Emiten Grup Bakrie yang bangkit adalah Bumi seiring dengan mulai naiknya harga batu bara. Meski ekuitasnya minus US$2,86 miliar dan pendapatan turun menjadi US$18 juta per September tahun lalu, tapi Bumi mampu mencetak laba bersih US$73 juta dari sebelumnya rugi bersih setelah efisiensi dilakukan. Likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar ini pula membuat saham BUMI melesat, akhirnya dimasukkan oleh Bursa ke dalam Indeks LQ-45 bersama PP Properti Tbk dan PT XL Axiata Tbk.
Tahun ini, Dileep berharap kinerja bisnis Grup Bakrie, terutama Bumi, makin membaik. Tahun lalu produksi Bumi mencapai 86,5 juta metrik ton, naik 6,5% dari 2015 walaupun harga rata-rata (ASP) batu bara amblas 6% menjadi US$42,10 per metrik ton. Tahun ini, Bumi mematok produksi naik 5-7% dan berharap ASP naik setidaknya 30%. “Outlook harga batu bara tahun ini optimistis, berharap PDB Indonesia bisa akselerasi lebih kuat dengan penguatan harga batu bara dan sawit,” kata Dileep.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H