Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Indonesia-Malaysia Sama-sama Perangi Korupsi, Hasilnya Beda Jauh !

2 Maret 2014   21:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korupsi adalah penyakit yang menjangkiti hampir semua negara. Bukan hanya Indonesia, tapi hampir seluruh negara di dunia diserang dari dalam oleh para pencuri uang negara ini.

Ada sebuah data yang mungkin membuat kita akan terkejut. Tidak usah jauh-jauh membandingkan dengan negara Asean lainnya, mari kita bandingkan negara kita , Indonesia dengan negara jiran, Malaysia dalam hal perang pada korupsi.

( Penulis mau membuat artikel ini mudah dicerna dan dibaca oleh semua pihak, jadi bahasa penulis yang ringan-ringan saja, boleh ya ? )

Kali ini penulis akan menyajikan data dari heritage.org  bekerja sama dengan Wall Street Journal yang memuat kemajuan seluruh negara di dunia dari 10 tahun terakhir secara lengkap. Dan penulis akan mengambil sample data Indonesia Vs Malaysia.

[caption id="attachment_325519" align="aligncenter" width="670" caption="Sumber : Heritage.Org"][/caption]

Melihat grafik ini saja, Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia untuk "bebas korupsi".Skornya seperti langit dan bumi. Indonesia ada di skor 28, Malaysia ada di skor 44. Kalau pertandingan bola, kalahnya Indonesia buat ngejar ketertinggalan ini bikin ngos-ngosan. Selisihnya bukan 16 point ( secara matematis ) tapi selisihnya Indonesia berada di bawah standard normal negara bebas korupsi yakni 40. Jadi jangan bermimpi Indonesia itu tertinggal hanya 16 skor dari Malaysia. Yang menuju skor normal saja ke 40 harus diselesaikan dulu, baru setelah itu bisa mengejar skor Malaysia. Eh, kok jadi kayak main bola aja nih..hehehe..

Tapi bukan juga bermaksud menyebut skor bebas korupsi Indonesia masih rendah karena Indonesia korupsinya susah diberantas, Bukan. Ini terjadi hanya karena Indonesia berpenduduk 244,5 juta penduduk oleh Heritage Foundation dianggap lemah dalam penegakan hukum kepada pelaku korupsi. Terbukti masih ada pejabat setingkat menteri dan pemimpin partai yang berada di bawah naungan kepemimpinan Presidennya lambat untuk diproses dan dieksekusi. Dan masih banyak faktor yang membuat skor bebas korupsi Indonesia kalah jauh dengan Malaysia.

Mau tahu, mengapa Malaysia lebih pesat skor bebas korupsinya dalam 10 tahun terakhir ?

1.  Rendahnya Korupsi Pejabat Sipil dibandingkan Pemimpin Partai.

[caption id="attachment_325520" align="aligncenter" width="626" caption="Sumber Data Grafik : Tranparency International For Malaysia"]

13937455841532760965
13937455841532760965
[/caption]

Sedangkan Indonesia ternyata baik pemimpin partai maupun pejabat sipilnya seperti berlomba-lomba membuat rekor korupsi tertinggi. Dari Gubernur Banten Ratu Atut, sampai pejabat Dinas Pajak macam Gayus Tambunan, meledakkan euforia koruptor Indonesia berasal dari kalangan intern pegawai pemerintahan.

2. Prosentase Pejabat Yang Korupsi Bisa Dihukum Lebih Tinggi dan Cepat Dihukumnya.

[caption id="attachment_325521" align="aligncenter" width="630" caption="Harga mati vonis 20 tahun untuk koruptor tanpa ampun ! (sumber : pmo.gov.my)"]Sumber : Transparency Data International (www.pmo.gov.vom)

1393745949790982546
1393745949790982546

Ada 3 kunci yang dipakai Pemerintah Malaysia dalam menindak kejahatan korupsi, yaitu :

1. Tidak ada pejabat/orang yang bisa bebas hukum bila melakukan tindak pidana korupsi dan penyelidikan intensip dan menyeluruh pada semua internal pemerintahan dan partai.

2. Semua pelaku korupsi akan diumumkan transparan dengan kunci "full disclosure".

3. Hukuman seberat-beratnya tanpa pandang bulu dan ampunan.

Waaah ! 3 kunci ini jelas membuat koruptor jera. Penayangan di media, dari investigasi sampai pengungkapan identitas secara jelas dan hukuman seberat-beratnya. Mungkin kita akan beropini, lho bukannya Indonesia juga begini? Sama kok dengan Malaysia ? Inilah beda kita dengan Malaysia. Malaysia sudah menerapkannya 10 tahun terakhir, sehingga beban mental dan sosial pelaku korupsi akan terasa hingga pejabat-pejabat baru. Sedangkan kita ? Jangan tanya ya , khan baru 5 tahun terakhir. Itupun masih ada pelaku-pelaku utama yang belum terungkap.  9 dari 11 Politisi yang berbuat korupsi berhasil dipenjarakan hingga 20 tahun di Malaysia.

3. Harga Mati = 20 Tahun Bui Untuk Koruptor Tanpa Ampun!

1393746676546765928
1393746676546765928
[/caption]

Ini benar-benar berlaku di Malaysia dan sudah dilaksanakan hampir 10 tahun terakhir. 20 Tahun penjara buat koruptor tanpa ampun sudah menunggu para tikus dan cecurut uang negara itu. Dan perlu dicatat kalimat ini : WITHOUT PAROLE ( Tanpa Pembebasan Bersyarat ) !

Waaahh... benar-benar Malaysia ini membuat pejabat sipil dan pemimpin partai nya akan berpikir satu juta kali untuk mengambil uang negara. Siapa yang mau dipenjara 20 Tahun di  Malaysia dan aturan pembebasan bersyarat tidak berlaku?

Salam Berantas Korupsi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun