Mohon tunggu...
Agung Soni
Agung Soni Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bismillah...Alhamdulillah Wa syukurillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Remaja Buka Situs Dewasa di Masjid

17 Juli 2014   06:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:06 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masjid kami mampu menampung hampir lebih dari 800 orang untuk shalat. Ada 2 lantai. Yang atas dipergunakan untuk shalat dan yang dibawah dipergunakan untuk ruang serba guna seperti ruang tambahan bila lantai atas tidak mampu menampung jamaah dan di bulan Ramadhan juga dipergunakan untuk berbuka puasa bersama jamaah.

Hidangan berbuka untuk jamaah, selain masjid menyediakan secara swadaya, kami juga dibantu oleh beberapa bantuan dari warga sekitar.

Kurang lebih 600 sampai 700 orang setiap hari berbaris rapi menunggu hidangan diberikan dan bisa berbuka puasa bersama.

Dan tanpa sengaja, kali ini saya menemukan sebuah peristiwa yang mengejutkan.

Ada seorang remaja mengutak-atik smartphone nya. Lagi asyik ia rupanya. Dan saking asyiknya, dia tidak memperhatikan sekelilingnya.

Termasuk saya yang sedang memegang tas kresek merah berisi ifthor buka puasa pun tidak diperhatikannya.

Saya menyambangi jamaah satu persatu untuk menyerahkan ifthor. Jamaah duduk membentuk barisan menunggu pembagian,

Anak muda itu pun kaget setelah saya memberi satu kotak nasi dan lauk pauk padanya. Ia segera menutupi smartphonenya dengan muka merah padam. Masya Allah, anak ini sedang membuka situs dewasa di dalam masjid dengan smartphone nya !

Mata saya merah serasa ingin marah dan berteriak pada anak itu.

Tapi saya tahan emosi.


Saya menyadari kalau anak ini tidak bersalah sepenuhnya. Ia hanyalah korban dari keadaan. Mungkin orangtuanya terlalu membebaskan dirinya dan tak ambil perduli.

Mungkin ia terkena racun pergaulan dari kawan sebayanya yang lebih dulu mengajarkan hal serupa.

Dan ia meminta maaf pada saya karena hal itu.
Saya hanya bilang, " Mas, saya hanya bisa memaafkan sebatas ini. Tapi bagaimana dengan pemilik rumah ini, yang mas pakai untuk membuka itu. Apakah IA redha rumahnya ada tamu yang tidak sopan? Mohon ampun padaNya."

Mari kita beri perhatian pada generasi muda kita. Ia adalah emas yang belum diasah, Belum disepuh. Kemurniannya jangan sampai hilang karena hal buruk yang ia belum tahu kemudharatannya.

Salam "Beri solusi cerdas untuk anak muda kita"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun