Mohon tunggu...
Talitha K. Tarigan
Talitha K. Tarigan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bersatunya Bangsa Indonesia untuk Meraih Kemerdekaan dari Jepang dengan Berjuang Secara Kooperatif

24 Maret 2023   20:09 Diperbarui: 24 Maret 2023   20:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemerdekaan Indonesia dari kejamnya penjajahan tidak bisa dipisahkan dari usaha gabungan seluruh rakyat Indonesia. Mulai dari petani yang menolak menyerahkan hasil panennya, hingga tokoh masyarakat yang bersatu untuk berdiplomasi dan bernegosiasi dengan negara lain. 

Rakyat Indonesia sudah mulai teredukasi dan memiliki rasa nasionalisme, lelah atas perlakuan Belanda yang sudah menjajah Indonesia dalam jangku waktu yang sangat panjang dan melarang atribut Indonesia apapun untuk digunakan (menggunakan bahasa Indonesia, mengibarkan bendera merah putih, menyanyikan Indonesia Raya, dll.). Jepang dengan mudah memenangkan simpati rakyat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan dan mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia, mengibarkan bendera merah putih, dan mengizinkan penyanyian Indonesia Raya. (Brata, I. B., & Wartha, I. B. N., 2017)

Tetapi, Jepang hanya ingin memanfaatkan sumber daya dan tenaga kerja Indonesia untuk membantu Jepang dalam Perang Dunia Kedua. Jepang merampas semua hasil tanam rakyat Indonesia, hanya menyisakan sedikit sekali untuk rakyat Indonesia, bahkan petani yang menanamnya saja kelaparan. 

Jepang banyak membentuk organisasi kepemudaan untuk menarik simpati rakyat Indonesia dan menambah cadangan tentara untuk membantu mereka dalam Perang Dunia Kedua. Contohnya pada tahun 1943, Empat Serangkai yang terdiri dari Ir. Sukarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur membentuk organisasi Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dan Jepang juga membentuk Pembela Tanah Air (PETA). Namun, kedua organisasi ini malah lebih banyak memanfaatkan Indonesia dan melemahkan kekuasaan Jepang pada Indonesia. 

Melalui organisasi-organisasi kepemudaan ini, rakyat Indonesia memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. Dibekali kemampuan dan persenjataan, terjadi banyak pemberontakan melawan Jepang. Pemberontakan yang terjadi ini sangat tidak menguntungkan Jepang yang kondisinya sudah melemah dalam Perang Dunia Kedua.

Puncaknya adalah saat Hiroshima dan Nagasaki dibom oleh Amerika pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Banyak tentara Jepang ditarik kembali ke negara asalnya dan terjadi kekosongan kuasa di Indonesia. Golongan Tua yang masih memiliki hormat kepada Jepang memilih untuk menunggu tetapi Golongan Muda tidak mau menunggu-nunggu tanpa kepastian sehingga mereka menculik dua tokoh nasional paling berpengaruh saat itu yaitu Ir. Soekarno dan Moh. Hatta pada 16 Agustus 1945 sehingga Indonesia bisa memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. 

Mempelajari sejarah panjang proses bangsa Indonesia mengingatkan penulis untuk merasa bersyukur kepada Allah Bapa karena selalu menyertai dan mengizinkan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Tuhan tidak meninggalkan bangsa Indonesia ketika masih dijajah, tetapi Tuhan memiliki rencana sendiri yang seringkali kita tidak pahami. Yang terutama adalah bagi kita untuk selalu mengucap syukur, percaya, dan berserah atas kehendakNya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun