“Kamu tahu, ada hal yang terlewatkan sedari awal kita bertemu.”
“Apa?”
“Kamu tidak menyadarinya juga?”
Gadis itu menggeleng pelan.
“Kita belum saling memperkenalkan nama.”
“Astaga!”
Gadis berkerudung itu pun luput akan hal itu. Tidak sebentar mereka duduk dan berbincang akan tetapi mereka belum tahu nama satu sama lain. Konyol sekali, batinnya. Lelaki itu lantas menyodorkan tangannya, namun tak mendapat sambutan. Tangan gadis berkerudung itu tak bergerak sedikitpun dari posisinya. Tapi ia tetap memperkenalkan diri.
“Islami.”
Lelaki itu tersenyum, dan perlahan menarik tangannya kembali tanpa sedikitpun merasa tersinggung. Ia mengerti sekaligus menghormati prinsip gadis berkerudung itu. Kemudian, giliran ia yang memperkenalkan diri. Lelaki itu menyebutkan namanya.
“Christian.” (*)
bersambung...