Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ruang Publik yang Melapangkan Kearifan Lokal

30 September 2015   22:06 Diperbarui: 1 Oktober 2015   01:26 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila kita menyimak adanya keprihatinan berbagai pihak tentang susahnya mendapatkan ruang publik yang bisa berfungsi multi dimensi sosial warganya maka sebagai warga Kota Denpasar, saya justru patut berbangga dan terhibur dengan hadirnya Lapangan Renon yang ditengah-tengahnya dihadirkan Monumen Bajra Sandhi.

Kehidupan warga Kota Denpasar yang hiruk pikuk dengan segala kesibukannya yang terkadang menyita sebagian kehidupan sosial dan rohani terkadang meresahkan. Dan ini sering ditambah dengan kemacetan lalu lintas yang terus menjadi semakin hari seiring dengan bertambahnya kendaraan yang tidak diiringi pelebaran dan perluasan jalan.

Inilah kebaikan yang menjadikan warga Kota Denpasar patut bangga dan berbahagia dengan adanya Lapangan Renon Bajra Sandhi sebagai ruang terbuka yang juga menjadi referensi dan rujukan ruang terbuka terbaik se-Indonesia. ( Dalam berita ini di Kompas disebut bahwa Lapangan Niti Mandala Renon dinilai layak dijadikan contoh nasional).

Kegiatan apa saja yang dilakukan warga Kota Denpasar di Lapangan Niti Mandala Renon ? Mari ikuti pemaparan saya lebih lengkap.

1. Kegiatan Berolahraga

Kegiatan Senam Jantung Sehat Setiap Minggu (dok.pribadi)

Berolahraga di ruang publik adalah kegiatan paling menyenangkan warga yang efek akhirnya adalah menyehatkan dan membangkitkan produktifitas warga Kota Denpasar setelah akhir minggu berakhir. Tak menutup kemungkinan, di hari lain selain akhir minggu, warga juga memenuhi lapangan Niti Mandala Renon untuk jogging, jalan santai, bermain voli, badminton, basket, sepak bola, bersepeda, karate, senam, sepak takraw, yoga dan masih banyak lagi olahraga yang kadang kita jarang melihatnya, seperti klub sepak bola anak dan pencak silat.

Bisa dibayangkan betapa luas lapangan ini yang bisa menampung beragam jenis kegiatan olahraga dan warga tinggal sesuka hati untuk memilihnya. 

(dok.pribadi)

 

Senam Yoga dan Meditasi juga ada (dok.pribadi)

 

2. Kegiatan Bazar dan Pameran

Inilah kegiatan yang ramai dilakukan beberapa perusahaan saat mempromosikan produk dan memasarkannya ke warga Kota Denpasar dengan cara membuka stand penjualan dan melayani warga dengan sabar. Kegiatan promosi ini tentu saja banyak berdampak positif kepada warga kota. Selain sambil berolahraga dan cuci mata, warga jadi tahu ada produk terbaru dan terbaik yang mungkin saja selama ini luput dari pandangan mereka.

Stan Bazar di tengah lapangan Niti Mandala Renon (dok.pribadi)

 

3. Tempat Santai dan Mejeng Remaja Kota Denpasar

Peradaban remaja dan abg kota besar juga tak dapat dipungkiri menyeruak di kehidupan warga. Lebih kedalam artian santai dan bisa bersosialisasi remaja ala kota besar yang tak melulu di mall dan pasar modern lainnya. Lapangan Niti Mandala Renon juga memberi ruang kepada remaja abg yang masih lebih menyenangi berkelompok membuat satu lintasan tersendiri. Mungkin dalam kekinian mereka menyebutnya "mejeng".

Kehidupan remaja juga tampil di Lapangan Niti Mandala Renon(dok.pribadi)

4. Pelayanan Kesehatan Oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unud

 

 Kegiatan sosial pelayanan kesehatan ini digagas oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan masa pelayanan kurang lebih 4 jam. Berkisar dari jam 8 hingga jam 12 siang. Dan antusiasme warga ditunjukkan dengan membludaknya pasien setiap hari minggu, berkisar 200 warga menyediakan dirinya untuk chek kesehatan di area ini. Ini tentu saja adalah bukti kearifan lokal warga yang sadar akan pentingnya kesehatan.

 

Tentu saja ini adalah angin segar buat warga Kota Denpasar dan sekitarnya. Karena Lapangan Niti Mandala Renon memang mengejawantahkan kearifan lokal demi kesejahteraan warganya.

Filosofi yang terangkum dari beberapa kegiatan yang saya paparkan tadi semestinya memang harus dicermati sebagai pemberdayaan ruang publik bukan hanya sekedar wahana rekreasi dan santai saja. Kehidupan kadang mengajarkan manusia untuk bisa lebih berempati kepada sesama. Lebih memuliakan manusia lain dan mencoba berusaha untuk bisa memutarbalikkan kenyataan duka yakni sakit kepada pengobatan yang murah dan lebih bersahaja.

Demikian lah ruang publik telah berperan lebih jauh mengepakkan sayapnya menjadi fungsi melapangkan kearifan sosial warganya. Dan kearifan lokal yang banyak belum tergali. Ini juga termasuk dalam ekologi lingkungan, dimana saat 1 hari saja berlaku peraturan car free day, bebas polutan.

Semoga kebangaan dari fungsi ruang publik akan terus bisa berkembang melebarkan sayapnya kepada cita-cita keharmonisan dan persatuan bangsa seutuhnya.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun