Mohon tunggu...
Lubyz Sutanto
Lubyz Sutanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menguatkan Peran Keluarga terhadap Pendidikan Anak

13 Mei 2018   11:18 Diperbarui: 10 Juni 2018   14:40 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

20180513-083744-5af7be4cf1334413113328a2.png
20180513-083744-5af7be4cf1334413113328a2.png
Luby Sutanto Mahasiswa Universitas Nahdhlatul Ulama Jepara ( UNISNU JEPARA) 

Terkait dengan masalah kenakalan kenakalan remaja yang akhir akhir ini sering terjadi, salah satunya seperti yang telah di tulis kan dari POS BALI, Seni. 10/7 berita yang berjudul "Anggota TNI Tewas Ditikam"  berita ini telah menarik perhatian saya. Kasus itu melibatkan remaja, dan seorang di antaranya putra anggota DPRD Bali yang notabene tokoh masyarakat. Dari kasus  itu Dalam artikel ini, saya tertarik untuk mengkaji nya di dalam segi pendidikan,  yang dimana pendidikan anak di indonesia ini semakin memprihatinkan dan membuat resah bagi orang tua maupun kluarga. (Pos bali)

 Telah tertulis di dalam UU nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 10 ayat (4) dinyatakan bahwa: Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan keterampilan. 

Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam kehidupan seorang anak. Saat pertama kali anak dilahirkan, orang tua adalah orang yang pertama yang ia dengar dan lihat. Selain itu, orang tua juga merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya. Hal ini tersirat dimana saat orang tua memiliki seorang anak, mereka akan mengajarkan anaknya bagaimana cara berbicara, berjalan, makan dengan benar, serta kemana anak harus pergi ketika ingin buang air. 

Sebagai unit sosial terkecil, keluarga memiliki tanggung jawab untuk mengemban fungsi eduktatif. Hal ini disebabkan di dalam keluarga anak mulai mengenal pendidikan, Sebagai pilar strategis, di dalam keluarga anak mulai diperkenalkan dengan berbagai masalah nilai budaya, moral, keterampilan, 

 Keberhasilan dan kegagalan pendidikan agama, moral, nilai, dan keterampilan anak sangat ditentukan oleh kemampuan keluarga dalam menjalankan fungsi edukatifnya. Akan tetapi, pada kenyataannya masyarakat masih resah terkait pendidikan ahlak dan moral anak yang masih sangat memprihatinkan,Kenyataan ini tentu harus mulai dikikis secara perlahan-lahan dengan cara melakukan instrospeksi dari segenap masyarakat ataupun keluarga,

"Ki Hajar Dewantara sejak 1935 telah mengingatkan bahwa keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat merupakan tri sentra pendidikan. Kemitraan yang baik di antara ketiganya yang dilandasi semangat gotong royong diharapkan dapat mendukung terciptanya ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya prestasi," demikian dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Ir Harris Iskandar PhD dalam sambutannya pada buku Petunjuk Teknis Penguatan Kemitraan Keluarga, Satuan Pendidikan, dan Masyarakat di Sekolah Dasar.( Tribun News) 

Peran dari tri sentra pendidikan tersebut jelas sangat dibutuhkan demi suksenya  pendidikan anak bangsa. Terlebih di era informasi yang sudah tanpa sekat ini, semua informasi mudah diakses melalui jaringan internet, di sinilah peran orang tua sangat menentukan bagai mana seorang anak akan terjaga dari dampak negatif dari informasi internet yang cenderung akan menjerumuskan pendidikan anak. Namun semua itu tidak akan maksimal dalam memantau perkembangan pendidikan anak, jika hubungan komunikasi antara orang tua dan sekolah tidak kuat.

Faktanya masih banyak para orang tua yang kurang memahami akan kebutuhan anak terhadap pendidikanya, banyak orang tua lebih mengenyampingkan pendidikan di dalam keluarga dan memilih mencari nafkah diluar rumah dengan dalih untuk  membuat masa depan anak cerah, Mereka masih menganggap dengan tolok ukur materi  semua keberhasilan dan kesuksesan anak akan tercipta, Padahal harta bukanlah hal utama keberhasilan seorang anak

Sehingga  banyak dampak dampak negatif yang terjadi bisa di lihat dari maraknya kenakalan remaja yang baru baru ini terjadi semakin meluas di kalangan anak sekolah, seperti tawuran , sexs bebas sampai terjadi penyalahgunaan narkoba dan masih banyak lagi kenakalan kenakalan di kalangan anak anak sekolah, ini yang menjadikan kita semakin khawatir terhadap perkembangan para anak anak bangsa yang semakin jauh dari moral moral keagamaan, Semua ini tak lepas dari faktor keluarga yang kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak,

Layaknya kertas putih yang masih polos, anak akan menampilkan hasil tulisan apapun yang kita buat, baik buruk tulisan itu tergantung dari peran keluarga yang berperan sebagai pena penulis,

 Untuk itu seharus orang tua menyadari dan orang tua diberikan kesadaran baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat bahwa anak merupakan anugerah terindah sekaligus amanah dari Tuhan untuk  dijaga.   Maka Anak akan merupakan tanggung jawab orang tua terhadap Tuhan dan sesama, karena itu harus dilakukan dengan kesungguhan.

Dari sini jelas bahwa perkembangan kepribadian anak bermula dari keluarga, Dalam hal ini hendaknya orang tua harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, Kita masih sering melihat banyak orang tua yang hanya bisa  menasihati anaknya tapi masih belum bisa memberi tauladan yang baik . Hal ini akan mengakibatkan anak tidak sepenuhnya mengambil nilai dan norma yang ditanamkan. 

Untuk itu penulis berfikir dan menyarankan peran keluarga harus dapat di pahami untuk para orang tua apa yang di butuh kan anak dan apa yang harus di lakukan ,dan segera di terapkan penguatan peran keluarga ini dengan harapan pendidikan anak bangsa akan semakin membaik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun