Halo, apa kabar semuanya? Semoga kita sehat selalu ya. Pada kesempatan kali ini saya memberi pendapat tentang seperti apa wajah masyarakat Indonesia sekarang ini. Apakah ada yang berbeda dari tahun sebelumnya? Pada tahun ini banyak kejadian yang  cukup miris. Ada 2 kasus yang sedang viral dalam beberapa minggu terakhir ini. Kasus yang pertama adalah pengeroyokan salah satu fans Persib oleh oknum fans Persija, bernama Ricko Andrean (22). Pada tanggal 27 Juli kemarin Ricko Andrean meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama 4 hari di Rumah Sakit Santo Yusuf, Bandung. Berikut adalah videonya dari Kompastv
Dari lubuk hati terdalam saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban. Sungguh sebuah ironi dari persepakbola Indonesia. Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi jika kita sebagai individu yang berpikir sehat dan cerdas. Jangan sampai sebuah rivalitas menjadi ajang baku hantam yang menghasilkan korban jiwa. Kita sebagai suporter seharusnya mendukung dan menerima kenyataan apabila yang kita dukung menang atau kalah. Menikmati pertandingan layaknya hobi yang digeluti, tanpa harus berpikir negatif. Kini salah satu tersangka pengerotokan tertangkap bernama Wugi Fahrul Rozak (19) yang menendang di dadanya korban. Polisi masih ada DPO 4 orang lagi yang sedang dikejar.
Kasus kedua adalah sesorang yang awalnya diduga mencuri ampli di musala. Dari lubuk hati terdalam saya mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban. Korban meninggalkan seorang istri yang mengandung 6 bulan dan anak berusia 4 tahun. "Stop main hakim sendiri". Sangat disayangkan jika melihat video dari unggahan warga sekitar. Mereka hanya menyaksikan, bahkan merekam tanpa rasa simpati apalagi empati. Terlihat bagi mereka kejadian tersebut hanya sebuah ajang hiburan semata. Tidak terbesit niat untuk mencegah, melerai atau melindungi dan membawa korban ke kantor polisi. Mungkin mereka lupa kalau kita manusia memiliki moral dan solidaritas.Â
Apakah moral kita sebagai manusia sudah sejatuh itu? Layaknya hewan yang dibakar untuk disantap menjadi "hidangan makanan"(tontonan). Sungguh perbuatan yang keji dan tidak berhati nurani. Â Saya berusaha optimis, mungkin warga sekitar tidak ingin terlibat dalam aksi tersebut, takut akan terseret, bisa jadi takut menjadi bulanan warga yang dikira rekan korban. Saya tak habis pikir apa yang dipikirkan oleh sang provokator dalam kasus ini. Semoga polisi dapat menangkap pelaku main hakim ini.
Mengutip situs The Telegraph,Senin (9/1/2017),  Legatum  Institute memberi predikat negara dengan penduduk paling mudah bersosialisasi alias paling ramah. Indonesia memang tidak masuk 10  besar akan tetapi nomor satu di benua Asia. Tidak dapat dipungkiri bahwa wajah masyarakat Indonesia yang dulu dikenal keramahannya sirna seketika oleh 2 kasus diatas. Wajah masyarakat kita jauh dari kata menyenangkan. Mental-mental yang tidak baik seperti inilah yang pak Presiden Jokowi ingin ubah. Semoga kita semua dapat pembelajaran dari kasus yang ada. Kita harus sadar sebagai masyarakat berbangsa dan bernegara yang mencintai kebhinekaan. Patuh hukum, berhati nurani dan beretika baik.
Salam hangat dari penulis,Â
-takayomi21- Â
sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H