Mohon tunggu...
Takhfa Rayhan Fadhilah
Takhfa Rayhan Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Membahas apa yang perlu dibahas

Sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apa Kabar Negeri ini? Bagaimana Kondisimu Saat ini?

10 Februari 2022   11:49 Diperbarui: 10 Februari 2022   11:54 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak henti-hentinya negeri kita dihujani berbagai persoalan yang hingga kini belum terselesaikan. Mulai dari persoalan dalam bidang ekonomi, disintegrasi bangsa, isu agama dan jika disebutkan semua tak akan mampu cukup tertuang dalam tulisan ini. 

Sampai kapan dirimu betah dengan kondisimu saat ini? Ekonomi tengah dalam masa sulit, disintegrasi bangsa mulai mampu menimbulkan perpecahan, isu agama mulai merebak ke mana-mana. 

Bagaimana menyelesaikan persoalan-persoalan yang tengah kita hadapi saat ini? Tak mampukah negara mengurusi hal itu, sampai-sampai rakyat turun ke jalan untuk berupaya menarik negara ini dari jurang malapetaka kehancuran.

Di tengah kondisi sulit ekonomi Indonesia apa yang saat ini dibutuhkan? Dana dari luar, bukan berupa pinjaman karena hutang negara kita sudah terlampau banyak diluar sana. Dana yang ditanamkan sebagai investasi. Negara harus menawarkan berbagai macam fasilitas jangka pendek maupun jangka panjang yang mampu menarik minat investasi para investor dari luar. Pemerintah tidak boleh lagi mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat menurunkan minat para investor potensial. 

Setelah investasi masuk diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Tujuannya adalah menekan angka pengangguran serta menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, setelah masyarakat memiliki pekerjaan maka hidupnya akan sejahtera. Tapi yang menjadi persoalan adalah masih relevan kah cara seperti ini di tengah kondisi perkembangan teknologi yang mulai mampu menggantikan peran manusia.

Untuk jangka panjang kita tidak boleh bergantung dari luar. Nilai impor kita harus berkurang setiap tahunya, sama sekali tidak boleh di atas nilai ekspor. Walau ekspor digalakkan terus oleh pemerintah, industri kita tidak boleh bergantung pada pasar luar negeri. Pasar dalam negeri harus diperkuat, diberdayakan, dikembangkan. Bila standar hidup masyarakat membaik, daya belinya pun pasti akan meningkat.

Ekonomi tak akan mampu berjalan sendirian, untuk menunjangnya bidang keamanan harus diperhatikan. Apa saja yang menciptakan rasa tidak aman harus segera diamankan. Baik para pelaku aksi teror, maupun otak intelektual di balik mereka. Semua harus diamankan demi keamanan.

Saat ini di negeri kita, di negeri yang katanya menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, sudah mulai ada lembaga-lembaga yang mulai dengan lancang menolak Pancasila sebagai dasar negara dan menginginkan konstitusi dirombak total. Bahkan ada pula gerakan-gerakan untuk mendirikan negara baru. Tak menutup kemungkinan kelompok-kelompok ini dibina oleh beberapa pejabat, didukung secara langsung maupun tidak langsung. Bukankah mereka-mereka itu telah melakukan tindakan makar terhadap konstitusi negara?

Keamanan bagi semua. Kesejahteraan bagi semua. Keadilan bagi semua. Bukan bagi satu kelompok tertentu. Bukan pula pada mereka yang memiliki kekuasaan atas segalanya.

Dan tantangan terberat yang tengah kita hadapi saat ini adalah disintegrasi bangsa. Mereka para politisi, pejabat-pejabat kita telah melemahkan sendi-sendi kehidupan kita, hak-hak kita sebagai rakyat dirampas oleh mereka yang memiliki kekuasaan.

Berbagai isu agama dikumandangkan hanya demi kepentingan sesaat, kepentingan pribadi, kelompok atau partai maupun golongan. Siapa saja yang yang telah menjadikan agama sebagai tunggangan mereka untuk mencapai kekuasaan, mereka telah menodai agama. Mereka-mereka ini perlu diberantas, tidak dibunuh, tidak dipenjarakan, tidak diseret ke meja hijau, mereka harus disadarkan bahwa pola pikir mereka itu keliru.

Isu agama dapat dijadikan isu untuk memecah belah bangsa Indonesia, Ini sudah terjadi, dan tengah terjadi saat ini. Kita lupa akan amanah atau pesan Soekarno yang pernah disampaikannya pada tanggal 1 Juni 1945 saat sidang BPUPKI.

"Pertama-tama, saudara-saudara, saya bertanya: Apakah kita hendak mendirikan Indonesia merdeka untuk sesuatu orang, untuk sesuatu golongan? Mendirikan negara Indonesia Merdeka yang namanya saja saja Indonesia Merdeka, tetapi sebenarnya hanya untuk mengagungkan satu orang, untuk memberikan kekuasaan pada satu golongan yang kaya, untuk memberikan kekuasaan pada satu golongan bangsawan? Apakah maksud kita begitu? Sudah tentu tidak! Baik saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang ada di sini, maupun saudara-saudara yang dinamakan kaum islam, semuanya telah mufakat bahwa bukan negara demikian itulah yang kita punya tujuan. Kita hendak mendirikan suatu negara 'Semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan orang kaya, tetapi semua buat semua..."

Persoalan yang telah selesai tempo hari, kita ungkit-ungkit kembali. Kita hendak merubah pondasi kebangsaan yang selama ini telah terbukti dapat mempersatukan keberagaman yang kita miliki. Pondasi ini hendak kita ganti dengan sesuatu yang berasal dari luar. Memang jika ingin maju secara ilmu pengetahuan dan lain sebagainya, tirulah bangsa asing. Namun, tidak semuanya harus kita contoh. Apakah cara kita berpakaian, semua harus berkiblat pada budaya asing, entah itu budaya Barat, budaya Arab, budaya India, budaya Cina. Hal itu boleh-boleh saja, bila kita tidak berbudaya, kita tidak memiliki budaya asal. Keadaan serta kondisi kita berbeda, kita sudah beradab, kita sudah berbudaya sejak nenek moyang kita dahulu. Kita tidak perlu berkiblat pada budaya asing.

Akhir kata, izinkan saya menyampaikan beberapa hal terakhir bahwa budaya-budaya asing boleh bertamu ke negeri kita, Kita akan menghormati mereka, bahkan akan belajar dari mereka. Tetapi budaya asal kita tetaplah tuan rumah di negeri ini. Mempertahankan persatuan, kebangsaan kita, budaya kita, itulah tugas kita semua. Barangkali hari ini kau tidak setuju dengan apa yang kukatakan, besok kau akan melihat kebenaran di setiap kata yang ku ucapkan saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun