Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cinta Tidak Bersyarat

7 Oktober 2011   18:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:13 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita temui dan hadapi sendiri sebuah fakta yang terkadang menyakitkan, entah bagaimana harus menghadapi.
Seluruh hati kita, waktu atau cinta sudah kita curahkan pada seseorang dan ternyata orang tersebut tidak menerima cinta kita. Atau dalam sebuah organisasi atau kerja sama, kita sudah melakukan kerja sama dengan baik ternyata kita dikhianati.
Bukankah ini menyakitkan hati?

Lantas apa yang salah?

Sebagai contoh sebuah solusi ditawarkan oleh Buku "7 Habits Of Highly Effective People", Covey menawarkan 3 prinsip kemenangan publik, yaitu Berpikir menang-menang, Berusaha Mengerti Terlebih Dahulu,baru dimengerti dan Wujudkan sinergi. Intinya Covey ingin memberi pemahaman, ibarat bercermin, apa yang kita lakukan,maka bayangan pun akan mengikuti kita. Atau ibarat menebar benih,apa yang kita tanam,itu yang kita tuai. Ya, ini benar.

Tapi tampaknya menurut saya, kenyataan tak seindah teori Covey.

Kita menabur benih, bukan panen yang didapat terkadang ada hama, angin, banyak gangguan menerpa.

Banyak kenyataan menyakitkan di hadapan kita yang tidak sesuai teori Covey itu.

Ada cerita, bagaimana seorang istri/suami setia harus ditinggal pasangannya yang selingkuh. Apa salah dia?

Atau seorang pegawai setia yang tiba-tiba harus di'PHK' perusahaannya?

Jawabannya karena Covey tidak menghadirkan Allah dalam teorinya.

Perhatikan dalam Qur'an di Surat Al Mudatstsir ayat 6 & 7 : " Dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah"

Kebanyakan dari kita mengharapkan orang yang kita beri akan memberi balasan serupa. Kita senyum, kita mengharap orang itu tersenyum . Kita mencintai seseorang, kita membayangkan orang itu akan mencintai kita. Ternyata sikap ini keliru. Yang baik adalah ketika kita memberi karena memang ingin memberi, terlepas orang itu ingin memberi kita atau tidak. Senyum kita adalah senyum ketulusan, terserah orang lain akan tersenyum atau tidak; terlepas orang itu akan mencintai atau tidak, inilah yang disebut Stephen R. Covey dengan "CINTA TIDAK BERSYARAT".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun