Mohon tunggu...
Tahta Dzilli Arsyika
Tahta Dzilli Arsyika Mohon Tunggu... Lainnya - .

Mahasiswa FISIP UHAMKA Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Mall Rongsok, Menyulap Rongsokan Menjadi Cuan

13 Juli 2022   10:03 Diperbarui: 13 Juli 2022   10:28 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang terbesit pertama kali dalam pikiran anda semua tentang mall? Pastinya identik dengan tempat nyaman yang menjual barang baru serta kebutuhan yang bagus dan bermerek. Lalu apa jadinya jika sebuah mall berlatar bangunan semi-permanen berdiri dari barang bekas serta menjual barang-barang bekas? Seperti yang dilakukan oleh seorang pria bernama Nurcholis Agi, ia merupakan pengusaha barang bekas yang terkenal di wilayah kota Depok.

Pria ini menamai tempat usahanya dengan nama “Mall Rongsok”. Berangkatdarisebuahhobiseorang mantan teknisi priabernamaNurcholisAgibermula suka menyukai nongkrong di tempat rongsokan, karena suka ia mulai mencaribarangbekaslaludiservisdandijual kembali,itulah yang menjadi awal mula berdirinya Mall Rongsok di Jalan Bungur Raya, Kecamatan Beji, Kota Depok.

Beberapa pelanggan di lantai 1 
Beberapa pelanggan di lantai 1 

Kegiatan mengumpulkan barang bekas ini rutin dilakukan oleh Nurcholis Agi hampir setiap hari, barang yang dikumpulkan bertambah banyak, lalu diservis dan dijual belikan. Hal tersebut membuat Nurcholis Agi menciptakan suatu ide untuk membuka mall yang menjual khusus barang rongsok. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2006 berdirilah tempat dengan nama Agi Elektronik, tempat ini belum bernama mall rongsok karena Agi masih menganggap bahwa barang yang ia punya belum terlalu banyak dan tempat yang ditempatinya masih relatif kecil, sehingga belum bisa dibilang mall. Setelah usahanya kian membaik dan berkembang, barulah pada tahun 2010 ia mendirikan Mall Rongsok, yang awal mula bangunannya hanya seluas 100 m persegi, kini bertambah menjadi 800 m persegi serta berlantai 3.

Founder mall rongsok sedang menjamu saya dan tamunya di lantai 3
Founder mall rongsok sedang menjamu saya dan tamunya di lantai 3

Setelah berdiri kurang lebih 12 tahun, kini Mall Rongsok telah memiliki dua cabang di Cinere dan Bogor, namun tempatnya yang terletak di Cinere tutup untuk sementara waktu. Terdapat satu cabang lagi yang tidak jauh dari lokasi pusat, tepatnya berada di samping jalan tol Kukusan, Beji.. Meskipun usaha Mall Rongsok sudah berkembang dan sukses, Nurcholis tidak ingin berhenti mengembangkan usahanya. Selain Mall Rongsok, saat ini ia juga sedang menjalani usaha lain yaitu Wisata Rongsok dan Rumah Surga.

Konsep “RumahSurga" yang dimaksud adalah wujud kepedulian Nurcholis pada lingkungan sekitar, beliau berkata saat ini masih dirancang konsepnya dan dibisnisnya yang ke-29 ini akan ia bangun memakai konsep semuanya free. Ia akan membangun bisnis ini di atas sungai Ciliwung dengan lima lantai.

Suasana bagian dalam Mall Rongsok
Suasana bagian dalam Mall Rongsok

Lantai dasar ada sungai untuk PLTA, lantai satu akan berisi workshop, lantai dua untuk tempat tinggal, lantai tiga untuk tempat kumpul dan ngobrol, lalu lantai empat berisi tanaman hidroponik, dan lantai lima akan ada kincir angin, jadi listrik semuanya akan gratis, Ujar Nurcholis. Karena menurut beliau listrik adalah hal yang paling penting.

Mall Rongsok menyediakan ratusan bahkan ribuan barang rongsok mulai dari perabotan, elektronik, furniture hingga sepeda motor. Barang-barang itu bias didapatkan dari berbagai macam tempat dan cara, namun Nurcholis paling sering mendapatkan barang rongsok dari mengikuti lelang barang-barang restoran dan perkantoran di Jakarta. Ia juga sering mendapatkan barang dari orang-orang yang ingin pindah rumah yang kemudian dijual kepada Nurcholis. Bahkan ketika kunjungan tadi saya menemukan kursi bekas dari gedung MPR. 

Kursi anggota dewan pun ada di sini
Kursi anggota dewan pun ada di sini

“Awal terbentuknya Mall Rongsok itu idenya sudah ada sejak tahun 1998, karena dulu saya emang hobi nongkrong di tempat rongsok. Jadi dulu saya mencari barang bekas karena saya ada kemampuan ngoprek, maka barang bekas itu saya perbaiki kemudian barulah saya jual. Uang hasil itu saya pakai untuk jajan atau makan di mall lumayan bisa sampai 100 ribuan, dan itu sering kali saya lakukan. Suatu hari saya terbesit ketika saya jajan di mall, kenapa saya tidak buat mall tapi yang dijual adalah barang bekas atau rongsok yang masih bisa digunakan, dari situlah saya berniat membuat mall rongsok yang awalnya bernama Agi elektronik.” Pungkas Nurcholis

Nurcholis saat ini sudah memiliki 20 pegawai yang bertugas menjadi tukang las, tukang servis elektronik, tukang kayu, dan beberapa bertugas melayani konsumen dan menjadi pengemudi. Untuk keperluan financial dan promosi dipegang oleh Nurcholis dan istri.

Berkat usaha uniknya ini Nurcholis sudah muncul di beberapa media berita bahkan beliau pernah di undang dalam acara talk show “Hitam Putih” yang dipandu oleh Dedy Corbuzier saat itu. Usaha yang dilakukannya cukup unik dan berdampak baik untuk lingkungan sekitar, karena menampung barang bekas dari berbagai elemen masyarakat hingga bahkan instansi dan perusahaan lalu didaur ulang atau dimanfaatkan kembali agar barang bekas tersebut menjadi berguna lagi.

Infografis Mall Rongsok
Infografis Mall Rongsok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun