Mohon tunggu...
Talita Wijaya
Talita Wijaya Mohon Tunggu... -

Lihatlah kekuatan perempuan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mahalnya "Ongkos" Separatisme ; Papua Tidak Perlu!

28 April 2014   17:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_304853" align="aligncenter" width="365" caption="Sumber : www.indonesia.ib.ir"][/caption]

Uang atau dana merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting bagi suatu gerakanan separatis dibelahan dunia manapun karena sangat diperlukan untuk membeli senjata, menyuap pejabat lokal, membayar mata-mata, menulis propaganda, menyediakan jaringan sosial untuk membangun image dimata masyarakat lokal maupun global, memperoleh rumah yang aman, pengadaan senjata dan amunisi, membiayai kehidupan pasukan dan keluarganya, atau pun kebutuhan lainnya demi mendukung pergerakan untuk mencapai tujuan akhirnya yaitu sebuah kemerdekaan.

Selayaknya manusi hidup, kelompok separatispun akan selalu mebutuhkan banyak uang untuk membiayai pergerakan dan memenuhi kebutuhan kehidupannya. Sebagian besar dana ini dapat diperoleh dari cara-cara yang melanggar hukum, misalnya dari menarik upeti pada penjual miras ilegal atau pengedar narkoba, atau bisa juga dari sponsor simpatisan asing. Dukungan uang ataupun tempat yang aman biasanya ditawarkan oleh negara-negara tertentu yang memiliki kepentingan secara geopolitik, ekonomi maupun keamanan. Melalui kombinasi penggalangan dana dari bisnis yang sah maupun terlarang inilah kelompok separatis mampu hidup makmur dan membangun sekertariat di luar negeri, contohnya seperti OPM di Belanda dan Inggris.

Selain dana yang mahal, gerakan separatisme juga selalu identik dengan kericuhan dan kekerasan yang menimbulkan banyak korban, baik jiwa maupun materi yang terutama sangat merugikan masyarakat pada umumnya. Salah satu contohnya adalah kerugian yang di akibatkan oleh aksi demonstrasi KNPB November 2013 di kawasan expo Waena, Kota Jayapura, yang menyebabkan 11 orang terluka, 3 warga mengalami luka parah, dan 2 di antaranya kritis dan harus menjalani perawatan intensif di Rumah sakit.

Pemerintah pusat dalam hal ini jelas mempunya pekerjaan rumah yang masih banyak yaitu untuk terus berusaha mendorong dan memfasilitasi terciptanya pembangunan yang merata sebagai langkah awal menciptakan Tanah Papua yang damai.

Baik masyarakat Papua maupun dari luar Papua harus jeli juga menyikapi siapa sebenarnya pihak yang paling diuntungkan dari eskalasi kekerasan di Papua?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun