Beeeeeeeerrrrrrrr, beeeeeeeeeeeer, beeeeeeeeeeer. Gemricik air terdengar dari balik jalan setapak yang kususuri pagi tadi. Diikuti dengan suara mesin padi yang kulihat dari atas tanggul. Pemandangan hijau dari sudut desa ini sangat memukau.
Sakera, orang menyebutnya. Terletak di tengah hutan jati aku temui pesona indah tersembunyi. Pesona hijau sawah yang menghampar luas menambah suasana tersendiri untuk menghibur hati di tengah suasana yang carut marut ini.
Di balik jalan setapak dengan dihiasi samping kanan dan kiri lahan jagung dan juga ketela menambah kentalnya suasana pedesaan yang asri. Sakera terletak disebelah utara Desa Kedungleper.
Untuk menuju bendungan ini tidak perlu memerlukan waktu yang banyak jika ditempuh dari Balai Desa Kedungleper cukup lima menit saja dengan menggunakan sepeda motor. Dari Desa Kancilan dan Kaliaman kita juga bisa mengakses lokasi Sakera, karena letak Sakera berada diperbatasan Desa Kedungleper dan Desa Kancilan.
Menurut Suudi, salah seorang warga yang pernah menggarap sawah di dekat Sakera menyebutkan bahwa dulunya Sakera hanyalah saluran irigasi kecil biasa (kalen ciliki). Sawah yang ada di atasnya waktu itu agak sulit kalau mendapatkan air karena letaknya di atas tanggul.
"Sakera waktu itu hanyalah aliran irigasi kecil. Karena kesulitan mendapatkan air yang mempunyai sawah di atas tanggul. Akhirnya dibuatlah semacam bendungan swadaya dengan tujuan untuk mempermudah dalam megairi sawah". Ungkapnya.
Awal mula sakera hanya sebuah aliran kecil untuk mengairi sawah yang ada disekitarnya. Tidak banyak yang tahu tentang asal-usul sakera. Namun, disinyalir bahwa sakera ini awal mulanya aliran air yang terguyur hujan terus menerus, kemudian melebar. Aliran air sakera juga dimanfaatkan warga untuk mencuci pakaian, dijadikan tempat pemancingan dan lainnya.
Pada tahun 2007 seperti yang tertuliskan pada batu di samping sakera, bahwa aliran ini resmi dijadikan oleh warga sebagai bendungan. Hingga saat ini dengan adanya bendungan sakera sangat membantu warga sekitar terutama dalam hal pengairan sawah saat musim kering.
Akhir-akhir ini bendungan sakera mendadak terkenal di kalangan warga Desa Kedungleper dan sekitarnya. Saat beberapa orang anggota IPNU-IPPNU Desa Kedungleper mengunjungi bendungan sakera, mereka terlihat asyik menikmati suasana hijau pemandangan sawah dengan bermain air bersama.
Setiap harinya, sakera banyak didatangi oleh anak-anak yang ingin berenang. Karena di sakera airnya yang jernih menambah kesenangan tersendiri bagi orang yang ingin berenang di sana. Tidak hanya itu, bagi orang yang sedang mencari hiburan karena kegabutan selama ini, bisa menjadikan sakera sebagai salah satu destinasi wisata untuk memancing ikan.
Sakera aku menyebutnya. Akan menjadikan pengalaman tersendiri bagi orang yang mengunjunginya. Walau hanya sekedar berswa foto ataupun sekedar bersantai dengan membawa bekal khas persawahan menjadikan keunikan tersendiri untuk menghindar di tengah-tengah keramaian.
Beberapa pengunjung yang sempat saya temui sedang bermain di Sakera yaitu anggota IPNU-IPPNU Desa Kedungleper. Menurut Danang salah satu anggotanya mengatakan bahwa kalau main ke Sakera seru karena kita bisa berenang dan bermain di grojokan air terus bisa mincing ikan.
Sementara itu, menurut Carik dengan adanya salah satu tempat favorit bagi orang di Desa Kedungleper seperti bendungan Sakera, harapannya dari Pemerintah potensi semacam ini dapat dimanfaatkan oleh pemuda untuk dapat di publikasikan supaya terkenal.
"Ya bagus sekali kalau saat ini Sakera ramai dikunjungi. Nah, dari anak-anak muda saya harap juga mampu mengembangkan potensi semacam ini". Imbuhnya.
Dengan demikian, untuk mengisi kejenuhan dirumah, yuk main ke sakera aja. Bakal ketagihan. Karena akan dimanjakan dengan hamparan persawahan yang luas. Air yang jernih bendungan sakera dengan ditemani secangkir kopi menambah kenikmatan berlibur ditengah pandemi corona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H