Tasamuh merupakan sikap menghormati orang lain dalam melaksanakan hak-haknya. Tasamuh sendiri berasal dari kata “samaha” yang dapat diartikan tenggang rasa atau bisa disebut toleransi. Jadi tasamuh adalah sikap mudah berinteraksi, fleksibel dalam berperilaku dan tidak merasa terbebani oleh keberagaman yang ada. Oleh karena itu, tasamuh merupakan sikap sabar dan menahan diri untuk tidak menganggu dan melecehkan orang lain.
Sikap toleransi sendiri sebenarnya berkaitan dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang mempunyai berbagai macam suku, ras, budaya, dan agama. Hal itu mempengaruhi tingkah laku dan pola pikir tiap individu. Jadi dibutuhkan peran toleransi yang menengahi jalan pikir mereka. Kemajemukan masyarakat diindonesia menjadi sebuah daya tarik sendiri yang tidak dipungkiri akan menjadi hal yang negative dan wajib diwaspadai terutama dalam hal keutuhan NKRI.
Dalam islam keberagaman dan toleransi bukanlah suatu hal yang baru. 10 abad sebelum diberlakukannya Undang-Undang Toleransi di Eropa pada tahun 1689, islam mempraktikan toleransi terhadap perbedaan. Bukti dari toleransi sendiri terlihat dalam piagam madinah yang menetapkan bahwa semua kelompok agama dan etnis di madinah mempunyai hak, perlakuan dan kewajiban yang sama tanpa memaksakan kehendaknya terhadap kelompok lain dari sudut pandang agama atau perspektif sosial. Pengakuan persamaan hak ini tidak lepas dari peran Rasulullah untuk menyelesaiakan sebuah masalah perbedaan.
Begitulah ajaran islam mengajarkan toleransi, sehingga membantu meningkatkan hubungan yang harmonis antar sesama manusia sehingga tercipta sebuah ketertiban dalam lingkup kehidupan. Toleransi ini dapat berkelanjutan jika masing-masing individu mengikuti dan memahami beberapa hal dengan baik.
Pertama, islam yang memiliki pedoman utamanya berupa Al-Qur’an dan Hadits mengajarkan bahwa perbedaan merupakan fitrah manusia, sebab manusia yang satu degan lainnya memiliki tingkat pemahaman intelegensi yang berbeda.
Kedua, ilmu pengetahuan merupakan kunci dalam menyikapi situasi dan kondisi apapun.semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi sikap toleransi nya. Sehingga orang yang banyak tahu akan menyikapi sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang sehingga tidak gampang mengahakimi.
Ketiga,menyelesaikan perbedaan bertumpu pada landasan akhlak mulia, keterbukaan pikiran dan komunikasi atau dialog yang baik. Sejak saat itu, islam telah menetapkan pedoman yang kokoh dan kerjasama yang harmonis antar umat islam. Dan kewajiban saling menghormati dan menyayangi antar sesama umat manusia.
Dengan menerapkan 3 aspek tersebut, keutuhan NKRI akan terjaga dengan sendirinya. Dengan sikap saling merhargai niscaya akan dijauhkan dari pertengkaran dan membangun Indonesia yang lebih maju tanpa menhilangkan ketentuan yang ada di Indonesia. Seperti UUD 1945, Pancasila dan perundang-undangan yang ada.
Refrensi :
Anwar Choirul, Islam dan Kebhinekaan di Indonesia: Peran Agama dalam Merawat Perbedaan, (Jakrta: Jurnal Pemikiran Islam, 2018)
Jamarudin Ade, Membangun Tasamuh Keberagaman dalam Perspektif Al-Quran, (Riau:media komunikasi umat beragama,2016)