Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pak Didik, Penjual Empal Gentong Menolak Umroh Gratis

22 Februari 2014   23:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita kembali kepada kisah Pak Didik ya. Pak Didik pun menjabat tangan saya saat bertemu sore ini.

"Mas, saya tidak jadi berangkat Umroh..", jelas Pak Didik datar.

"Lho, ada apa Pak?", tanyaku.

"Saya tidak mau berangkat ibadah ke tanah suci dari uang orang itu. Banyak orang menceritakan kepada saya. Kalau 1 orang, mungkin saya masih kurang percaya. Ini ada 5 orang , ceritanya sama semua. Orang yang mau memberangkatkan saya ternyata seorang rentenir , Mas. Dia kerja sama orang kaya yang senang memeras orang dengan meminjamkan uang. Bunganya besar. Nanti kalau yang meminjam tidak bisa bayar, setiap hari bunga makin bertambah. Bunga berbunga. Saya tidak mau celaka di tanah suci, Mas", cerita Pak Didik.

"Paspor padahal sudah jadi. Istri sudah senang. Orang tua saya juga sudah senang. Tapi apa boleh buat. Percuma kalau saya berangkat dari uang boleh haram," tutur Pak Didik.

Hati saya pun seperti ikut bersedih. Ternyata orang jujur dan punya idealisme bukan milik para pejabat. Tapi orang sederhana dan pas-pasan hidupnya.

Sebuah pelajaran berharga buat saya pribadi.

1. Orang sibuk memperkaya diri dengan cara yang tidak tentu, mau halal mau haram pokoknya kaya. Bahkan uang haram pun dipakai untuk ibadah umroh/haji. Sedangkan Pak Didik memilih keselamatan dirinya dari pertanyaan serta pertanggungjawabannya kepada Tuhan. Pak Didik tidak mau dijadikan "wadah laundry" dari kejahatan dan pemerasan orang lain. Ia masih punya hati nurani

2. Memang Ibadah Haji/Umroh harus dari uang halal. Kalau sekarang banyak orang ibadah umroh dan haji dari uang tidak halal, maka patutlah malu dan segan kepada orang-orang kecil semacam Pak Didik yang tetap bertahan lebih baik bersih daripada berangkat tapi kotor.

3. Kejujuran dan Mempertahankan prinsip itu barang langka. Tidak setiap orang memilikinya. Apakah kita seperti Pak Didik yang memilih jujur? atau tetap memilih berangkat umroh , tidak perduli sumber uang berasal dari mana?

Semoga ini bisa menjadi bahan renungan dan pembelajaran bagi saya dan banyak orang.

Salam Idealisme

dan Bersihnya Ibadah dari Kehinaan Perbuatan Jahat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun