Berita yang disebarkan via SMS ternyata juga disebarkan oleh para Facebooker. Mereka tampak khawatir dengan keberadaan "tusuk gigi di restoran karena bekas dipakai berdarah-darah oleh penderita AIDS dan dibersihkan".
Sebenarnya berita ini bukan hanya ada di Indonesia saja, di Kunming, Ibukota Yunnan juga menyebar berita tusuk gigi bisa menyebarkan HIV/AIDS di bulan Juni 2011. (Sumber : http://venerealdiseasecure.info/?p=1145)
Dan bila ditelusuri kembali ternyata berita ini adalah berita BASI , karena sudah di siarkan sejak tahun 2007. Bahkan sampai-sampai Polisi menahan sang pembuat berita. Pembuat berita ini adalah dua orang pebisnis di Jiangsu. Mereka adalah Du dan Cao yang mulai menyebarkan desas-desus ini sejak 11 Juli 2007. Keduanya ditangkap dan ditahan kepolisian China.
Kepolisian China memiliki Undang-Undang bahwa berita internet dan penyebarluasan berita memakai media internet yang membuat resah masyarakat harus diusut dan pelaku pembuat berita harus ditangkap tanpa terkecuali.
Kasus ini mendapat perhatian luas dari masyarakat, karena Polisi China juga menangkap dan memperingatkan 60 orang yang diduga terlibat dalam penyebaran berita bohong ini.
Dan pesan ini terus disebarkan hingga mencapai 200 kerabat / saudara Du terhitung sejak tanggal 11 sampai 14 Juli 2007.
Dari ke-200 orang inilah kemungkinan berita menyebar hingga ke seluruh negara Asia , termasuk Indonesia.
Awalnya, berita yang dibuat oleh Du dan Cao adalah berita yang dibuat demi kepentingan "balas dendam" kepada kepolisian China yang dituduh telah membunuh seorang mahasiswa QuangHo.
Ini cuplikan beritanya yang dipoting oleh Laoshi Heshang :
an Internet user known as Laoshi Heshang (Honest Monk) on July 31 posted a story with the Taiwuliao portal, based in Taizhou, Jiangsu, about police allegedly chasing a man and his pillion passenger son on a motorbike through the streets of Jingjiang city. The man had failed to stop as required by police after he was seen not wearing a helmet. The bike crashed and the son, who had been enrolled at prestigious Qinghua University, was killed. The posting caused outrage against the police, who were obliged to contact all six Jingjiang students who had been enrolled at Qinghua University this summer to confirm the story was a hoax.
kalau diterjemahkan bebas , kira-kira begini :
ada seorang bapak dan anak yang dikejar oleh polisi karena tidak memakai helm. Karena ngebut, motornya jatuh dan sang anak yang juga mahasiswa Universitas Qinghua tewas seketika. Dan sebagai bentuk perlawanan dan rasa solidaritas mahasiswa atas kematian rekannya, mereka sengaja membuat berita bohong tentang tusuk gigi. Tadinya berita ini tidak begitu heboh.
Menjadi heboh, ketika DU dan Cao tanpa sengaja menyebarkan berita ini kepada seluruh masyarakat China.
Jadi jelaslah bahwa berita ini dibuat sebagai bentuk perlawanan kepada polisi China untuk menimbulkan "chaos" atau kekacauan di masyarakat sehingga Polisi China dibuat kelabakan.
=====================
Sebagai catatan tambahan, sebenarnya tidak perlu takut atas berita ini.
Karena resiko penularan virus HIV/AIDS harus memenuhi 4 kriteria dasar , yaitu :
1. Discharged (Menolak) , artinya Virus hanya bisa ditularkan lewat darah, air mani, cairan vagina orang yang terinfeksi HIV/AIDS, tanpa itu semua badan kita tidak bisa terinfeksi virus/ Penolakan.
2. Survival artinya meskipun secara kuantitas, penelitian ilmiah belum bisa menganalisa kondisi lingkungan yang berbeda, tetapi sangat jelas kalau kemampuan virus untuk bisa bertahan di luar lingkungannya adalah sangat lemah, terutama kondisi kering.
3. Entry, artinya virus masuk melalui kulit yang rusak, dan selaput lendir sebagai perantara virus masuk kedalam aliran darah manusia.
4. Enough, artinya virus patogen harus memenuhi angka kecukupan dalam skala tertentu untuk bisa menyerang dan merusak sistem kekebalan manusia.
Selanjutnya keempat kondisi ini disingkat DSEE.
Jadi kesimpulannya :
" andaikan dengan tusuk gigi, seorang penderita HIV/AIDS menggosok-gosokkan gusinya hingga berdarah dengan tujuan agar tusuk gigi tertempel virus HIV/AIDS sangat tidak masuk kriteria DSEE diatas. Pertama, virus sudah mati duluan karena keadaan kering (not survive), juga skalanya sangat kecil (not enough), tidak ada membran yang terluka dari calon korban yang ditulari (non entry) dan calon korban sebelum memakai tusuk gigi dalam kondisi normal, tidak ada pendarahan atau hubungan sex yang terjadi (non discharged)"
Jadi jelas khan tentang berita HOAX ini yang membuat heboh sebagian masyarakat kita....
Salam Kompasiana!
Denpasar, 20 Oktober 2011
Agung Soni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H