Mohon tunggu...
Sani Mustanir
Sani Mustanir Mohon Tunggu... -

Opini ku adalah opini ku

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mendadak Hoax

10 Februari 2017   15:18 Diperbarui: 10 Februari 2017   15:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HOAX, mendadak kata ini menjadi ramai di perbincangkan di berbagai tampat dan di berbagai lini, baik di media menstream maupun di media solsila ramai membicarakan hoax.

Ada yang sedikit unik dengan pemunculan kata ini entah karena moment yang tepat atau karena apalah mendadak kata ini menjadi seksi untuk di bahas dan diperbincangkan semua orang, namun yang menjadi pertanyaan kita ada apa dengan semua ini, apakah benar-benar Hoax ini berbahaya atau apa sejatinya.

Kalau kita sedikit ingin menilik kebelakang, karena tidak akan ada asap kalau tidak ada api  tentu pola pikir ini sepertinya tepat gambarannya mengenai panasnya pembahasan HOAX belakangan ini.

Settidaknya ada beberapa sebab kalau kita melihat maraknya muncul Hhoax belakangan ini, ada dua hal menurut kami, pertama karena lemahnya literasi masyarakat khususnya netizan kepada konten maupun isis berita, dan yang kedua adanya kejenuhan dan hilang percayannya masayarakat kepada media menstream yang tidak jarang mengecewakan masyarakat sebagai konsumen atas pemberitaan yang ada, setidakna inilah yang kami lihat menajdi cikal bakal munculnya dan menyebarnya hoax belaangan ini.

Dala kasus yang pertama, kalau kita melihat perkembangan media sosial belakangan ini dan banyaknya penguna media sosial, dimana mereka lintas generasi dan dari berbagai latar belakang pendidikan serta pemahaman, lalu diperparah lagi dengan banyaknnya akun-akaun palsu yang beredar di media sosial yang menagatas namakan tokoh tertentu yang notabene adalah sumber-sumber penyebar Hoax, inilah yang memperparah penyebaran Hoax di ranah media sosila saat ini, kalau kita melihat kasus semacam ini sepertinya bukanlah perkarah sulit bagi pihak-pihak yang berwenang dalam memebrantas Hoax dalam ksus seperti ini, tiggal hentikan saja sumbernya maka akan berhentilah penyebaran Hoax ini, namun kalau kita lihat sayangnya pihak yang berwenang belum berperang aktif disini dan cendrung membiarkan dan tebang pilih dalam meblokir dan menghentikan subersumber Hoax ini.

Untuk kasus yang kedua, dimana hilangnnya kepercyaan masyarakat kepada media-media Menstream ini juga sebenarnnya bukalnlah perkara yang sulit, dimana pemeritah dan jajarannya khsusunya disini ewan pers hendaknnya bergerak ceapat dalam mengatasi, membendung serta memberi sangsi yang tegas kepada media-media yang terindikasi sebagai penyebaran Hoax ini, maka akan selesailah permasalahan ini, namun terkadang karena licinnya media menstream ini dalam mengemas berita maka mereka masih saja lolos dan bisa berkelit dengan media pemberitaan mereka, dimana kalau kita lihat tidak sedikit masyarakat melaporkan dan resah dari pemberitanan yang ada namun lagi-lagi slow respon dari pihak yang bewenang menjadikan hal semacam ini lolos begitu saja tanpa ada peyelesaian yang tegas dan tuntas.

Maka dari itu pemerintahlah seharusnya dengan segala elemen dan komponen yang dimilikinya harusnya brgerak cepat dalam merespon ini semua agar tidak ada lagi Hoax-Hoax yang menyebar, hingga meresahkan masyarakat, dimana tindakan cepat dan tegas dari pemerintahlah yang bisa dengan efektif menyetop penyebaran Hoax ini, karena kalau tidak maka permasalahan ini akan semakin meluas dan menjadi-jadi, bahkan jangan sampai juga pemerintah dan aparatnya malah menajdi sumber penyebaran Hoax ini sendiri, sebeb kalau samapai ini terjadi maka bukannya menyelesaikan masalah namun malah sebaliknya pemerintah akan mendatangkan masalah yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun