"Anak-anak Bapak ke mana Pak?"
"Ada di Jakarta dua orang, satu punya kios di deket Senen, satu lagi di Jakarta Timur."
Pilihan hidup seperti ini dilakoninya semata-mata untuk bertahan hidup dengan cara yang halal, tanpa mau menggantungkan nasib dan meminta-minta pada dua anaknya yang bisa dbilang hidup berkecukupan di Ibu Kota ini.
Kebaikan hidup masih ia peroleh dari orang-orang di sekitarnya, yang bukan saudaranya sendiri. Masih ada orang baik ketika sepeda satu-satunya raib saat tertidur dan beberapa ibu-bu PNS di Kementerian Dalam Negeri memberinya uang untuk membeli sepeda bekas. Atau pemilik sebuah gedung di dekat Kios Es Krim Ragusa, deket Hotel Sriwijaya, yang memperbolehkan tempat security gedung itu sebagai hotel bagi Pak Mul, setiap malam, karena dia sudah tak sanggup membayar kontrakan.
Baginya, hidup dijalani saja, apa adanya, dan tetap bersyukur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H