Â
"Uang 50 ribu itu buat beli kain, bahan pewarna dan malam batik. Hasil taplak pertama saya dibeli oleh ibu dosen Undip yang kebetulan beliau itu adalah seorang peneliti batik semarangan. Beliau cukup puas dan bangga dengan hasil yang saya buat," cerita Iin kepada saya.
Bu Dosen itu mulai memesan batik lagi dan men-support Iin untuk menjadi perajin batik. Bukan hanya itu, sejarah tentang batik semarangan jaman dulu juga diceritakan kepada Iin. Jadi bukan hanya mempromosikan batik saya tapi sang dosen juga membimbing untuk lebih dalam lagi mengerti dan mengetahui tentang sejarah batik semarang.
Â
Pengerjaan Pola batik Semarang
Pengeringan Kain Batik Semarangan
Iin menyadari jika ingin menjadi perajin batik, tidak bisa asal jadi dan main sembarangan. Sebab batik memiliki nilai budaya dan nilai seni luhur dan tinggi, tidak bisa asal buat.
Kerja keras Iin mulai memuculkan hasil. Pesanan kain batik mulai berdatangan. Dan itu semua dikerjakan Iin sendiri dari proses awal hingga akhir. Pengerjaan dari pagi sampai larut malam dan masih dengan menggunakan peralatan yang seadanya.