Mohon tunggu...
Tali Literasi
Tali Literasi Mohon Tunggu... Editor - Berkarya untuk Bangsa

Link TaliLiterasi di kompasiana merupakan laman untuk berkabar positif.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Kopi Lereng Kawi Semakin Top, Kali Ini Petaninya Gelar Sarasehan

5 Desember 2024   08:26 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:14 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika hal ini telah menjadi komitmen bersama, maka harapan untuk mewujudkan brand Kopi Lereng Kawi dapat dipenuhi oleh komunitas petani kopi Lereng Kawi yang pada dasarnya telah memiliki potensi kopi yang besar," sambungnya.

Sisi lain, Hikmah Bafaqih, M.Pd., Anggota DPRD Jawa Timur yang turut serta hadir pada sarasehan tersebut, menyampaikan dorongan agar petani kopi juga bergerak untuk mengunduh dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Kabupaten Malang sendiri.

"Dengan potensi besar yang ada di Lereng Kawi, dalam hal ini tentang kopi, maka sudah seharusnya pemerintah Kabupaten Malang dapat mendukung dan berperan aktif dalam peningkatan sumberdaya yang ada di Lereng Kawi ini," papar Mbak Ema, sapaan akrab Hikmah Bafaqih.

Upaya tersebut, menurut Mbak Ema yang merupakan Wakil Ketua I pada Komisi E di DPRD Jawa Timur, muncul ide untuk menginisiasi dan berusaha mengajukan kepada Pemerintah Kabupaten Malang untuk diadakannnya Sistem Resi Gudang Kopi (SRG Kopi) Lereng Kawi.

"Dengan adanya SRG KOPI ini, akan menjadi instrumen perdagangan bagi petani kopi untuk memperoleh harga jual yang baik dan pembiayaan produksi," ungkapnya.

Tapi demikian, lanjutnya, Kopi Lereng Kawi yang mempunyai kualitas terbaik ini, harus bisa menjadi hal baik yang bukan hanya bisa di nikmati oleh orang kota atau orang luar saja. Namun kopi dengan kualitas yang baik ini, juga harus dinikmati oleh kalangan sendiri.

Menanggapi hal itu, Winartono, yang hadir mendampingi dalam memfasilitasi suksesnya acar tersebut, ia manyampaikan bahwa acara ini dipandang sudah lengkap dan terukur.

"Ini (acara sarasehan.red) sudah pas. Ada unsur pelaku yaitu kelompok petani kopi, ada akademisi, ada pemerintah Desa, dan unsur pengambil kebijakan," terangnya.

Alumni Magister FISIP Universitas Brawijaya ini berharap Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Kemendesa PDT harus menyambut dengan antusias.

"Hal ini mahal lho. TPP, dan termasuk pula Pemerintah, bahkan tak mudah memunculkan praktik inisiasi semacam ini. Syukur-syukur kita bisa jadi katalisator perbaikan atau ide kreatif pemberdayaan," imbuhnya.

Ia malah mencontohkan ide membranding "Kopi Lereng Kawi" atau semisalnya. "Ya selama ini kopi Malang brand yang muncul keluar masih wilayah Dampit dan sekitarnya," kata Cak Win.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun