Seperti lorong yang gelap kulihat muram di wajahmu
Adakah yang patah?
Kenyataan seringkali pahit, nona
Tapi pahit seringkali mengobati
Lekas pudarlah muram itu
terbit cahaya serupa pagi
Melengkung bulan sabit di bibirmu yang tulus
Merekah pelangi di matamu yang bagus
Bukan lantaran kata-kata
kata-kata gemar ingkar, nona
Niscaya karena waktu
Karena waktu tak pernah menipu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!