Bertemu dengan Sesjen MPR ? Masya Allah... ini sebuah kejutan tersendiri buat para penggiat sosial media di Bali. Kegiatan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang sekarang bernama 4 Pilar MPR ini digelar di Hotel Bintang Kuta Bali, 10 Mei 2018 yang lalu. Dengan dihadiri 51 blogger Bali dan dikomandoi oleh Mba Mira Sahid. Menghadirkan Bapak Ma'ruf Cahyono, SH MH sebagai narsum utama, bersama Bapak Andrianto (Kabag PDSI MPR), Ibu Raras Esthining Palupi (Kepala Bagian Pengawasan MPR RI) dan Bu Siti Fauziah ( Kepala Biro Humas MPR).
Berikut beberapa uraian penting dari Pak Ma'ruf Cahyono sebagai Sekretaris Jendral MPR RI :
"Netizen blogger mempunyai peran penting, tanpa menafikan elemen lain. Perkembangan sosial media saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran aktif perkembangan blogger netizen. Bahkan tidak hanya didominasi oleh anak muda saja, kalangan ibu-ibu rumah tangga juga aktif bersosial media. Bangun pagi saat mata masih merem, tangan sudah meraba-raba mencari handphonenya. Jika peran netizen blogger tidak diberdayakan maka sangat rugi bangsa ini".
MPR sebagai organ tata negara yang jika kita mau melihat dari sisi lain selain sebagai organ tertinggi juga sebagai pengemban amanat rakyat.
Merawat jati diri bangsa adalah tugas MPR RI yang dimandatkan oleh rakyat melalui wakil rakyat dalam Undang-Undang. Jika dimandatkan melalui wakil, mengapa tidak bersama-sama. Maka tugas MPR RI adalah mensosialisasikan Undang-Undang, TAP MPR.
TAP MPR isinya sangat baik untuk bangsa ini. Contoh TAP MPRS No.25 tentang pelarangan organisasi PKI, termasuk juga Marxisme, Leninisme dan lainnya.Â
Ada juga TAP MPR yang bagus untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat dan pengusaha kecil memahami bahwa perkembangan ekonomi tidak hanya untuk kepentingan golongan tertentu tapi untuk semua. Munculnya TAP MPR ini setelah pasca reformasi, saat aksi mahasiswa menduduki gedung MPR tahun 1998. Ini adalah jawaban dari situasi politik ekonomi yang mengalami puncak krisis saat tersebut.
Berbicara konsep akan lebih dikedepankan saat berbicara TAP MPR.
Juga tentang etika kehidupan berbangsa, sangat bagus. Bagaimana cara menciptakan perkembangan kehidupan politik dinamis. Seperti larangan curang berorganisasi, tidak boleh money politik, mencegah kecurangan pemilu dll. Juga TAP MPR mengatur kegiatan ekenomi nasional seperti pelarangan monopoli , oligopoli dan lain-lain. Tidak melupakan untuk memberikan kesempatan peluang ekonomi kepada pengusaha kecil adalah salah satu tujuan kepentingan MPR RI yang diutamakan.
Juga berbicara tentang pemerintahan, MPR pun mengatur nya dengan rapi dalam TAP MPR RI.
TAP-TAP MPR yang masih berlaku posisinya sejajar dengan Undang-Undang. Â Yang masih berlaku itu ada di pasal 2 dan pasal 4. Maka MPR pun sangat tanggap terhadap semua gerak perkembangan dan dinamika kehidupan politik, ekonomi, pemerintahan, sosial budaya hingga perkembangan sosial media yang dianggap sudah sangat masif dan perlu digunakan untuk mengantisipasi ekses negatif ke masyarakat.
Etika tentang lingkungan pun juga diatur, bagaimana mencegah pencemaran lingkungan, memperbaiki hutan dan ekosistem sumber daya alam yang berpotensi untuk negara dan lain sebagainya.
Menangkap semua perkembangan semua bidang kehidupan tersebut, maka MPR RI perlu mengingatkan kepada masyarakat setidaknya 4 hal ini harus dijadikan pokok penting dalam kehidupan.
- Pancasila
- Undang Undang Dasar 1945
- NKRI
- Bhinneka Tunggal Ika.
Di penghujung kuliah umum ini (ciaah ...istilahnya Pak Ma'ruf keren juga, kuliah umum hehehe....) membacakan sebuah puisi berjudul "Manifesto". Sebuah puisi yang mempertanyakan keindonesiaan kita, kebangsaan kita dan kecintaan kepada bangsa ini.
Haru juga dengar puisi ini saat dibaca beliau.
Masih Indonesiakah kita
setelah sekian banyak jatuh bangun
setelah sekian banyak tertimpa dan tertempa
setelah sekian banyak tebentur dan terbentuk
 Masihkah kita meletakkan harapan di atas kekecewaan
persatuan di atas perselisihan
musyawarah di atas amarah
kejujuran di atas kepentingan
Ataukah ke-Indonesia-an kita telah pudar
dan hanya tinggal slogan dan gambar?
 Tidak!
Karena mulai kini, nilai-nilai itu kita lahirkan kembali
Kita bunyikan dan kita bumikan
menjadi jiwa dan raga setiap manusia Indonesia
Dari Sabang sampai Merauke
kita akan melihat lebih banyak lagi
senyum ramah dan tegur sapa
gotong royong dan tolong menolong
kesantunan bukan anjuran tapi kebiasaan
kepedulian menjadi dorongan
Dari terbit hingga terbenamnya matahari
kita melihat orang-orang berpeluh tanpa mengeluh
berkeringat karena semangat
kerja keras menjadi ibadah
ketaatan menjadi kesadaran
kejujuran menjadi bagian harga diri dan kehormatan
Wajah mereka adalah wajah Indonesia yang sebenarnya
tangan mereka adalah tangan Indonesia yang sejati
keluhuran budi mereka adalah keluhuran Indonesia yang sesungguhnya
Hari ini kita gemakan, Ini Baru Indonesia!
Marilah kita berhenti Saling Menyakiti, Mulailah Saling Menghargai
Marilah Berhenti saling merendahkan, mulailah menghormati perbedaan
Berhenti Takabur, Mulailah Bersyukur
Stop Marah-marah, mulailah bersikap ramah
Berhenti memaki, mulailah memakai hati
Berhenti curiga, mulailah menyapa
Berhenti berseteru, mulailah bersatu
Berhenti memaksakan, mulailah berkorban
Berhenti mencari perbedaan, mulailah bergandeng tangan
Berhenti silang pendapat, mulailah mencari mufakat
Berhenti besar kepala, mulailah berlapang dada
Berhenti Bersilat lidah, mulailah bermusyawarah
 Berhenti malas, mulailah bekerja keras
Stop diskriminasi, mulailah toleransi
Berhenti menang sendiri, mulailah berbagi
Rasanya damai ya kalau majelis tertinggi birokrasi di negeri ini sudah mulai mau turun gunung (eh maaf maksud saya karena ini pertama kalinya ke Bali, jadi sepertinya ya baru turun gunung.)
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H