Mohon tunggu...
taher heringuhir
taher heringuhir Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Karyawan di TV bursa efek Indonesia, IDX Channel. www.tahersaleh.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pulang, dari Tere Liye

10 Januari 2016   12:14 Diperbarui: 10 Januari 2016   14:19 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan kutipan ini membuat saya terharu:

“Sungguh, maafkan Bapak yang tidak pernah memelukmu sejak kau beranjak remaja, terlalu besar gengsi yang Bapak miliki untuk melakukannya. Juga maafkan Bapak yang tak pernah surat menyatakan rindu, terlalu tinggi ego yang Bapak tanam sehingga semua sudah terlanjur semakin sulit.

Tampaknya Tere juga menghabiskan banyak waktu untuk meriset mafia, penembak jitu, pesawat jet, helikopter, dan shadow economy. Bagaimana Tere menggambarkan karakter seorang sniper, ditel pistolnya, tekniknya, cara hidup ninja dan sebagainya. Dia juga meriset ditel beberapa wilayah di Filipina, Hong Kong, Makau, latar dari peristiwa yang dialami Bujang di luar negeri saat menyelesaikan konflik tingkat tinggi. Novel ini layak difilemkan.

Kekurangan novel ini barangkali dari sisi adegan aksi, yang pada beberapa bagian masih agak dipaksakan. Mungkin karena standar saya agak tinggi untuk urusan beginian mengingat saya suka sekali film mata-mata dan thriller. Bagi saya tokoh antagonis, yang berkhianat juga bisa terdeteksi. Kekurangan lainnya bisa jadi soal narkoba dan seks yang dihilangkan, tak ada cerita polisi, tidak ada keterlibatan pemburu cerita atau wartawan. Yang kurang sempurna juga dari novel ini barangkali percintaaan. Bumbu percintaan Bujang pada lawan jenis tampaknya memang benar-benar dihilangkan oleh Tere.

Tapi terlepas dari itu, novel ini gila, seru, dan romantis.

“Sungguh, sejauh apa pun kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami untuk pulang.”

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun