Piprim Basarah Yanuarso adalah seorang dokter yang aktif menyuarakan pentingnya vaksin imunisasi di media sosial. Keperdulian nya kepada nasib anak - anak Indonesia yang belum disuntik imunisasi karena faktor pertimbangan mahalnya vaksin mendorong dr. Piprim untuk mendirikan Rumah Vaksinasi sejak akhir maret 2012.
Perjuangan beliau memang berat. Bukan hanya masalah susahnya mendapat vaksin dengan harga murah hingga bisa menolong anak yang orang tuanya kurang mampu, akan tetapi beliau juga harus sering menghadapi tekanan dari luar yang sering berbeda pendapat dengan masalah pentingnya imunisasi dan vaksin untuk balita di Indonesia.
[caption id="attachment_335728" align="alignleft" width="200" caption="dr. Piprim Basarah Yanuarso (twitter)"][/caption]
Bagaimana gak dibilang pahlawan ? Ada vaksin yang dijual sekitar harga Rp.1,2 juta di rumah sakit, maka beliau hanya mengenakan tarif Rp.750 ribu saja. Sangat membantu bukan ?
Dokter yang lahir 15 Januari 1967 dan lulus Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tahun 1991 ini memiliki banyak pengalaman selama memperjuangkan vaksin murah bagi anak balita di sekitar Jakarta. Dan beliau sangat aktif di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Kedua akun itu sering beliau tuliskan tentang ajakan kepada para orang tua untuk tidak ragu menyuntikkan anaknya dan tidak usah takut mengimunisasi anak-anaknya. Sehingga media sosial adalah cara dokter ini untuk melakukan edukasi dengan fan page Gesamun, Room For Children, FP stopantivaks.
Hari Jumat  (09 Mei 2014) kemarin ada pengalaman menarik yang ditulis dr. Piprim.  Hari itu sesuai jadwal, beliau ditugaskan untuk menjadi pembicara di Seminar Imunisasi Nasional Kementrian Kesehatan RI. Sebelum naik panggung, beliau masih duduk di kursi terdepan, beberapa menit kemudian datanglah seorang ibu paruh baya mengisi kursi yang kosong disamping sang dokter. Dokter Piprim menyapa perempuan itu. Ternyata ia berasal dari Philiphina dan bekerja di UNICEF. Terjadilah pembicaraan menarik diantara mereka.
Dari masalah seputar vaksinasi sampai masalah twitter yang sering dijadikan media sosialisasi sang dokter kepada publik. Mendengar kata "twitter", sang ibu itu tiba-tiba mengajukan pertanyaan. ": "Actually I'm looking for some one, his name is dr Piprim. Do u know him pak? ", tanya ibu itu.
"Sorry maam, whats his name? "
"Dr Piprim"
Hey, that's me maam.." Jawab dr. Piprim dengan senang.
Rupanya dari pembicaraan tersebut terungkap kalau UNICEF sedang mengadakan riset dengan beberapa akun twitter yang aktif menuliskan edukasi vaksinasi kepada publik. Dan riset UNICEF mengarah kepada akun dokter Piprim. Jadi, menurut pengamatan UNICEF, dr. Piprim teridentifikasi paling aktif menyuarakan edukasi vaksin kepada khalayak. Sehingga beliau direkomendasikan UNICEF untuk menjadi pembicara dan nara sumber terpercaya di Seminar Imunisasi Nasional tersebut. Ini sebuah kebanggaan tersendiri, mengingat beliau bukanlah vaksinolog ataupun anggota satgas imunisasi nasional.