Mohon tunggu...
tajak rimba
tajak rimba Mohon Tunggu... -

saya seorang petani

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Seorang Petualang

26 Maret 2015   07:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:00 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu apa yang terjadi?

Apa yang terjadi? Sungguh diluar dugaan .Pemuda kurus dan krempeng itu memenangkan perkelahian.Dan aku lihat para preman itu memohon-mohon ampun.Lalu pergi dengan ketakutan.Melarikan mobil mereka dengan kencang.Aku masih tak mengerti kenapa bisa pemuda itu bisa mengalahkan para preman itu.Apakah ia memang mempunyai jurus-jurus bela diri yang mematikan.Aku tak tahu.Tapi yang tak habis ku mengerti,kenapa begitu beraninya pemuda kurus lagi krempeng itu melawan para preman.Apakah kalian masih percaya dengan kisah ku itu.Apakah kisahku itu menurut kalian masuk akal.

Kami percaya dan ceritamu itu sangat masuk akal.Bukan karena pemuda kurus krempeng itu memiliki jurus ilmu bela diri yang membuat ia berani melawan preman itu.Tapi aku kira panggilan jiwa akan membela yang teraniyaya,yang membuat pemuda itu jadi berani.Atau mungkin ia mencintai wanita itu,sehingga ia berani mempertaruhkan nyawanya sendiri.Tapi yang jelas dengan keberanian lah kita bisa mengalahkan kejahatan.

Lalu kenapa waktu itu bukan kamu saja yang menolong.Bukankah jarak kamu lebih dekat dengan kejadian.Dan kamu lebih dulu melihatnya.

Kalian tahu kan aku paling penakut.Dan aku paling pengecut.Dan selamanya aku akan penakut.Waktu itu aku benar-benar gemetaran melihatnya.Tubuhku panas dingin.Aku benar-benar sangat takut.Tapi suatu ketika jika aku menjumpai kejadian semacam tadi aku akan menolong gadis itu.Aku akan melawan para preman tadi.Akan aku pertaruhkan nyawaku untuk menolong,menumpas kejahatan yang terjadi didepan mataku.Apakah kalian percaya dengan janjiku.

Kami tidak percaya.

Kenapa kalian tidak percaya.Lihat tubuhku.Tubuhku jauh lebih besar dari pemuda kurus kerempeng itu.Aku juga terlihat jauh lebih kuat darinya.Kalian masih tidak percaya.

Kami masih tidak percaya.Karena kamu itu penakut.Sejak dulu kamu itu pengecut.

Tapi aku berjanji untuk tidak penakut lagi.Aku berjanji untuk tidak pengecut.Aku berjanji untuk berani.Apakah kalian masih tidak percaya.

Tergantung dari seberapa kuat niat kamu.Jika niat kamu kuat untuk berubah.Kami percaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun