Semua orang di sekolah itu tersentak. Mulut mereka berkata-kata. Mata mereka berpendar. Tubuh mereka bergerak. Mereka berlari tunggang-langgang ke sumber asap itu. Mereka bergotong-royong memadamkan kobaran api yang mulai merambati pepohonan. Tergopoh-gopoh mereka menenteng apa pun yang berisi air hingga berceceran. Suasana ramai, tak lagi sunyi. Ada interaksi, tak lagi sibuk sendiri-sendiri. Di tengah massa yang berseliweran bagai kilat, samar-samar tampak sosokmu berdiri di balik kelebat asap itu. Wajahmu tampak sendu. Bibirmu bergetar. Air matamu jatuh.
“Bapak, ibu. Aku ingin pulang,” desismu lirih, kedua tangan kau umpat ke belakang, menyembunyikan setengah botol bensin dan korek api yang kau genggam. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H