"Ada "modus" penipuan lewat lomba foto bayi dan anak". Sebenarnya mudah saja mengetahui kalau ini adalah penipuan. Awalnya penulis mendapat tag di Fb dari seorang teman untuk memberikan tanda "like" pada foto seorang bayi, gambar dari anak temannya. Dengan tujuan perolehan like terbanyak akan memenangkan kontes foto bayi dan anak di medsos tersebut.
[caption id="attachment_400731" align="aligncenter" width="535" caption="Halaman Depan Kontes Penipuan (Screen shot FB)"][/caption]
Dengan target orang tua yang pastinya senang melihat buah hatinya yang menggemaskan difoto, dilike banyak orang, diumumkan sebagai juara dan jadi kebanggaan di media sosial membuat para penipu ini mengadakan even-even lomba foto model bayi dan anak ini.
Inilah rupanya yang dijadikan sasaran empuk oleh empunya "Page" bernama "Management Artis Babykids".
Setiap bulan mereka mengadakan even lomba dengan menjaring banyak minat orang tua di FB. Dengan nama "management artis" banyak ortu yang berharap anak mereka bisa menjadi orang terkenal atau artis cilik. Tak sedikit dari para peserta rela mengorbankan anak-anaknya dihiasi, didandani bak orang dewasa agar terlihat lebih cantik, lebih gagah seperti dambaan mereka.
Apa benar ini sebuah penipuan ?
Mari kita selidiki modus penipuan FP ini.
1. Penyelenggara nya siapa ?
Yayasan juga bukan. Produk bayi juga bukan. Atau apalah yang bisa meyakinkan warga bila ini benar-benar sebuah lomba. Tidak ada kejelasan.
2. Alamat penyelenggara halaman lomba tidak jelas.
ALamat hanya ditulis di "Jl. Kenjeran 258B". Di kota mana? Mengapa alamat yang ditulis tidak mendetail ditulis. Kota Surabaya ? Jakarta? Tidak jelas disebut kota mana penyelenggaranya. Ini patut dicurigai sebagai modus penipuan. Bila ditulis alamat dengan jelas pun, biasanya penipu memberikan alamat palsu. (ya mirip-mirip judul lagu dangdut , gak apa ya? hehehe...namanya juga scammer)
[caption id="attachment_400738" align="aligncenter" width="443" caption="Kota alamat panitia kontes tidak jelas (screen shot fp )"]
3. "Management Artis" ?
Hei..hei...siapa saja artis cilik yang mereka sudah tangani dan lejitkan menjadi artis nasional ? tidak ada penjelasan. Ini juga patut dicurigai.
4. Tujuan Penyelenggaraan Kontes juga tidak Jelas.
Apakah para pemenang nantinya akan disalurkan bakatnya menjadi artis ?. Tidak jelas. Sekali lagi, sangat mencurigakan tujuan kontes ini. Bahkan kami mencurigai, kontes ini adalah tempat sasaran / target kumpulan bayi dan anak yang dijadikan bahan oleh para penculik anak yang sedang santer di kota-kota besar. Mengerikan bukan ? Jika tujuan kontes saja tidak jelas, apalagi yang menjadi tujuan mereka mengumpulkan foto-foto bayi dan anak se-Indonesia selain menjadikan para peserta sebagai target kejahatan penculikan ? Ini lah yang wajib kita curigai.
Patutkah Orangtua membiarkan anak mereka dijadikan target kejahatan oleh penipu ini ?
[caption id="attachment_400736" align="aligncenter" width="586" caption="Buah Hati Dijadikan Juara sekaligus target kejahatan medsos (screen shot page lomba)"]
5. Pemenang lomba diberikan hadiah murahan tak sebanding biaya pendaftaran.
Biaya pendaftaran dikenakan biaya Rp.99 ribu per peserta. Dan pemenang diberikan piala yang kami selidiki di pasaran, piala sekecil itu hanya seharga Rp.15 ribu rupiah.
Piagam penghargaan dicetak pun paling perlembarnya tidak lebih dari kisaran harga Rp.10 ribuan.
Itu semua bisa diperkirakan kalau hadiah tidak melebihi dari angka Rp.30 ribuan untuk paket piala dan piagam. Masih ada sisa Rp 69 ribu yang dijadikan laba.
Dengan asumsi peserta sudah mencapai 20 ribu (dari jumlah follower kita ambil 25% dari followernya) x Rp.69 ribu = Rp.1.380.000.000 ! Hampir 1 Milyar para penipu ini meraup uang tipuan dari para orang tua seluruh Indonesia.... sungguh bisnis haram yang mudah dan menggiurkan.
Itupun peserta diancam akan diblacklist bila tidak mengirimkan uang. Ckckcck.... penipuan ini sungguh mengeruk keuntungan yang tidak sedikit dari para pesertanya.
Sungguh Fantastis uang yang sudah mereka raup dari lomba "tipu-tipu" seperti ini.
Sangat disayangkan karena  orangtua banyak yang belum menyadari penipuan tersebut dan tetap saja banyak orangtua yang tertarik mengirimkan foto anaknya dan sejumlah uang tanpa kejelasan untuk apa uang tersebut dipergunakan.
Mari kita cegah kejahatan terhadap anak di media sosial  dan dunia nyata !
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H