harga barang yang dijual ketika mengetahui banyak penonton Live yang tertarik dengan barang-barang thrift tertentu.

Keunggulan Thrifting

Tidak hanya hal-hal yang telah disebutkan di atas yang berhasil membuat nilai impor pakaian bekas dari hasil thrifting di Indonesia meningkat dalam enam tahun terakhir, beberapa alasan lainnya dapat ditemukan pada:

1. Mendukung keberlangsungan hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun